Eksperimen Aether Bukanlah Bukti Bumi Datar atau Diam

Aether adalah hipotesis materi yang berada pada luar angkasa. Hipotesis Aether dibuat karena diasumsikan cahaya membutuhkan medium untuk merambat. Pada akhir abad 19 dan awal abad 20 dilakukan beberapa eksperimen untuk membuktikan keberadaan Aether.

Penganut Bumi datar (dan juga penganut geosentris) sering menggunakan hasil dari eksperimen ini untuk mendukung pendapat mereka bahwa Bumi diam. Mereka salah. Eksperimen ini dilakukan untuk membuktikan apakah teori Aether, ataukah salah satu dari hipotesis tandingannya —seperti Teori Relativitas Khusus— dapat menjelaskan fenomena alam dengan lebih baik.

Tahun 1871, George Airy mencoba mengukur hambatan cahaya (drag of light) yang seharusnya akan mengubah aberasi cahaya. Dia menggunakan teleskop berisi air, dan bukan udara seperti biasanya. Airy tak berhasil mengamati adanya perbedaan, sehingga tak mendukung teori hambatan Aether, karena itu dinamakan “Airy’s failure“. Percobaan ini tak membuktikan Bumi datar dan diam karena fenomena dasarnya, yaitu aberasi bintang tahunan hanya dapat terjadi apabila Bumi bergerak mengelilingi Matahari.

Percobaan Michelson-Morley tahun 1887 membuktikan jika Bumi bergerak, maka Aether tidak mungkin ada. Eksperimen ini sendiri tak dapat membuktikan Bumi bergerak atau tidak. Fakta Bumi bergerak perlu disimpulkan dari eksperimen dan observasi di luar ini.

Tahun 1913, Georges Sagnac melakukan eksperimen dengan memutar interferometer. Dia menyimpulkan bahwa Aether terbukti, tetapi hal itu terjadi hanya karena dia tak menyadari adanya efek yang dinamakan Efek Sagnac. Efek ini digunakan saat ini pada giroskop optik dan tak dapat berfungsi apabila teori Aether benar.

Percobaan Michelson–Gale–Pearson tahun 1926 menggunakan interferometer raksasa yang dibuat untuk mendeteksi gerak rotasi Bumi dengan cara mengukur Efek Sagnac yang dihasilkan. Eksperimen tersebut berhasil, dan dapat membuktikan kecepatan rotasi Bumi yang disebabkan oleh gerak rotasi Bumi.

Referensi