Cognitive Dissonance

Cognitive dissonance adalah tekanan psikologis saat seseorang memiliki ide-ide yang saling bertentangan secara bersamaan. Kaum Bumi datar sering mengalami cognitive dissonance saat mereka mendapatkan bukti yang menyangkal Bumi datar.

Jika kaum Bumi datar tidak mampu menerima kenyataan tersebut, mereka akan berusaha mengurangi ketidaknyamanan mental tersebut dengan mengekspresikan emosi negatif, seperti marah dan mencemooh. Mereka juga akan berusaha mencapainya dengan jalan membatasi sumber informasi yang bertentangan tersebut, misalnya dengan memblokirnya di media sosial, agar mereka dapat mundur ke dalam komunitas yang sepemikiran, dan mencegah dirinya untuk mendapatkan bukti-bukti yang tidak nyaman untuk didengar.

Fenomena ini juga dapat terjadi tanpa informasi yang membuktikan Bumi tidak datar. Konsep Bumi datar tak dapat menjelaskan seluruh fenomena alam yang terjadi secara menyeluruh. Tetapi untuk setiap fenomena alam yang ditemui, mereka harus membuat penjelasannya satu per satu, yang seringkali saling bertentangan. Untuk menutupi ketidaknyamanan mental tersebut, mereka akan menutupinya dengan emosi. Ini sebabnya pada penganut Bumi datar, sangat jauh lebih dominan emosi daripada logikanya. Logika akan memperjelas konflik antara penjelasan yang ada dalam konsep Bumi datar, sedangkan emosi akan menyembunyikannya.

Pada media sosial, sebagian dari mereka akan melakukan banning atau blocking. Tujuannya adalah untuk meminimalkan informasi yang bertentangan, agar mereka bisa kembali ke echo chamber-nya, yaitu tempat dimana informasi yang diterima hanyalah yang sesuai dengan seleranya. Itu sebabnya mereka akan dengan cepat memblokir anggota yang membawa informasi yang tak nyaman ke dalam grup-grup yang mereka kelola.

Bagi mereka, Bumi datar adalah bagian dari keyakinan utama yang harus dipertahankan sampai titik darah penghabisan. Akibatnya, sangat sulit bagi mereka untuk memproses informasi yang bertentangan, dan mereka akan berusaha untuk meminimalkannya sebisa mungkin.

Emosi Pada ‘Penganut’ Bumi Bola

Penganut Bumi datar sering menuduhkan ‘cognitive dissonance’ kepada kita semua, pihak-pihak yang berseberangan dengan mereka. Mereka salah. Pada model Bumi bulat, segala pengamatan konsisten satu sama lain. Tak ada tekanan mental untuk menghubungkan beberapa pengamatan yang saling bertentangan.

Apabila ada di antara kita ada yang emosi, hal tersebut umumnya tidak dilakukan untuk merekonsiliasi pertentangan-pertentangan internal yang ada dalam batin kita. Emosi biasanya terjadi karena dua hal berikut ini:

  1. Frustasi karena penganut Bumi datar tidak mampu untuk mengerti penjelasan kita.
  2. Tersinggung karena dituduh berbuat tidak baik oleh penganut Bumi datar. Ini akibat konsep Bumi datar mensyaratkan penganutnya untuk memfitnah atau su’udzon terhadap banyak pihak lain; dan tidaklah mungkin menjadi penganut Bumi datar tanpa fitnah atau su’udzon.

Dalam konteks kasus Bumi datar, emosi yang disebabkan oleh cognitive dissonance tidak dapat terjadi pada ‘penganut’ Bumi bola.

Mereka menuduh kita semua menderita ‘cognitive dissonance’ adalah karena mereka ‘mengalamatkan’ kondisi mental mereka kepada kita semua. Fenomena psikologi ini dinamakan proyeksi psikologis (psychological projection). Mereka secara tidak sadar menolak sifat buruk yang ada pada diri mereka, dan menuduhkan sifat buruk tersebut kepada pihak lain.

Referensi