Hipotesis Keliru Mengenai Pengamatan Objek di Kejauhan

Kaum Bumi datar gemar mengamati kenampakan objek di kejauhan, tetapi observasi tersebut tidak akan dapat membuktikan Bumi itu datar.

Pengamatan mengenai kenampakan objek di kejauhan paling jauh hanya dapat membuktikan Bumi tidak bulat dengan jari-jari 6371 km. Bumi datar hanya satu dari kemungkinan lain yang sangat banyak. Bisa saja Bumi tetap bulat, tetapi ukurannya jauh lebih besar.

Refraksi atmosfer akan membuat objek yang secara geometri sudah terhalang lengkungan Bumi untuk tetap terlihat sampai batas tertentu. Namun untuk analisis ini, kita pura-pura memiliki pengetahuan setingkat yang dimiliki kaum Bumi datar, yaitu bahwa kita tak memiliki pengetahuan mengenai refraksi atmosfer.

Dalam skenario terbaik, kaum Bumi datar akan memulai dengan pernyataan yang valid: “Jika Bumi bulat dengan jari-jari 6371 km, maka pengamat di ketinggian X seharusnya akan melihat Y dari objek berjarak D tertutup lengkungan Bumi.” Banyak kaum Bumi datar gagal pada langkah ini dengan tak memperhitungkan ketinggian pengamat. Tetapi seandainya mereka benar, mereka tetap tak dapat membuktikan Bumi datar dengan observasi ini.

Jika besar ketertutupan objek di kejauhan akibat lengkungan Bumi tak teramati, kaum Bumi datar akan mengambil kesimpulan keliru bahwa Bumi datar. Faktanya, dari observasi tersebut kita hanya dapat menarik kesimpulan Bumi tidak bulat dengan jari-jari 6371 km, dan Bumi datar hanya satu dari sekian banyak kemungkinannya. Tidak mungkin dengan positif membuktikan Bumi datar dari pengamatan seperti itu. Seandainya Bumi bulat dan berukuran 1000× lebih besar, hal tersebut juga akan memberikan hasil pengamatan yang sama.

Mengambil kesimpulan seperti itu adalah sesat pikir dilema keliru.

Referensi