Fitnah dan Berburuk Sangka Adalah Bagian Tak Terpisahkan dari Kepercayaan Bumi Datar

Agar bisa percaya Bumi datar, seseorang perlu menuduh terlalu banyak orang, dari seluruh negara yang ada di dunia, sejak lebih dari 20 abad yang lalu, untuk saling bersekongkol dengan tujuan membohongi umat manusia yang tersisa.

Sebaliknya, fakta bahwa Bumi itu bulat dapat diketahui melalui observasi sederhana terhadap fakta-fakta alam yang dapat dilakukan sendiri oleh siapa pun. Kita sama sekali tidak perlu memfitnah dan berburuk sangka terhadap seorang pun untuk dapat menerima fakta Bumi itu bulat.

Beberapa bukti Bumi bulat berasal dari informasi pihak ketiga. Pada kasus seperti ini, korban-korban Bumi datar dapat menggunakan sifat suudzon mereka untuk menolak informasi tersebut. Jika itu terjadi, tak banyak yang dapat kita lakukan. Akan lebih mudah jika kita mengarahkan topik kepada observasi alam yang dapat dilakukan oleh siapa pun untuk  membuktikan Bumi bulat. Karena sifatnya pengamatan pribadi —bukan informasi dari pihak ketiga— korban-korban Bumi datar tak lagi dapat menggunakan sifat suudzonnya.

Korban-korban Bumi datar sangat membenci pengamatan pribadi. Besar kemungkinan mereka akan kembali mengalihkan topik kepada informasi pihak ketiga —seperti yang berasal dari NASA— agar mereka dapat kembali menggunakan senjata andalan mereka, yaitu sifat suudzon ekstrem yang mereka dapatkan dari proses indoktrinasi Bumi datar.

Keharusan untuk memfitnah oleh penganut Bumi datar adalah yang menyebabkan mayoritas topik dalam “kurikulum” indoktrinasi Bumi datar adalah tuduhan-tuduhan kepada pihak ketiga, seperti ilmuwan dan lembaga antariksa. Sebaliknya, dalam diskusi ilmiah, sama sekali tidak diperlukan untuk melontarkan tuduhan miring kepada siapapun.

Fitnah dan sifat suudzon adalah satu paket dengan kepercayaan Bumi datar. Saat seseorang bisa tobat dan pulih dari sifat buruk tersebut, saat itu pula dia tidak lagi menjadi korban indoktrinasi Bumi datar.