Propagasi Gelombang Radio

Propagasi gelombang radio adalah sifat dari gelombang radio saat merambat dari satu titik ke titik lainnya. Karena gelombang radio adalah radiasi elektromagnetik, maka akan mengalami fenomena pantulan, pembiasan, difraksi, penyerapan, polarisasi dan hamburan.

Kaum Bumi datar menganggap semua gelombang radio itu sama, dan menciptakan beberapa “penjelasan” dengan asumsi salah tersebut. Faktanya, gelombang radio dengan frekuensi berbeda memiliki sifat dan propagasi yang berbeda pula.

Tahun 1901, Guglielmo Marconi berhasil melakukan transmisi melintasi Samudera Atlantik. Karena antara pemancar dan penerima seharusnya terhalangi oleh lengkungan Bumi, beberapa kaum Bumi datar menganggapnya sebagai “bukti” tidak ada ada lengkungan Bumi. Faktanya , Marconi menggunakan frekuensi di rentang HF dan MF yang mampu melakukan propagasi secara groundwave (mengalami difraksi dan menyusuri permukaan Bumi) dan skywave (dipantulkan lapisan ionosfer). Hal yang sama tak terjadi pada penggunaan di jaman modern yang cenderung menggunakan rentang frekuensi yang lebih tinggi.

Kaum Bumi datar juga gemar menggunakan propagasi troposcatter sebagai “penjelasan” mengenai adanya satelit. Menurut mereka, satelit tak ada, dan sinyal dapat diterima karena propagasi troposcatter. Faktanya, rambatan dari sinyal satelit dan troposcatter memiliki sifat yang berbeda. Sinyal satelit diterima dari atas, sedangkan troposcatter diterima praktis sejajar permukaan Bumi.

Beberapa dari mereka juga mempertanyakan jika pada frekuensi rendah terjadi groundwave dan skywave yang dapat mengatasi masalah lengkungan Bumi, mengapa kita tidak menggunakan frekuensi itu saja? Dan dengan demikian tidak perlu satelit. Jawabannya adalah kapasitas di frekuensi rendah sangat terbatas. Dengan SNR yang sama, rentang frekuensi SHF memiliki kapasitas sembilan kali lipat seluruh rentang frekuensi di bawahnya jika semuanya digabung.

Referensi