Cara Kerja GPS dan Sistem Navigasi Satelit Lainnya

Sistem navigasi satelit (satnav) menggunakan satelit untuk memberikan layanan penentuan posisi di Bumi. Beberapa satelit terus menerus mengirim sinyal yang berisi lokasi dirinya dan waktu saat sinyal dikirim. Perangkat penerima kemudian menerima sinyal-sinyal dari beberapa satelit dan menggunakannya untuk melakukan perhitungan untuk menentukan posisi dirinya sendiri.

Kaum Bumi datar berasumsi jika satelit GPS dimanfaatkan untuk menentukan posisi, maka sistem GPS seharusnya dapat mengetahui posisi dari penerima. Mereka salah. Satelit GPS hanya mengirim sinyal, tetapi tidak menerima sinyal dari perangkat penerima. Satelit GPS sendiri tidak menerima sinyal dari perangkat penerima dan tidak mengetahui posisi dari penerima.

Lanjutkan membaca “Cara Kerja GPS dan Sistem Navigasi Satelit Lainnya”

Ring Laser Gyroscope Mampu Mengukur Gerak Rotasi Bumi

Ring Laser Gyroscope (RLG, atau giroskop cincin laser) adalah instrumen untuk mengukur perubahan orientasi atau gerak rotasi.  Ring laser gyroscope sangat sensitif dan dapat mengukur gerak rotasi Bumi dengan mudah.

Ada kaum Bumi datar yang mengklaim tak ada alat yang mampu mengukur gerak rotasi Bumi. Hal tersebut hanyalah asumsi yang berasal dari ketidaktahuan mereka. Ring laser gyroscope —yang saat ini banyak digunakan sebagai alat navigasi di pesawat dan kapal— dapat dengan mudah mengukur gerak rotasi Bumi.

Lanjutkan membaca “Ring Laser Gyroscope Mampu Mengukur Gerak Rotasi Bumi”

Estimasi Jarak Kapal Berdasarkan Jarak ke Horizon

Terkadang pelaut perlu mengetahui jarak dari sebuah kapal di kejauhan. Tetapi melakukan estimasi jarak sangat sulit untuk pengamat yang tak berpengalaman. Tanpa alat bantu seperti radar, satu-satunya referensi yang selalu tersedia dan dapat digunakan untuk melakukan estimasi jarak adalah horizon.
 
Dengan mengetahui ketinggian pengamat dari permukaan laut, dapat diketahui jarak ke horizon, dan dengan demikian jarak ke kapal di kejauhan dapat pula diperkirakan. Hal ini dapat dilakukan hanya karena Bumi bentuknya bulat.

Lanjutkan membaca “Estimasi Jarak Kapal Berdasarkan Jarak ke Horizon”

Penerbangan Taiwan-Los Angeles (bukan dari Bali) yang Mendarat Darurat di Anchorage

Sebuah penerbangan dengan rute Taiwan–Los Angeles terpaksa harus mendarat darurat di Anchorage karena salah satu penumpangnya melahirkan. Kaum Bumi datar menjadikan penerbangan tersebut sebagai salah satu “bukti”  awal Bumi datar yang berasal dari penerbangan.

Mereka salah. Hal tersebut terjadi hanya karena ketidaktahuan mereka mengenai sifat distorsi pada proyeksi peta. Kesalahan awal mereka adalah menarik garis lurus antara Taiwan & Los Angeles pada peta Mercator dan menganggap garis tersebut merupakan rute terdekat dari kedua kota tersebut.

Lanjutkan membaca “Penerbangan Taiwan-Los Angeles (bukan dari Bali) yang Mendarat Darurat di Anchorage”

Pendaratan Darurat di Selatan Yang Tak Dapat Dijelaskan Pada Model Bumi Datar

Oknum-oknum pencetus konsep Bumi datar sering menggunakan pendaratan darurat pesawat sebagai ‘bukti’ Bumi datar. Mereka akan menunjukkan bahwa lokasi pendaratan darurat yang dipilih sesuai dengan ‘peta Bumi datar’.

Faktanya adalah penerbangan yang mereka jadikan contoh hanyalah penerbangan yang terjadi di utara, dan hal tersebut adalah kasus sangat khusus yang sekilas terlihat sesuai dengan Bumi datar. Untuk kasus pendaratan darurat yang lain, lokasi pendaratan tak mungkin dijelaskan oleh peta Bumi datar.

Lanjutkan membaca “Pendaratan Darurat di Selatan Yang Tak Dapat Dijelaskan Pada Model Bumi Datar”

Google Maps, GPS dan Jangkauan Sinyal

“Jika berada di lokasi yang tidak terjangkau sinyal, maka GPS di ponsel saya tidak berfungsi dengan baik. Kesimpulannya GPS menggunakan tower BTS, bukan satelit.”

Itu adalah salah satu kesimpulan dari sebagian penganut Bumi datar. Yang dia maksud dengan ‘GPS’ di pernyataan tersebut tentu saja adalah aplikasi Google Maps atau semacamnya.

Lanjutkan membaca “Google Maps, GPS dan Jangkauan Sinyal”

Menara Pengamat Pada Kapal

Kapal layar jaman dahulu dilengkapi dengan menara pengamat yang diletakkan di atas layar. Fungsinya adalah untuk memperjauh jangkauan pandangan yang terbatas akibat kelengkungan Bumi.

Di dek kapal dengan ketinggian 4 meter, awak kapal hanya dapat melihat kapal lain sejauh sekitar 20 km. Sedangkan di menara pengamat yang tingginya 35 m, pengamat dapat melihat kapal yang sama pada jarak 35 km. Pada suasana perang, hal ini bisa berarti menang atau kalah. Kapal yang lebih dahulu mengetahui lokasi lawannya akan lebih diuntungkan.

Lanjutkan membaca “Menara Pengamat Pada Kapal”

Sextant: Menentukan Lokasi Dari Posisi Benda Langit

Sebelum ada penunjuk lokasi elektronik seperti GPS, pelaut dan penjelajah menggunakan alat yang dinamakan ‘sextant’ untuk mengukur sudut benda langit. Dari data tersebut kemudian dapat ditentukan lokasi pengamat di Bumi pada saat itu.

Ini dapat terjadi hanya karena Bumi Bentuknya Bulat.

Lanjutkan membaca “Sextant: Menentukan Lokasi Dari Posisi Benda Langit”

Bintang Utara Polaris

Teori Bumi datar umumnya menggunakan model bintang yang (karena suatu hal yang misterius) menempel pada kubah langit Bumi, yang (karena suatu hal yang misterius) bisa berputar sehingga menyebabkan gerakan bintang di langit. Poros perputaran adalah bintang Polaris, yang tampak tidak bergerak.

Namun tahukah kamu, Polaris tidak dapat dilihat dari selatan khatulistiwa. Lebih dari itu, selatan memiliki poros bintang sendiri.

Lanjutkan membaca “Bintang Utara Polaris”