Mengapa Sulit Menemukan MH370 Walaupun Ada Satelit

Jika ada banyak satelit menyediakan layanan navigasi dan citra Bumi, lalu mengapa sulit untuk mencari lokasi MH370 yang hilang?

Navigasi satelit (termasuk GPS) itu bersifat pasif. Satelit mengirim sinyal, yang kemudian diproses oleh penerima di MH370 untuk menentukan lokasi dirinya sendiri. Satelitnya sendiri tak menerima sinyal apapun dari MH370, dan tak dapat mengetahui lokasinya.

Pesawat penumpang memang mengirimkan lokasinya melalui pemancar ADS-B. Tapi saat penerbangan MH370, hanya ada stasiun penerima ADS-B di darat, dan belum ada penerima ADS-B berbasis satelit. Jika pesawat berada di tengah lautan, tak akan ada yang dapat menerima sinyal ADS-B dari pesawat tersebut.

Satelit citra mengorbit Bumi berkali-kali dalam sehari, dan terus menerus mengambil foto permukaan di bawahnya. Satelit ini kembali ke lokasi yang sama setelah beberapa hari, dan tak akan dapat melihat MH370, kecuali jika kebetulan.

Referensi

Mengamati Satelit

Kita dapat mengamati satelit dengan mata telanjang dan akan terlihat seperti bintang yang bergerak cepat. Syaratnya: satelitnya cukup besar dan/atau cukup dekat, langit cukup gelap, dan satelitnya diterangi sinar Matahari. Karena itu, waktu terbaik untuk mengamati satelit adalah beberapa jam sebelum Matahari terbit atau beberapa jam setelah Matahari terbenam.

Kaum Bumi datar mengklaim tak mungkin melihat satelit, membuktikan satelit tak ada. Faktanya kita dapat mengamati satelit bahkan dengan mata telanjang. App dan situs web seperti heavens-above.com memberi informasi waktu yang tepat untuk mengamati satelit.

Lanjutkan membaca “Mengamati Satelit”

Asumsi Untuk Penyederhanaan Dalam Model Ilmiah

Featured Video Play Icon

Saat membuat model ilmiah dari fenomena yang rumit, kita menyederhanakannya menjadi bentuk yang sesederhana mungkin untuk membuat perhitungan menjadi dapat dilaksanakan dan tidak rumit. Contoh umum adalah asumsi objek berbentuk bulat, lingkungan yang vakum, tali tak bermassa, katrol tanpa hambatan, dan asumsi Bumi datar.

Kaum Bumi datar menemukan jurnal ilmiah yang menggunakan asumsi Bumi datar dalam modelnya, lalu mereka jadikan “bukti” penulisnya mengetahui Bumi itu datar. Faktanya, itu hanyalah asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan masalah, bukan karena Bumi itu datar.

Lanjutkan membaca “Asumsi Untuk Penyederhanaan Dalam Model Ilmiah”

Cacat Logika Argumen ke Masa Depan

Cacat logika argumen ke masa depan terjadi jika seseorang mengklaim pendapatnya benar berdasarkan asumsi keliru bahwa buktinya masih dalam pengerjaan, dan suatu saat akan terbukti benar.

Kaum Bumi datar kadang mengakui bahwa mereka tak dapat membuktikan Bumi datar, tetapi mereka tetap percaya Bumi datar karena mereka pikir suatu saat akan terbukti. Faktanya, bumi sudah terbukti berbentuk bulat. Tak akan ada “riset” yang bisa membuktikan Bumi datar.

Lanjutkan membaca “Cacat Logika Argumen ke Masa Depan”

Kompresi Perspektif Memperjelas Terlihatnya Lengkungan

Dengan memanfaatkan sifat kompresi perspektif, kita akan bisa dengan lebih mudah mengamati lengkungan dari sebuah objek.

Kaum Bumi datar gemar dengan sengaja memilih sudut pandang dimana lengkungan Bumi sulit untuk dilihat, dan keliru mengklaim “tak ada lengkungan.” Faktanya, mereka hanya mempersulit pengamatan, namun bukan berarti lengkungannya tidak ada.

Lanjutkan membaca “Kompresi Perspektif Memperjelas Terlihatnya Lengkungan”

Pengukuran Langsung dan Tak Langsung

Pengukuran bisa dilakukan langsung, misalnya seperti mengukur panjang menggunakan penggaris atau meteran; atau tak langsung, seperti mengukur jarak dengan membuat suara, mendengarkannya, lalu mengukur rentang waktu suara diterima kembali setelah dipantulkan objek.

Kaum Bumi datar gemar mendiskreditkan hasil ukur —seperti jarak Matahari— dengan menunjukkan bahwa itu cuma hasil kalkulasi, bukan pengukuran langsung. Faktanya, banyak alat ukur yang kita gunakan melakukan pengukuran secara tak langsung. Alat-alat ukur ini mengukur besaran yang berbeda, lalu menggunakan perhitungan demi mendapatkan hasil ukur yang diinginkan.

Lanjutkan membaca “Pengukuran Langsung dan Tak Langsung”

Oposisi Dikendalikan atau Psyop

Penganut teori konspirasi yang tak begitu konyol sering keliru menuduh teori konspirasi lain yang lebih konyol, seperti Bumi datar, sebagai psyop, atau oposisi yang dikendalikan, yang sengaja dibuat oleh otoritas untuk melemahkan dan mendiskreditkan teori konspirasi yang mereka anut tersebut.

Faktanya, sebuah teori konspirasi, seperti Bumi datar, terjadi akibat ketidakpahaman, emosi, dan prasangka. Tak perlu menciptakan teori konspirasi untuk menjelaskan keberadaan teori konspirasi yang lain. Selain itu, semua teori konspirasi memiliki lebih banyak kemiripan daripada perbedaannya, termasuk Bumi datar, dan hanya berbeda pada tingkat ketidakpahaman, emosi, dan prasangka yang diperlukan agar seseorang dapat menjadi korban.

Eksperimen “Bedford Level” Membuktikan Lengkungan Bumi

Tahun 1870, Alfred Russel Wallace menjawab tantangan penganut Bumi datar, dan berhasil membuktikan lengkungan Bumi pada percobaan Bedford Level.

Wallace melakukan eksperimen di Kanal Bedford. Beliau memasang pita hitam di jembatan Old Bedford, dan melihatnya melalui teleskop dari jembatan Welney sejauh 6 mil. Di tengah keduanya, dipasang tiang dengan dua piringan. Baik teleskop, piringan atas, dan pita hitam dipasang pada ketinggian yang sama di atas air.

Dari pengamatan melalui teleskop terlihat bahwa kedua piringan terlihat di atas pita hitam, membuktikan bahwa lengkungan Bumi memang benar nyata.

Lanjutkan membaca “Eksperimen “Bedford Level” Membuktikan Lengkungan Bumi”

Kontekstualisme: Bagaimana Kita Bisa Menyanggah Bumi Datar Dengan Cara Yang Wajar

Kontekstualisme adalah memperlakukan kebenaran informasi tergantung dari konteksnya. Kaum Bumi datar gemar menggunakan konteks dimana jika ada peluang sekecil apapun kita salah, maka kita tidak tahu sama sekali. Tetapi jika kita memakai konteks tersebut di situasi sehari-hari, kita tak lagi berfungsi seperti manusia normal.

Untuk menghindari argumentasi tak wajar, kita dapat menggeser ke konteks yang berlaku di situasi normal. Jika mereka bertanya “Mengapa kamu yakin <sesuatu> jika tak membuktikan sendiri?” kita dapat menjawabnya “Sama seperti kamu yakin Korea Utara itu ada.” Pada konteks normal, kita tahu Korea Utara itu ada walaupun sebagian besar dari kita tak pernah membuktikannya sendiri.

Lanjutkan membaca “Kontekstualisme: Bagaimana Kita Bisa Menyanggah Bumi Datar Dengan Cara Yang Wajar”

Penerbangan Non-Stop Jarak Jauh Di Bumi Bagian Selatan

Featured Video Play Icon

Ada banyak penerbangan langsung jarak jauh antara dua lokasi di selatan khatulistiwa, yang tidak melintasi utara Khatulistiwa. Rute-rute tersebut hanya dapat terjadi jika Bumi itu bulat, dan mustahil terjadi jika Bumi datar.

Kaum Bumi datar mengklaim semua rute jarak jauh di selatan Khatulistiwa selalu transit di utara Khatulistiwa. Faktanya, ada banyak rute-rute tersebut yang non-stop tanpa transit.

Lanjutkan membaca “Penerbangan Non-Stop Jarak Jauh Di Bumi Bagian Selatan”

Refraksi Sinar Laser

Laser memiliki perbedaan dibandingkan sumber cahaya lain dalam hal koherensi, atau frekuensi dan bentuk gelombangnya sama, dan lebar sinar yang sempit. Laser tetap adalah cahaya, dan memiliki karakteristik sama seperti sumber cahaya lainnya.

Kaum Bumi datar berasumsi laser selalu merambat lurus, tak terpengaruh mediumnya. Mereka menggunakan asumsi keliru tersebut dalam “eksperimen” untuk “membuktikan” Bumi datar. Faktanya, sama seperti cahaya lain, refraksi atmosfer dapat membelokkan sinar laser.

Lanjutkan membaca “Refraksi Sinar Laser”

Fakta Selatan Yang Tak Sesuai Klaim Bumi Datar

Bumi datar merupakan sebuah tipu muslihat yang awalnya dirancang untuk menjerat calon-calon korban di Utara Khatulistiwa. Itu sebabnya sekilas sebagian klaimnya terlihat sesuai fakta yang teramati di Utara Khatulistiwa, tetapi sangat mudah dibuktikan salah di Selatan Khatulistiwa.

90% manusia berada di Utara Khatulistiwa. Bagi oknum pencetus Bumi datar, masuk akal untuk menciptakan “fakta” sesuai target pasar di Utara Khatulistiwa. Harapannya, tak akan ada yang akan repot-repot pergi ke Selatan hanya untuk memastikannya. Hal tersebut realistis di abad 19, tetapi saat ini mudah bagi siapa pun untuk melakukan verifikasi fakta Selatan. Tak ada alasan bagi kita untuk menjadi korban Bumi datar, apalagi bagi kita yang tinggal di Selatan Khatulistiwa.

Lanjutkan membaca “Fakta Selatan Yang Tak Sesuai Klaim Bumi Datar”

Dalih Kaum Bumi Datar untuk Mengabaikan Pengamatan Langit

Kaum Bumi datar gemar menolak bukti Bumi bulat jika itu berupa pengamatan benda langit. Faktanya, banyak dari gerak benda langit yang teramati hanya dapat dijelaskan jika Bumi bulat. Pengamatan tersebut sudah cukup untuk membuktikan Bumi bulat, dan membuktikan Bumi tidak datar.

Lanjutkan membaca “Dalih Kaum Bumi Datar untuk Mengabaikan Pengamatan Langit”

Gerak Horizontal Asap

Gerak horizontal dari asap terjadi akibat gerak horizontal dari udara di sekelilingnya relatif terhadap benda yang mengeluarkan asap. Jika udara tak bergerak relatif terhadap benda yang mengeluarkan asap, maka asap akan bergerak lurus ke atas.

Kaum Bumi datar mengklaim gerak asap lurus ke atas adalah “bukti” Bumi diam. Faktanya, gerak horizontal asap adalah pengaruh gerak udara di sekelilingnya relatif terhadap benda yang mengeluarkan asap, bukan gerak objek itu sendiri.

Lanjutkan membaca “Gerak Horizontal Asap”

Jembatan Suramadu dan Lengkungan Bumi

Jembatan Suramadu yang menghubungkan Kota Surabaya dan Bangkalan di Pulau Madura dibuat dengan memperhatikan lengkungan Bumi. Hal tersebut disampaikan oleh Ir A.G Ismail MSc, salah satu pimpinan proyek tersebut kepada situs berita Suara Publik.

Lanjutkan membaca “Jembatan Suramadu dan Lengkungan Bumi”

Isaac Newton dan “Hypotheses non Fingo”

Isaac Newton merumuskan hukum universal gravitasi, yang dapat menjelaskan gerak semua benda langit yang diketahui saat itu. Beliau juga menunjukkan bahwa hukum yang sama adalah yang menyebabkan benda sehari-hari jatuh ke Bumi.

Newton tak tahu penyebab gravitasi dan menolak untuk berspekulasi. Kaum Bumi datar menggunakannya demi mendiskreditkan Newton. Faktanya, hanya karena tak tahu penyebab gravitasi, bukan berarti penjelasannya mengenai hukum gravitasi itu salah.

Lanjutkan membaca “Isaac Newton dan “Hypotheses non Fingo””

Membawa Apollo Lunar Roving Vehicle (LRV)

Featured Video Play Icon

Apollo Lunar Roving Vehicle (LRV) adalah kendaraan dengan sumber energi baterai yang dibawa tiga misi Apollo terakhir. Setiap LRV dibawa ke Bulan dengan cara dilipat di tempat penyimpanan kuadran 1 di Lunar Module, yang berada di luar.

Kaum Bumi datar mengklaim LRV terlalu besar untuk disimpan di dalam Lunar Module. Faktanya, LRV dibawa dengan dilipat di tempat penyimpanan terbuka; mirip seperti membawa sepeda dengan menggunakan rak sepeda yang dipasang di sisi luar mobil.

Lanjutkan membaca “Membawa Apollo Lunar Roving Vehicle (LRV)”

Tata Koordinat Geosentris Bukanlah Bukti Geosentrisme

Untuk keperluan astronomi, tata koordinat langit digunakan untuk memetakan posisi benda langit seperti satelit, planet, bintang dan sebagainya. Setiap tata koordinat langit memiliki titik awal acuan, yang bisa terpusat pada pengamat (toposentris), Bumi (geosentris), Matahari (heliosentris), Bulan (selenosentris), atau lokasi lain. Pemilihan titik acuan dilakukan berdasarkan kemudahan perhitungan dan kecocokan untuk masalah yang dihadapi.

Beberapa tata koordinat disebut sebagai “geosentris”, lalu digunakan kaum Bumi datar sebagai “bukti” geosentrisme, atau Bumi diam dan pusat alam semesta. Faktanya, hal tersebut hanyalah titik acuan koordinat. “Geosentris” di sini artinya tata koordinat berpusat di Bumi. Karena kita ada di Bumi, tata koordinat geosentris cocok untuk banyak keperluan.

Lanjutkan membaca “Tata Koordinat Geosentris Bukanlah Bukti Geosentrisme”

Horizon dan Gambar Perspektif

Dalam penggambaran perspektif, horizon adalah garis horizontal dimana titik lenyap dari objek yang rata berada. Tetapi karena Bumi bulat, horizon dari perspektif tidak sama dengan horizon benar, yaitu garis yang membatasi Bumi dan langit.

Kaum Bumi datar mengklaim horizon yang terlihat terjadi akibat hukum perspektif. Faktanya, dari ketinggian kita bisa memperpanjang garis rata dan sejajar untuk mengetahui posisi titik lenyapnya, dan pada banyak kasus akan berada di atas horizon.

Lanjutkan membaca “Horizon dan Gambar Perspektif”

Salar de Uyuni dan Dataran Garam Lainnya

Dataran garam adalah bentangan dataran berlapisi garam dan mineral lainnya. Salar de Uyuni di Bolivia adalah dataran garam terbesar di seluruh dunia. Dataran garam terlihat datar, tetapi seperti permukaan Bumi lainnya, permukaan dataran garam tetap mengikuti lengkungan Bumi.

Kaum Bumi datar menganggap Salar de Uyuni dan dataran garam lainnya  yang terlihat datar sebagai “bukti” Bumi datar. Faktanya, walau dataran garam sekilas terlihat datar, namun tetap mengikuti lengkungan Bumi. Bagian bawah dari objek di kejauhan akan tertutup lengkungan Bumi, sama seperti di lautan.

Lanjutkan membaca “Salar de Uyuni dan Dataran Garam Lainnya”