Sextant: Menentukan Lokasi Dari Posisi Benda Langit

Sebelum ada penunjuk lokasi elektronik seperti GPS, pelaut dan penjelajah menggunakan alat yang dinamakan ‘sextant’ untuk mengukur sudut benda langit. Dari data tersebut kemudian dapat ditentukan lokasi pengamat di Bumi pada saat itu.

Ini dapat terjadi hanya karena Bumi Bentuknya Bulat.

Untuk menentukan posisi di utara khatulistiwa, pelaut biasanya mencari posisi bintang Polaris, dan mengukur sudutnya dari horizon dengan menggunakan sextant. Sudut yang didapatkan adalah sama dengan lintang utara dari posisi pengamat!

Di selatan khatulistiwa, pelaut melakukan hal yang sama, tetapi dengan menggunakan poros bintang selatan. Di selatan sayangnya tidak ada bintang seterang Polaris yang posisinya bertepatan dengan poros bintang selatan. Biasanya digunakan rasi Crux dan bintang Pointer untuk memperkirakan posisi bintang selatan. Sudut antara poros bintang selatan dan horizon adalah sama dengan posisi lintang selatan Bumi.

Di utara khatulistiwa, poros bintang selatan tidak terlihat. Sebaliknya, di selatan khatulistiwa, Polaris tidak terlihat. Jadi tidak sulit untuk menentukan apakah harus mengukur sudut Polaris, ataukah poros bintang selatan.

Selain kedua posisi bintang tersebut, dulu pelaut dan penjelajah biasanya membawa tabel bintang untuk memudahkan menggunakan bintang lain sebagai acuan untuk navigasi.

Pelaut dan penjelajah jaman dahulu tahu persis Bumi bentuknya bulat, dan menggunakan sifat bulat ini untuk keperluan navigasi. Karena pengetahuan ini, pelaut jaman dulu bisa bepergian ke belahan dunia yang lain.

Referensi