Menentukan Kenampakan Bintang Dari Deklinasinya dan Lintang Pengamat

Kita dapat mengetahui apakah bintang terlihat dari lokasi tertentu dengan menggunakan deklinasi bintang tersebut dan derajat lintang posisi pengamat, tergantung dari faktor lain seperti cuaca, topologi dan kecerahan bintang. Hal ini dapat dilakukan hanya karena Bumi bulat dan berotasi.

Jika Bumi datar, semua bintang akan terlihat sepanjang malam dari semua lokasi. Kita tak melihat bintang yang sama setiap malam karena sebagian dari bintang tersebut berada di bawah horizon dan tertutup oleh Bumi.

Untuk mengetahui apakah bintang terlihat, kita perlu mendapatkan dua buah variabel: deklinasi bintang (δ) dan derajat lintang pengamat (φ). Kita dapat tanyakan ke Google dengan pertanyaan “declination of Antares” atau “latitude of Jakarta”. Dan jangan lupakan tandanya, negatif adalah selatan, positif adalah utara, untuk kedua variabel tersebut.

Setelah itu kita hanya perlu mencari hasil penjumlahannya dan selisihnya:

  • Jika δ + φ > +90° or δ + φ < -90°, maka bintang tersebut circumpolar dan selalu terlihat. Hasil di atas +90° menandakan bintang terlihat di utara. Dan sebaliknya, hasil di bawah -90° menandakan bintang terlihat di selatan.
  • Jika δ – φ > +90° or δ – φ < -90°, maka bintang tersebut tak pernah terlihat, dan tak pernah terbit di atas horizon.
  • Skenario lainnya menandakan bintang tersebut kadang terlihat. Bintang akan dapat terlihat pada suatu saat dalam satu tahun.

Aturan tersebut secara konsisten berlaku untuk semua bintang dan semua lokasi di Bumi. Hal ini dapat dilakukan hanya karena Bumi itu bulat dan berotasi.

Referensi