Misi ke Bulan Setelah Apollo

Setelah pendaratan di Bulan oleh misi Apollo, kita tetap menjalankan misi ke Bulan, tetapi dengan wahana tanpa awak. Misi Apollo bukan hanya misi ilmiah, tetapi juga misi politik akibat dari Perang Dingin. Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk riset tanpa perlu mengirim manusia ke Bulan.

Kaum Bumi datar mengklaim tak ada misi ke Bulan setelah Apollo, dan itu adalah “bukti” misi Apollo hanya kebohongan. Faktanya, kita tetap mengirim wahana antariksa ke Bulan untuk keperluan penelitian sampai sekarang.

Misi Apollo bukan hanya misi sains, tapi jauh lebih banyak muatan politisnya. Jaman itu Amerika Serikat terlibat perang dingin dengan Uni Soviet. Kedua negara tersebut berlomba-lomba dalam segala hal untuk berebut pengaruh terhadap negara-negara lain, termasuk mengenai penjelajahan luar angkasa. Saat itu Uni Soviet berhasil menjadi yang pertama meluncurkan satelit dan mengirim manusia ke luar angkasa. Amerika Serikat merespon kekalahan mereka tersebut dengan membuat misi Apollo ke Bulan.

Alasan politis menyebabkan mereka mengirim astronot ke Bulan. Ini adalah acara yang dipublikasikan secara besar-besaran dan disiarkan secara langsung melalui televisi. Tetapi sebenarnya ada banyak hal yang bisa dilakukan tanpa perlu mengirim manusia ke Bulan. Biayanya pun lebih murah risikonya jauh lebih rendah, dan dapat dilakukan dengan jangka waktu yang jauh lebih lama.

Setelah Apollo, bukan berarti misi ke Bulan terhenti, tetap ada misi-misi ke Bulan tanpa awak, yang dilakukan oleh beberapa negara, bukan hanya Amerika Serikat. Eropa, Jepang, India, China, dan Israel telah melakukan atau mencoba mengirim wahana antariksa ke Bulan.

Referensi