Ibadah Islam, IPTEK, & Pembuktian Bumi Bulat

Ibadah Islam merupakan bukti Bumi bulat dalam hal bahwa kecocokan pengamatan astronomis terkait pelaksanaan ibadah dan hasil perhitungannya berdasarkan bentuk Bumi bulat selalu konsisten.

Kaum Bumi datar tak mampu menerima hal tersebut. Mereka beralibi dengan menunjukkan tak ada ketentuan Bumi bulat dalam tata cara ibadah, dan bahwa jaman dahulu ibadah dilakukan tanpa berurusan dengan bentuk Bumi.

Faktanya, agama hanya menetapkan kriteria pengamatan astronomis yang digunakan umat Islam untuk melaksanakan ibadahnya, yang memang tanpa berurusan dengan bentuk Bumi. Contoh: “Zuhur dimulai setelah Matahari melewati titik tertingginya (kulminasi).”

Bentuk Bumi bulat diketahui melalui pengamatan alam, dan bukan bagian dari dalil agama. Pengetahuan bahwa Bumi bulat digunakan oleh umat Islam untuk mempermudah pelaksanaan ibadah. Dengan IPTEK, umat Islam kini dapat mengatakan “Di Jakarta, pada tanggal 6 April 2022, Zuhur dimulai pukul 11:55 WIB.” Dan hal tersebut dapat diketahui jauh-jauh hari sebelumnya.

Kelompok yang tidak mampu memahami Bumi itu bulat tetap dapat melakukan pengamatan langsung seperti jaman dahulu untuk mengetahui waktu pelaksanaan ibadah. Namun hal tersebut tak mengubah kenyataan bahwa kecocokan antara pengamatan tersebut dan perhitungan menggunakan pengetahuan Bumi bulat merupakan bukti Bumi berbentuk bulat.