Lalu Lintas Terkini di Google Maps dan Kemacetan Palsu oleh Simon Weckert

Fitur lalu lintas terkini di Google Maps bekerja melalui crowdsourcing. Lalu lintas jalan raya diketahui dengan cara merangkum informasi yang dikirim oleh ponsel dari banyak pengguna.

Pada bulan Februari 2020, seniman Simon Weckert berhasil mengelabui sistem Google Maps untuk memalsukan kemacetan. Dia melakukannya dengan menarik sekeranjang ponsel aktif dan berjalan di tengah jalan. Sistem Google Maps mengira ada banyak mobil yang bergerak lambat di jalan tersebut dan membuat kesimpulan salah bahwa di jalan tersebut sedang terjadi kemacetan. Hasilnya, selama Simon melakukan operasi tersebut, jalan yang kosong terlihat merah pekat di Google Maps, seakan-akan ada kemacetan di jalan tersebut.

Kaum Bumi datar mengklaim hal tersebut membuktikan satelit tidak ada; kemungkinan akibat sebelumnya mereka tidak paham cara kerjanya dan mengira kemacetan diketahui langsung melalui foto satelit. Faktanya, sistem navigasi satelit, seperti GPS, juga terlibat di sistem crowdsourcing ini.

Berikut adalah penjelasan lengkap bagaimana Google Maps mengetahui situasi lalu lintas:

  • Ponsel mengetahui posisinya menggunakan layanan lokasi, termasuk GPS. Satelit-satelit GPS secara terus menerus memancarkan posisi dan waktunya. Ponsel menerima sinyal-sinyal tersebut dan menggunakannya untuk menghitung posisinya.
  • Ponsel secara terus menerus melaporkan posisinya ke server Google menggunakan koneksi Internet.
  • Google menggunakan informasi dari sangat banyak ponsel tersebut untuk mengetahui ada berapa mobil di jalan tersebut, dan berapa kecepatannya. Jika banyak mobil yang bergerak lambat, artinya sedang terjadi kemacetan.
  • Google mengirim data-data kemacetan tersebut ke app Google Maps di ponsel pengguna. Pengguna dapat mengetahui apakah sedang terjadi kemacetan.

Referensi