Eksperimen “Bedford Level” Membuktikan Lengkungan Bumi

Tahun 1870, Alfred Russel Wallace menjawab tantangan penganut Bumi datar, dan berhasil membuktikan lengkungan Bumi pada percobaan Bedford Level.

Wallace melakukan eksperimen di Kanal Bedford. Beliau memasang pita hitam di jembatan Old Bedford, dan melihatnya melalui teleskop dari jembatan Welney sejauh 6 mil. Di tengah keduanya, dipasang tiang dengan dua piringan. Baik teleskop, piringan atas, dan pita hitam dipasang pada ketinggian yang sama di atas air.

Dari pengamatan melalui teleskop terlihat bahwa kedua piringan terlihat di atas pita hitam, membuktikan bahwa lengkungan Bumi memang benar nyata.

Penganut Bumi datar yang melakukan tantangan, Hampden, adalah pengikut Rowbotham, seorang oknum pencetus Bumi datar yang melakukan percobaan mengamati kapal dari ujung Kanal Bedford. Pada percobaannya, kapal di ujung kanal dapat terlihat melalui teleskop dari ujung kanal yang lain.

Rowbotham mendeklarasikan bahwa Bumi datar dari percobaan ini. Namun, dia tidak memperhitungkan efek refraksi. Hal ini diantisipasi oleh Wallace dengan memodifikasi percobaan Rowbotham dengan dua cara:

  • Memindahkan seluruh percobaan 4 meter (13’3″) di atas permukaan air untuk meminimalkan efek refraksi. Rowbotham melakukan kesalahan dengan melakukan percobaan hanya 20 cm (8 inch) di atas permukaan air, sehingga efek refraksi akan sangat berpengaruh.
  • Menambah titik pengamatan di tengah kanal. Dengan cara ini, jika ada kelengkungan, maka akan dapat dengan mudah diamati.

Hasilnya, Wallace berhasil membuktikan kelengkungan Bumi. Sayangnya, sifat jujur memang bukan kelebihan dari kaum Bumi datar, termasuk juga Hampden. Setelah kalah, dia tidak merelakan uang tantangan kepada Wallace. Dia bahkan berkali-kali masuk keluar penjara karena melakukan ancaman kepada Wallace dan rekan-rekannya.

Cerita Lengkap

Pada majalah Scientific Opinion, 12 Januari 1870, John Hampden, seorang penganut Bumi datar dan pengikut Samuel Rowbotham, menantang ilmuwan untuk membuktikan adanya kelengkungan air, dan menawarkan £500 sebagai hadiah untuk siapapun yang dapat membuktikannya.

Alfred Russel Wallace mengira bahwa dia akan mendapatkan uang dengan mudah. Beliau menjawab tantangan tersebut dan melakukan eksperimen di Sungai Bedford yang lurus dan panjangnya 6 mil (9,7 km).

Nama ini tak akan asing bagi kamu yang mempelajari Biologi, dia adalah Alfred Wallace yang sama yang pada tahun 1859 melakukan penelitian ekologi di Indonesia. Beliau menarik garis yang dinamakan ‘Wallace Line’ antara Kalimantan-Sulawesi dan Bali-Lombok yang memisahkan kedua daerah yang memiliki pola ekologi yang berbeda tersebut.

Wallace yang memiliki pengalaman di bidang Geodesi membuat rancangan eksperimen sebagai berikut:

“Pada jembatan Old Bedford dipasang kain dengan pita hitam di tengahnya, dengan ketinggan yang sama dengan jembatan Welney, sedemikian sehingga teleskop yang dipasang di jembatan Welney akan sama tinggi dengan pita tersebut. Pada titik tengah antara keduanya, dipasang sebuah tiang dengan dua buah indikator yang jaraknya 4 feet (1,2 m). Tiang dipasang sedemikian sehingga indikator atas sama tinggi dengan pita hitam dan posisi teleskop.

Jika permukaan air rata, maka di teleskop akan terlihat indikator atas sejajar dengan pita hitam. Jika air melengkung, maka indikator atas akan berada di atas pita hitam sekitar 5 ft 8 inch (1,7 m), dan karena refraksi akan berkurang menjadi sekitar 5 ft (1,5 m).”

Ilustrasi di atas menggambarkan rancangan eksperimen ini. Gambar atas adalah skenario apabila permukaan air melengkung, dan gambar bawah adalah skenario apabila air rata. Percobaan ini disetujui oleh semua pihak, termasuk Hampden dan wasit yang terlibat.

Saat eksperimen dilakukan, Wallace selalu didampingi oleh Hampden, atau wasit, dan memastikan ketinggian ketiga objek tersebut sama.

Saat dilakukan pengamatan melalui teleskop, yang terlihat adalah sebagai berikut:

Jelas terlihat kedua indikator terlihat berada di atas pita hitam, dan hipotesis Wallace adalah yang benar. Namun Hampden tidak terima, dia berdalih bahwa teleskop tidak datar dan tidak memiliki cross-hair. Ini tentunya alasan yang dibuat-buat dan tidak ada relevansinya dengan percobaan yang dilakukan.

Walaupun demikian, Wallace mengikuti permintaan tersebut dan meminjam waterpas dan teleskop dari temannya. Pada pengamatan kedua, terlihat hasilnya tetap sama.

Wallace juga melakukan percobaan ke arah sebaliknya. Wallace memasang bendera di jembatan Welney dan memindahkan teleskop ke jembatan Old Bedford. Hasilnya juga sama: kedua indikator terlihat di atas bendera.

Untuk seluruh eksperimen yang dilakukan, terlihat bahwa kedua indikator di titik tengah berada di atas pita hitam/bendera, sehingga dapat disimpulkan bahwa permukaan air melengkung seperti gambar di bawah ini.

Sebenarnya Wallace merancang percobaan secara berat sebelah dengan keuntungan di sisi Hampden. Yaitu dengan membuat indikator kedua berjarak 4 ft di bawah indikator atas untuk memastikan Hampden menerima tantangan tersebut.

Seluruh wasit dan perwakilan Hampden setuju bahwa Wallace telah memenangkan sayembara tersebut. Tetapi bukan penganut Bumi datar jika bersifat sportif. Hampden justru meminta agar uangnya dikembalikan!

Saat itu uang masih berada di tangan wasit, dan belum diserahkan kepada Wallace. Sayangnya pengadilan justru memutuskan bahwa uang tersebut masih milik Hampden karena belum diserahkan kepada Wallace, mungkin karena tidak ada perjanjian tertulis yang berlaku di mata hukum.

Bukan hanya itu, selama 16 tahun berikutnya, Hampden berkali-kali melakukan ancaman kepada Wallace dan orang-orang yang terlibat dalam sayembara tersebut, termasuk salah satu wasitnya.

Hampden mengirim surat kepada orang-orang yang dikenal Wallace, dan menuduh Wallace adalah pembohong. Bukan hanya itu, istri Wallace juga mendapatkan surat yang isinya ancaman pembunuhan. Untuk ancaman ini, Hampden dikenakan hukuman penjara 3 bulan. Tetapi setelah bebas, dia kembali lagi melakukan tindakan tersebut.

Yang terjadi berikutnya adalah Hampden melakukan tindakan kejahatan berulang kali yang menyebabkan beberapa kali berurusan dengan hukum:

  • Tahun 1871, salah satu wasit sayembara tersebut menuntut Hampden atas pencemaran nama baik. Hampden dihukum penjara selama 1 tahun.
  • Januari 1871, Wallace menuntut Hampden atas pencemaran nama baik. Pengadilan memutuskan Hampden harus membayar Wallace £600. Tetapi Hampden dengan cerdik telah mengalihkan seluruh hartanya kepada menantunya, sehingga tidak memiliki harta sepeserpun. Justru Wallace yang perlu membayar ongkos pengadilan atas kasus tersebut.
  • Oktober 1872, Wallace kembali menuntut Hampden atas pencemaran nama baik. Pengadilan memaafkannya karena Hampden meminta maaf melalui beberapa surat kabar.
  • Januari 1872, Hampden kembali melakukan pencemaran nama baik, dan ‘terpaksa’ memuat permintaan maaf melalui beberapa surat kabar.
  • Namun beberapa bulan kemudian, Hampden kembali melakukan pencemaran nama baik, dan dia dihukum penjara selama dua bulan.
  • Maret 1875, Hampden kembali dipenjara atas tuntutan pencemaran nama baik, kali ini selama satu tahun, dan dua tahun dalam pengawasan. Tetapi Hampden dibebaskan setelah 6 bulan.
  • Januari 1876, Hampden mengajukan tuntutan kepada Walsh, salah satu wasit untuk mendapatkan kembali £500 hadiah sayembara. Tetapi karena Wallace memiliki piutang sebesar £687 akibat tuntutan sebelumnya, Wallace mencoba membayar menggunakan piutang tersebut. Masalahnya adalah Hampden dengan pintar membuat dirinya bangkrut, dan mentransfer seluruh asetnya ke menantunya. Pada akhirnya Wallace perlu membayar seluruh biaya pengadilan sebesar £277, belum termasuk biaya lain-lain.
  • Tahun 1878, Hampden kembali menyebarkan surat-surat kaleng kepada rekan-rekan Wallace.
  • Tahun 1885, Hampden mengirim surat kepada Huxley, presiden Royal Society, yang isinya mendiskreditkan Wallace.

Wallace pikir dia akan mendapatkan uang £500 dengan mudah, dan ini hanyalah masalah sains. Ternyata jauh dari itu, Wallace perlu keluar uang dan waktu cukup banyak untuk berurusan dengan oknum Hampden. Ini bukan hanya masalah sains, tetapi juga masalah psikologis.

Ini adalah pelajaran berharga bagi siapa saja yang berniat melakukan hal serupa.

Tantangan Lain di Dalam Negeri: Rp 1 juta untuk Pembuktian Periode Gerhana Menggunakan Hukum Newton

6 Juli 2007, seorang penganut Bumi datar dengan inisial FT mengajukan tantangan sebesar 1 juta Rupiah untuk siapa saja yang dapat membuktikan periode gerhana Siklus Saros menggunakan Hukum Newton.

Tantangan ini dijawab dengan baik oleh rekan Haruda Tak yang berhasil menggunakan Hukum Newton untuk membuktikan periode gerhana.

Hasilnya? Sama seperti Hampden, FT juga tidak sportif, dan dia tidak mengakui kekalahannya. Hampden dan FT boleh saja tidak kehilangan uangnya, tetapi yang jelas mereka sama-sama sudah kehilangan harga dirinya.

Referensi