Salah Kaprah “Eksperimen” Kaum Bumi Datar

Featured Video Play Icon

Sering kita lihat kaum Bumi datar membuat sebuah model fisik miniatur sebagai ‘bukti’ yang mendukung Bumi datar atau melawan Bumi bulat. Modus operandi mereka adalah mengamati kejadian pada model yang mereka buat sendiri. Jika menggambarkan sebuah kejadian yang sangat spesifik pada objek sesungguhnya, itu sudah cukup untuk mereka simpulkan bahwa itulah sebabnya objek sesungguhnya memiliki sifat yang sama.

Sebaliknya, jika sebuah objek nyata tak dapat dibuat model miniaturnya yang tetap memiliki sifat sama seperti objek aslinya, maka mereka simpulkan sifat dari objek yang sesungguhnya tersebut tidak ada.

Mereka keliru dan menganggap aksi semacam ini sebagai “eksperimen”.

Beberapa contoh dari “eksperimen” asal-asalan yang mereka lakukan:

  • Menuangkan air ke atas permukaan bola basket. Air tidak menempel pada bola. Mereka ‘simpulkan’ air laut harusnya tidak mungkin menempel jika Bumi bulat.
  • Menggunakan waterpas di atas permukaan globe. Waterpas tidak menunjukkan rata. Mereka ‘simpulkan’ Bumi tidak bulat.
  • Menggunakan berbagai macam lensa, prisma dan cermin untuk menunjukkan bahwa Matahari bisa terbenam di Bumi datar.

Tentunya tak dapat kita tarik kesimpulan seperti kesimpulan yang mereka ambil.

  1. Model tersebut tak dapat dikatakan sebagai ‘bukti’ sebagaimana sebuah model gerhana bukanlah bukti terjadinya gerhana.
  2. Hanya karena model tersebut berperilaku mirip dengan objek aslinya, bukan berarti objek aslinya juga berperilaku sama untuk hal yang lainnya.
  3. Mereka tak pernah membuktikan apakah sebuah model bisa mewakili objek aslinya, namun sudah bisa langsung menarik kesimpulan.
  4. Adanya model fisik bukanlah syarat sebuah penjelasan. Observasi dari objek yang sesungguhnya selalu merupakan bukti yang jauh lebih kuat.
  5. Sebuah model dibuat sebagai ‘bukti’ fenomena tertentu. Namun akan bertentangan dengan fenomena alam yang lain.

Hal-hal yang mereka anggap sebagai “eksperimen” tersebut hanya menunjukkan apabila mereka tak memahami apa yang ingin mereka buktikan.

Sebagai contoh, untuk membuktikan gravitasi salah, minimal mereka harus mengetahui apa itu gravitasi. Hanya karena mereka tak mampu memahami bukanlah bukti gravitasi tidak ada. Jika mereka memahami gravitasi, tentunya akan paham apabila “eksperimen” air pada bola tersebut tidak dapat dianggap sebagai bukti gravitasi tidak ada.