Kiblat Pada Model Bumi Bulat Yang Dianggap ‘Janggal’

Setiap kali kami melakukan pembahasan mengenai arah kiblat, biasanya akan ada penganut Bumi datar yang mempermasalahkan arah kiblat pada model Bumi bulat. Menurut mereka, pada Bumi bulat, umat Muslim yang shalat tidak akan mengarah ke ka’bah akibat kelengkungan Bumi.

Masalah ini memang dibahas oleh oknum-oknum pencetus Bumi datar. Oleh karena itu tidak aneh apabila korban-korbannya melakukan hal yang sama.

Pertama, perlu ditekankan bahwa masalah kiblat ini kami bahas dari sudut pandang sains. Kami sama sekali tidak membahas masalah ibadah, dan tidak ada niat untuk membahasnya di tempat ini. Untuk itu silakan konsultasikan kepada ahli agama, seperti pada ulama, ahli tafsir atau ahli ilmu falak di MUI.

Ilmu astronomi adalah bagian dari ibadah umat Islam. Hal-hal seperti penentuan waktu shalat, arah kiblat, shalat gerhana, dan awal mulainya bulan puasa semua tergantung dari observasi dan perhitungan astronomi. Yang kami bahas di BumiDatar.id adalah observasi dan perhitungan astronomi yang dilakukan oleh umat Islam, bukan ibadahnya. Observasi dan perhitungan astronomi tersebut adalah fakta alam, dan berlaku universal, bukan hanya untuk umat Islam saja.

Kedua, ini adalah jurus argumentasi ‘red herring’. Mereka membahas hal ini tujuannya untuk mengalihkan perhatian dari masalah sesungguhnya, yaitu arah kiblat pada model Bumi datar yang tidak menunjukkan arah yang benar di peta Bumi datar. Hanya karena dianggap ada ‘masalah’ kiblat pada model Bumi bulat, bukan berarti tidak ada masalah kiblat pada model Bumi datar. Masalah tersebut tetap ada; dan masalah tidak menjadi hilang karena ada hal lain yang dianggap ‘masalah’ pada model Bumi bulat.

Sedangkan yang dianggap ‘masalah’ pada model Bumi bulat adalah masalah ibadah, dan sudah di luar konteks bahasan situs BumiDatar.id.