Asumsi Untuk Penyederhanaan Dalam Model Ilmiah

Featured Video Play Icon

Saat membuat model ilmiah dari fenomena yang rumit, kita menyederhanakannya menjadi bentuk yang sesederhana mungkin untuk membuat perhitungan menjadi dapat dilaksanakan dan tidak rumit. Contoh umum adalah asumsi objek berbentuk bulat, lingkungan yang vakum, tali tak bermassa, katrol tanpa hambatan, dan asumsi Bumi datar.

Kaum Bumi datar menemukan jurnal ilmiah yang menggunakan asumsi Bumi datar dalam modelnya, lalu mereka jadikan “bukti” penulisnya mengetahui Bumi itu datar. Faktanya, itu hanyalah asumsi yang digunakan untuk menyederhanakan masalah, bukan karena Bumi itu datar.

Pada pelajaran mekanika dasar, seringkali model dibuat dengan asumsi lingkungan yang vakum. Dengan asumsi tersebut, maka gaya hambat dianggap tidak ada. Tanpa memperhitungkan gaya hambat, maka perhitungan yang sebelumnya perlu menggunakan kalkulus (atau bahkan tidak dapat diselesaikan secara analitik) menjadi bisa dihitung menggunakan aritmatika biasa. Jika peran gaya hambat tidak begitu berarti, misalnya jika objeknya pejal, dan bergerak lambat, maka hasil perhitungannya akan cukup mendekati kenyataannya.

Jika kita membuat jembatan dengan panjang hanya 10 meter, maka lengkungan Bumi terlalu kecil, dan dengan demikian kita dapat abaikan pada model yang kita buat. Dan hasilnya akan tetap akurat walaupun Bumi itu bulat. Namun jika yang akan kita buat adalah jembatan dengan panjang 3 km dan tinggi 300 meter, maka mau tidak mau kita perlu memasukkan unsur lengkungan Bumi pada model yang kita buat karena akan banyak mempengaruhi hasilnya.

Hanya karena sebuah model menggunakan asumsi Bumi datar, bukan berarti itu adalah bukti Bumi datar. Memperlakukan sebuah model seakan-akan memiliki sifat sama persis dengan hal aslinya merupakan cacat logika reifikasi.

Referensi