Geosentrisme Tidak Mendukung Model Bumi Datar

Featured Video Play Icon

Geosentrisme adalah penjelasan mengenai alam semesta dimana Bumi berada di pusatnya. Pada geosentrisme, benda-benda langit mengorbit Bumi. Geosentrisme adalah model alam semesta yang diakui selama sekitar 18 abad, sebelum pada akhirnya kita mengetahui bahwa Bumi mengorbit Matahari, atau dikenal sebagai heliosentrisme.

Kita sering mengamati kaum Bumi datar menggunakan argumen yang mendukung geosentrisme seakan-akan hal tersebut juga mendukung Bumi datar. Mereka salah. Pada geosentrisme, Bumi itu bulat dan terletak di pusat alam semesta. Geosentrisme tidak cocok dengan model Bumi datar, yang merupakan penjelasan yang jauh lebih primitif lagi.

Lanjutkan membaca “Geosentrisme Tidak Mendukung Model Bumi Datar”

Jarak Udara

Ketinggian jelajah pesawat jet komersil adalah 33000-42000 kaki (10000-12800 m), sangat kecil dibandingkan dengan jari-jari Bumi sebesar 6378 km. Akibatnya, jarak antara dua lokasi di Bumi pada ketinggian jelajah tidak jauh berbeda daripada jarak di permukaan.

Kaum Bumi datar mengklaim jika Bumi bulat, maka jarak yang ditempuh pesawat akan berlipat-lipat jarak di permukaan Bumi. Mereka salah. Jarak di ketinggian 33000 kaki hanya akan 0,16% lebih jauh daripada jarak di permukaan Bumi.

Matahari Terbenam di Puncak Gunung

Featured Video Play Icon

Pada saat Matahari terbenam, puncak gunung kehilangan cahaya Matahari lebih lambat daripada daerah di sekitarnya. Pengamat akan melihat bayangan naik dari bawah ke puncak gunung. Dan sebaliknya, saat Matahari terbit, puncak gunung mendapat sinar Matahari lebih dulu daripada daerah di sekitarnya, dan bayangan terlihat turun, mulai dari puncak gunung menuju dasarnya.

Fenomena ini terjadi karena Bumi bulat. Semakin tinggi sebuah lokasi, maka semakin lama durasi siang hari. Matahari akan terbit lebih awal dan terbenam belakangan.

Lanjutkan membaca “Matahari Terbenam di Puncak Gunung”

Kenampakan Puncak Gunung Membuktikan Bumi Bulat

Dari puncak sebuah gunung, kita dapat dengan mudah melihat puncak gunung lainnya di kejauhan. Dan kenampakan gunung-gunung lain tersebut dapat membuktikan bahwa Bumi itu bulat.

Lanjutkan membaca “Kenampakan Puncak Gunung Membuktikan Bumi Bulat”

Bumi itu Bulat dan Sungai Mississippi Tak Pernah Mengalir Naik Sepanjang Alirannya

Sungai Mississippi tak pernah mengalir naik, atau dengan kata lain mengalir ke lokasi yang lebih jauh dari garis yang sejajar dengan permukaan laut (geoid) sepanjang alirannya.

Penganut Bumi datar mengklaim bahwa jika Bumi itu bulat, maka Sungai Mississippi akan mengalir naik untuk mengatasi lengkungan Bumi. Mereka salah.

Lanjutkan membaca “Bumi itu Bulat dan Sungai Mississippi Tak Pernah Mengalir Naik Sepanjang Alirannya”

Sama Tinggi, Lebih Tinggi dan Lebih Rendah dalam Ilmu Bumi

Posisi yang lebih tinggi adalah lebih jauh dari pusat Bumi, relatif terhadap permukaan laut. Posisi yang lebih rendah adalah lebih dekat ke pusat Bumi, relatif terhadap permukaan laut. Dua buah posisi adalah sama tinggi apabila jaraknya sama dari permukaan laut.

Kaum Bumi datar tak mampu memahami hal tersebut. Bagi mereka, ‘rata’ artinya adalah rata dalam konteks pandangan/visual. Mereka salah. Jika berhubungan dengan Bumi dan permukaan Bumi, ketinggan diukur relatif terhadap referensi, yang biasanya adalah ketinggian permukaan laut. Lanjutkan membaca “Sama Tinggi, Lebih Tinggi dan Lebih Rendah dalam Ilmu Bumi”

Terusan Suez

Terusan Suez menghubungkan antara Laut Merah dan Laut Mediterania. Tinggi dari kedua laut tersebut praktis sama, tidak ada perbedaan yang terlalu jauh. Itu sebabnya Terusan Suez tidak menggunakan pintu air.

Kaum Bumi datar mengklaim Terusan Suez dibuat dengan mengabaikan lengkungan. Menurut mereka, jika Bumi bulat, maka bagian tengah dari Terusan Suez seharusnya digali dengan kedalaman 1666 kaki. Hal tersebut hanyalah ketidakpahaman semata. Permukaan air itu ekuipotensial, memiliki ketinggian yang sama. Jarak dari pusat bumi ke permukaan air laut praktis sama. Terusan Suez tidak perlu dibuat dengan menggali 1666 kaki di tengahnya, melainkan hanya perlu digali dengan kedalaman di bawah permukaan air laut.

Lanjutkan membaca “Terusan Suez”

Dilema Mengenai Bentuk Bumi yang Keliru

Ada beberapa model yang menjelaskan bentuk Bumi. Model-model tersebut memiliki perbedaan kerumitan dan akurasi untuk menggambarkan bentuk Bumi. Model-model yang berbeda tersebut adalah: bulat, elipsoid (oblate spheroid) dan geoid (seperti buah pir).

Kaum Bumi datar menganggap adanya beberapa penjelasan tersebut sebagai ‘bukti’ adanya pertentangan mengenai bentuk Bumi di kalangan ilmuwan. Mereka salah. Model-model Bumi tersebut adalah model yang valid, hanya berbeda dalam hal kerumitan dan akurasinya saja.

Lanjutkan membaca “Dilema Mengenai Bentuk Bumi yang Keliru”

Koreksi Grid — Pengaruh Bentuk Bumi Bulat dalam Pembagian Wilayah

Beberapa negara membagi wilayahnya menjadi banyak daerah kecil berbentuk segi empat. Tetapi Bumi itu Bulat, dan tidaklah mungkin membagi permukaan yang melengkung menjadi daerah-daerah segi empat dan tetap mempertahankan besarnya sudut, jarak dan luas dengan sempurna.

Untuk mengatasinya, ahli survey mengimplementasikan koreksi grid. Pada setiap jarak tertentu, batas wilayah digeser satu sama lainnya. Dengan demikian, luas daerah yang sama di setiap daerah dapat dipertahankan sebisa mungkin dengan mengorbankan lurusnya batas wilayah.

Jika Bumi datar, maka kita tak perlu melakukan hal ini, dan kita akan dapat membagi wilayah menjadi daerah-daerah segi empat dengan sempurna.

Lanjutkan membaca “Koreksi Grid — Pengaruh Bentuk Bumi Bulat dalam Pembagian Wilayah”

Gelombang Seismik: Memetakan Inti Bumi

Gelombang seismik adalah gelombang yang merambat di bagian dalam Bumi. Getaran di Bumi —seperti gempa Bumi, gunung meletus, tanah longsor, atau ledakan buatan manusia— akan menghasilkan gelombang seismik yang merambat melalui bagian dalam Bumi dan akan sampai ke bagian Bumi yang lain. Dari jenis gelombang seismik yang diterima, kita dapat mengetahui komposisi inti Bumi.

Penganut Bumi datar mengira tidaklah mungkin mengetahui inti Bumi karena tak seorang pun pernah ke inti Bumi. Mereka salah. Dengan ilmu seismologi, kita dapat memetakan inti Bumi tanpa perlu mendatangi inti Bumi secara fisik.

Lanjutkan membaca “Gelombang Seismik: Memetakan Inti Bumi”

Bumi itu Bulat dan Sungai Amazon Tak Pernah Mengalir Naik Sepanjang Alirannya

Sungai Amazon tak pernah mengalir naik, atau dengan kata lain mengalir ke lokasi yang lebih jauh dari garis yang sejajar dengan permukaan laut (geoid) sepanjang alirannya.

Penganut Bumi datar mengklaim bahwa jika Bumi itu bulat, maka Sungai Amazon akan mengalir naik untuk mengatasi lengkungan Bumi. Mereka salah.

Lanjutkan membaca “Bumi itu Bulat dan Sungai Amazon Tak Pernah Mengalir Naik Sepanjang Alirannya”

Bumi itu Bulat dan Sungai Nil Tak Pernah Mengalir Naik Sepanjang Alirannya

Sungai Nil tak pernah mengalir naik, atau dengan kata lain mengalir ke lokasi yang lebih jauh dari garis yang sejajar dengan permukaan laut (geoid) sepanjang alirannya.

Penganut Bumi datar mengklaim bahwa jika Bumi itu bulat, maka Sungai Nil akan mengalir naik untuk mengatasi lengkungan Bumi. Mereka salah.

Lanjutkan membaca “Bumi itu Bulat dan Sungai Nil Tak Pernah Mengalir Naik Sepanjang Alirannya”

Ekuipotensial: Sifat Permukaan Air

Akibat gravitasi Bumi, air akan selalu mencari potensial terendah, yang dapat kita sederhanakan sebagai posisi sedekat mungkin dengan pusat gravitasi Bumi. Akibat gravitasi, permukaan air tenang akan ekuipotensial, dan praktis melengkung, dengan pusat lengkungannya adalah pusat gravitasi Bumi. Pada kondisi tersebut, seluruh titik yang ada di permukaan air semuanya memiliki potensial gravitasi yang sama.

Lanjutkan membaca “Ekuipotensial: Sifat Permukaan Air”

Arah Kiblat di Bumi Bulat

Sebuah asumsi yang beredar di komunitas korban Bumi datar mengklaim bahwa arah kiblat di Bumi bulat tidaklah relevan:

“Jika bentuk Bumi adalah bulat, maka kamu bisa mengarah ke mana saja, dan pasti akan mengarah ke kiblat. Karena itu Bumi tidak mungkin berbentuk Bulat”

Kesalahan mereka adalah menggunakan lingkaran untuk mendeskripsikan Bumi bulat, padahal bentuk Bumi itu bulat seperti bola, bukan bundar seperti lingkaran.

Lanjutkan membaca “Arah Kiblat di Bumi Bulat”

Neil deGrasse Tyson dan Perumpamaan ‘Buah Pir’ yang Menjadi Masalah

Featured Video Play Icon

Dalam sebuah acara, Neil deGrasse Tyson menjelaskan Bumi itu bulat, namun sedikit lebih jauh dari pusat Bumi di dekat khatulistiwa daripada mendekati kutub. Dan bahwa di bagian selatan rata-rata sedikit lebih jauh dari pusat Bumi daripada bagian utara. Untuk menjelaskan hal tersebut, Neil menggunakan perumpamaan ‘seperti buah pir’.

Kaum Bumi datar gemar mengolok-olok perumpamaan tersebut. Mereka salah. Apabila mereka menonton video lengkap versi aslinya, video tersebut sebenarnya biasa-biasa saja.

Lanjutkan membaca “Neil deGrasse Tyson dan Perumpamaan ‘Buah Pir’ yang Menjadi Masalah”

Analisis Terhadap “Jurnal Ilmiah” Pengukuran Jarak Matahari FE101

Ini adalah hasil analisis dari sesuatu yang mereka namakan sebagai “Jurnal Ilmiah” yang banyak beredar di kalangan penganut Bumi datar.

Jurnal “Ilmiah” yang dimaksud adalah Laporan Gerakan Nasional FE101

Selanjutnya adalah analisis kami.

Lanjutkan membaca “Analisis Terhadap “Jurnal Ilmiah” Pengukuran Jarak Matahari FE101″

Analisis dari “Gerakan Nasional Menghitung Jarak Matahari”

“Gerakan Nasional Menghitung Jarak Matahari” adalah percobaan dari penganut Bumi datar di berbagai lokasi di dunia dalam rangka menghitung jarak ke Matahari. Berdasarkan analisis kami, dari data dan analisis yang kami kumpulkan, dapat disimpulkan bahwa tak ada keraguan bahwa Bumi bulat. Ini terlepas dari kesimpulan yang mereka kemukakan.

Berikut adalah intisari analisis kami dari beberapa hasil perhitungan gerakan ini yang dapat kami temukan di Internet. Kami akan perbaharui terus pos ini apabila ada perkembangan.

Lanjutkan membaca “Analisis dari “Gerakan Nasional Menghitung Jarak Matahari””

Mencari Jarak Matahari Melalui Pengukuran Panjang Bayangan. Mungkinkah?

Hari Sabtu lalu penganut Bumi datar melakukan pengukuran sudut bayangan untuk mengukur jarak Matahari pada model Bumi datar. Percobaan dengan metoda pengambilan data yang sama telah kami bahas pada tulisan kami Eratosthenes.eu: Menentukan Bentuk Bumi Dari Pengukuran Bayangan Matahari.

Bedanya, kami mengambil data dari situs eratosthenes.eu yang telah mengkoordinasikan percobaan yang sama untuk anak-anak SD-SMP di seluruh dunia sejak tahun 2005. Data yang kami gunakan jauh lebih banyak, lebih tersebar pada lokasi yang berbeda di Bumi, dan dilakukan oleh pihak-pihak yang netral. Jadi, percobaan tersebut bukan hal baru, dan kami bisa klaim data yang kami gunakan jauh lebih representatif.

Yang baru dari penganut Bumi datar adalah bahwa mereka mencoba untuk melakukan pengukuran jarak Matahari pada model Bumi bulat menggunakan data yang sama. Pertanyaannya: mungkinkah mencari jarak ke Matahari melalui pengukuran sudut bayangan di permukaan bumi?

Lanjutkan membaca “Mencari Jarak Matahari Melalui Pengukuran Panjang Bayangan. Mungkinkah?”

Eratosthenes.eu: Menentukan Bentuk Bumi Dari Pengukuran Bayangan Matahari

Tahun 205 sebelum Masehi, Eratosthenes menghitung keliling Bumi dengan cara menghitung sudut Matahari melalui bayangan sebuah tongkat. Tahun 2005 sesudah Masehi, situs eratosthenes.eu dibuat, tujuannya agar percobaan Eratosthenes dapat dilakukan kembali oleh adik-adik siswa dan siswi SD-SMP di seluruh dunia untuk keperluan pendidikan.

Jika pada tahun 205 sebelum Masehi, Eratosthenes perlu melakukan perjalanan jarak jauh dari Alexandria ke Syene, maka siswa-siswi di seluruh dunia saat ini tidak perlu melakukannya. Melalui situs eratosthenes.eu, dua sekolah di tempat yang berbeda akan dipasangkan. Sekolah tersebut akan mendapatkan data sekolah pasangannya untuk keperluan perhitungan, demikian pula sebaliknya.

Lanjutkan membaca “Eratosthenes.eu: Menentukan Bentuk Bumi Dari Pengukuran Bayangan Matahari”

Percobaan Eratosthenes: Pembuktian Bumi Bulat

Tahun 205 sebelum Masehi, ahli astronomi Eratosthenes berhasil menghitung diameter bumi dengan cara mengukur panjang bayangan matahari dari sebuah tiang di kota Alexandria. Pengukuran dilakukan saat matahari bisa menerangi sumur yang ada di kota Syene.

2222 tahun setelah percobaan Eratosthenes, penganut flat earth menyanggah percobaan Eratosthenes. Katanya percobaan ini bisa pula diaplikasikan dengan asumsi bumi datar.

Lanjutkan membaca “Percobaan Eratosthenes: Pembuktian Bumi Bulat”