Pesawat Terbang Tak Akan Dapat Pergi Ke Luar Angkasa

Pesawat dapat terbang akibat gaya angkat pada sayapnya. Besar gaya angkat tergantung dari kecepatan pesawat dan kerapatan udara. Akibatnya, pada ketinggian jelajah, pesawat akan bergerak mengikuti lengkungan Bumi secara otomatis.

Kaum Bumi datar mengklaim pesawat perlu terus menukik ke bawah supaya tidak terbang ke luar angkasa. Faktanya, pesawat otomatis terbang mengikuti lengkungan Bumi, dan tidak akan pernah dapat ke luar angkasa, walaupun pilot dengan sengaja berusaha untuk melakukannya.

Pada ketinggian yang lebih tinggi, kerapatan udara akan berkurang. Akibatnya gaya angkat pesawat menjadi lebih kecil. Suatu saat gaya angkat pesawat tidak akan dapat mengimbangi beratnya, dan pesawat tidak dapat naik lebih tinggi lagi.

Pada ketinggian yang lebih tinggi, oksigen akan menjadi lebih sedikit. Akibatnya gaya dorong pesawat menjadi lebih kecil.

Jika pesawat diarahkan ke luar angkasa, maka pesawat akan menyudut relatif terhadap arah beratnya. Artinya komponen gaya angkat yang mengimbangi beratnya juga semakin kecil.

Selain beberapa pesawat tempur, gaya dorong pesawat lebih kecil daripada beratnya. Tanpa ada gaya angkat, gaya dorong tidak akan dapat mengimbangi berat pesawat.

Pesawat komersil didesain stabil terhadap arah gravitasi (longitudinal static stability). Jika tidak ada input dari pilot, pesawat akan secara otomatis meluruskan posisi agar tegak lurus terhadap arah gaya berat.

Karena alasan-alasan tersebut, pesawat tak mungkin pergi ke luar angkasa, dan akan mengikuti lengkungan Bumi secara otomatis. Jika pergi ke luar angkasa semudah itu, maka kita tidak perlu menggunakan roket yang biayanya jauh lebih mahal untuk dapat ke luar angkasa.

Referensi