Menggunakan Garis Pandangan Untuk Menentukan Objek Datar atau Lurus

Cahaya memiliki sifat merambat lurus, setidaknya dalam jarak dekat. Kita sering memanfaatkan sifat cahaya tersebut untuk mengetahui apakah sebuah objek lurus atau datar melalui pengamatan visual.

Kaum Bumi datar sering memulai dari asumsi keliru bahwa sebuah objek datar, lalu menciptakan “penjelasan” bagaimana penglihatan kita bekerja. Mereka salah. Observasi visual kita gunakan untuk menentukan apakah sebuah objek datar, bukan sebaliknya: sifat penglihatan kita ditentukan dari kenampakan objek tersebut.

Sebagai contoh, ada kaum Bumi datar yang mulai dari asumsi bahwa sebuah lapangan bola itu datar. Lalu dia melakukan observasi dan terlihat lapangan bola tersebut bisa membuat kaki seseorang di sisi lain lapangan menjadi tertutup. Kemudian dia mengambil kesimpulan keliru bahwa bidang datar dapat membuat objek di kejauhan menjadi terlihat tertutup.

Hal tersebut adalah pengambilan kesimpulan terbalik yang keliru. Pengamatan visual menentukan apakah lapangan tersebut datar. Jika kaki seseorang di sisi lain lapangan terlihat tertutup, artinya lapangan tersebut tidak datar. Besar kemungkinan pada saat lapangan tersebut dibuat, kedatarannya juga ditentukan melalui pengamatan visual, dan lapangan sengaja dibuat tidak datar agar tidak tergenang air.

Dalam kasus ini, kaum Bumi datar mencoba merevisi sifat cahaya agar hasil observasi bisa mendukung konsep Bumi datar. Faktanya tentu saja tidak seperti yang mereka klaim. Sifat cahaya dapat kita gunakan untuk menentukan apakah sebuah objek datar atau rata, bukan sebaliknya.