Efek Coriolis dan Efek Eötvös Pada Sniper Jarak Jauh

Jika seorang sniper menembak sasaran jarak jauh, maka jika lokasinya berada di Bumi bagian utara, rata-rata hasilnya akan meleset ke kanan bidikan. Sebaliknya, jika berada di Bumi bagian Selatan, rata-rata hasilnya akan meleset ke kiri bidikan.

Hal ini terjadi karena Bumi berbentuk bulat, dan berotasi pada porosnya.

Jarak meleset relatif kecil apabila dibandingkan dengan jarak sasaran. Untuk sasaran sejauh 1 km, kecepatan peluru 820 meter/detik, dan posisi di lintang 45°, maka jarak melesetnya rata-rata sekitar 8 cm.

Ini terjadi karena Efek Coriolis akibat Bumi berbentuk bulat dan berotasi di porosnya. Besarnya Efek Coriolis tergantung dari lokasi derajat lintang dari penembak. Semakin jauh dari khatulistiwa, semakin besar pula efek Coriolisnya.

Efek lainnya yang berhubungan adalah Efek Eötvös. Peluru tidak akan bergerak lurus terus menerus dan suatu saat akan turun jatuh. Jadi hasilnya akan meleset ke bawah bidikan. Untuk peluru yang ditembakkan ke Barat dan ke Timur akan ada perbedaan jarak melesetnya. Peluru yang ditembakkan ke Barat akan turun lebih jauh daripada peluru yang ditembakkan ke Timur, untuk jarak yang sama.

Hal ini juga terjadi karena Bumi bulat, dan berotasi di porosnya. Peluru yang ditembakkan ke Barat akan memiliki gaya sentrifugal ke atas lebih kecil, dan peluru akan memiliki berat efektif lebih besar daripada peluru yang ditembakkan ke arah Timur.

Fenomena balistik pada penembakan jarak jauh hanyalah salah satu dari sekian banyak fenomena alam yang tak akan pernah dapat dijelaskan pada model Bumi datar.

Referensi