Orion EFT-1, Apollo dan Sabuk van Allen

Sebuah video dari NASA mengenai wahana antariksa Orion dipermasalahkan. Video tersebut berisi bahasan misi test pertama dari Orion yang dinarasikan oleh ilmuwan NASA, Kelly Smith.

Oleh oknum-oknum penggiat paham Bumi datar, dari video tersebut disimpulkan bahwa NASA belum pernah ke Bulan. Video tersebut berkali-kali disunting dan diberi narasi yang tendensius untuk menggiring opini penontonnya. Tak terhitung lagi banyaknya video-video tendensius tersebut di YouTube.

Mereka salah. Sebenarnya ada dua buah sabuk Van Allen. Apollo melintasi sabuk luar yang memiliki radiasi rendah. Sedangkan Orion EFT-1 dikirim ke sabuk bagian dalam yang memiliki radiasi jauh lebih tinggi. Selain itu, dinamakan sabuk karena sifatnya seperti sabuk, dan tidak menyelimuti seluruh Bumi. Jika diinginkan, bisa saja wahana antariksa memilih melalui lokasi yang radiasinya paling rendah, seperti yang Apollo lakukan.

Video Asli

Video asli yang dimaksud adalah video Orion Trial By Fire di bawah ini.

Kalimat yang dipermasalahkan dimulai pada sekitar menit 3:00 sebagai berikut:

“As we get further away from Earth, we’ll pass through the Van Allen belts, an area of dangerous radiation. Radiation like this could harm the guidance systems, on board computers or other electronics on Orion. Naturally, we have to pass through this danger zone twice, once up and once back.

But Orion has protection. Shielding will be put to the test as the vehicle cuts through the waves of radiation. Sensors aboard will record radiation levels for scientists to study. We must solve these challanges before we send people through this region of space.”

Jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia:

“Semakin jauh kita dari Bumi, kita akan melewati sabuk Van Allen, sebuah daerah yang terdapat radiasi yang berbahaya. Radiasi seperti ini dapat merusak sistem navigasi, komputer, dan peralatan elektronik lainnya di Orion. Tentunya, kita harus melewati daerah ini dua kali, sekali saat naik, dan sekali saat turun.

Tetapi Orion memiliki perlindungan. Pelindung akan diujicobakan saat wahana melalui gelombang radiasi. Pengindera di wahana akan merekam tingkat radiasi yang akan digunakan ilmuwan untuk dipelajari. Kita harus mengatasi tantangan ini sebelum kita dapat mengirim manusia melalui daerah ini.”

Interpretasi Penganut Bumi Datar

Oleh penganut Bumi Datar, hal tersebut diinterpretasikan sebagai ‘pengakuan’ bahwa NASA belum pernah ke Bulan. Dan berita mengenai pendaratan di Bulan beberapa puluh tahun yang lalu adalah berita bohong belaka.

Analisis

Betul jika dikatakan bahwa sabuk Van Allen adalah daerah berbahaya karena terdapat radiasi yang dapat menyerang peralatan elektronik dan juga astronot yang melalui daerah tersebut.

Yang dilupakan oleh oknum-oknum ini adalah bentuk dari sabuk Van Allen, dan fakta bahwa misi Apollo dan Orion memiliki trajectory dan tujuan yang berbeda.

Sabuk Van Allen terdiri dari dua bagian. Sabuk bagian dalam yang memiliki radiasi tinggi, dan sabuk bagian luar yang memiliki radiasi lebih rendah.

Misi Apollo tidak melalui sabuk bagian dalam yang memiliki radiasi tinggi. Dan hanya melalui sabuk bagian luar yang memiliki radiasi rendah. Itupun di bagian yang paling tipis dan tidak berlama-lama di lokasi tersebut. Ilmuwan NASA tahu persis bahaya dari sabuk Van Allen, dan misi Apollo didesain untuk meminimalkan risiko dari radiasi pada sabuk Van Allen.

Kami juga pernah membahas trajectory dari misi Apollo yang didesain untuk menghindari radiasi sabuk Van Allen.

Sebaliknya, Orion pada misi EFT-1 sengaja dikirim ke sabuk Van Allen bagian dalam.  Saat naik, Orion berada di dalam sabuk bagian dalam selama 15 menit, dan saat turun selama 35 menit. Selama Orion berada di lokasi tersebut, seluruh kameranya dimatikan untuk mencegah kerusakan. Misi Apollo tidak pernah melewati bagian sabuk Van Allen yang ini.

Dengan demikian dapat kita simpulkan bersama bahwa masalah ini adalah  hanyalah ‘kesalahpahaman yang disengaja’ yang diakibatkan ketidaktahuan dari oknum-oknum penyebar paham Bumi datar. Yang disayangkan adalah terlanjur beredarnya video-video yang tidak bertanggung jawab dan hasil pencarian banyak dikotori oleh konten-konten sampah tersebut. Akibatnya banyak masyarakat yang tidak dapat mendapatkan informasi lengkap mengenai hal ini.

Referensi