Prinsip Archimedes dan Gravitasi

Prinsip Archimedes mengatakan bahwa objek yang terendam penuh atau sebagian akan mendapat gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat fluida yang terpindahkan objek tersebut. Sedangkan hukum gravitasi Newton mengatakan bahwa semua partikel saling tarik menarik dengan gaya yang berbanding lurus dengan massanya & berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.

Kaum Bumi datar memperlakukan gravitasi seakan-akan “diciptakan” untuk “mengganti” prinsip Archimedes, dan keduanya adalah teori yang bersaing dan saling bertentangan. Faktanya, kedua hal tersebut menjelaskan fenomena yang berbeda. Gravitasi tak menjelaskan apapun yang dijelaskan oleh prinsip Archimedes & juga sebaliknya. Gravitasi tidak menggantikan prinsip Archimedes; keduanya valid dan tetap digunakan saat ini.

Lanjutkan membaca “Prinsip Archimedes dan Gravitasi”

Melawan Gaya Gravitasi

Gravitasi bukan satu-satunya gaya. Ada gaya-gaya lain. Beberapa gaya dapat mempengaruhi sebuah objek. Gaya bisa melawan gravitasi, membuat gerak objek berlawanan arah gravitasi. Hal tersebut bukan bukti gravitasi tak ada.

Kaum Bumi datar menganggap adanya objek yang bergerak berlawanan dari arah gaya gravitasi sebagai ‘bukti’ gravitasi tidak ada. Faktanya, objek tersebut dipengaruhi oleh gaya lain yang lebih besar dan arahnya berlawanan dari gaya gravitasi.

Lanjutkan membaca “Melawan Gaya Gravitasi”

Archimedes dan Permukaan Fluida

Pada abad 3 BCE, Archimedes dari Sirakusa menulis yang saat ini kita sebut sebagai Prinsip Archimedes pada bukunya “Tentang Benda Yang Mengapung” (“On Floating Bodies”) menggunakan model Bumi Bulat.

Kaum Bumi datar memelintir Prinsip Archimedes seakan mendukung klaim Bumi itu datar. Faktanya, Archimedes dan ilmuwan Yunani lainnya saat itu memahami Bumi itu bulat. Dan beliau menyebutnya secara eksplisit dalam tulisannya. Lanjutkan membaca “Archimedes dan Permukaan Fluida”

Percepatan Gravitasi Dalam Rumus Archimedes

Prinsip Archimedes mengatakan: “gaya apung yang berlaku pada benda yang terendam fluida sama dengan berat fluida yang terpindahkan.” Saat ini biasanya kita menggunakan rumus B = -ρgV untuk menghitung gaya apung, dengan ρ adalah kerapatan fluida, g adalah percepatan gravitasi, dan V adalah volume fluida yang terpindahkan.

Archimedes menemukan gaya apung jauh sebelum Newton menemukan gravitasi, dan kaum Bumi datar mempermasalahkan adanya g di dalam rumus gaya apung. Faktanya, gaya apung tergantung pada berat fluida, sementara itu perbedaan berat dan massa baru diketahui setelah Newton. Prinsip Archimedes tetap berlaku, hanya saja sekarang kita mengetahui lebih banyak mengenai berat. Lanjutkan membaca “Percepatan Gravitasi Dalam Rumus Archimedes”

Elegansi atau Keelokan

Pengetahuan kita mengenai gravitasi dapat menjelaskan sebuah fenomena dengan jelas, mudah dipahami, dapat menjelaskan sangat banyak fenomena lain, konsisten dengan banyak data, dan menjawab sangat banyak pertanyaan. Kita dapat mengatakan bahwa konsep gravitasi itu memiliki sifat elegan.

Sebaliknya, konsep-konsep berbeda pada model Bumi datar membutuhkan penjelasan yang terpisah, yang bahkan saling bertentangan, atau sama sekali tidak elok. Kaum Bumi datar terbiasa dengan kondisi tersebut, dan akibatnya mereka tak mampu menerima fakta bahwa gravitasi dapat menjelaskan begitu banyak fakta alam.

Lanjutkan membaca “Elegansi atau Keelokan”

Density Tower

Featured Video Play Icon

Density tower terbentuk dari cairan-cairan bermassa jenis berbeda yang tak bercampur. Hal ini dapat terjadi karena percepatan gravitasi Bumi menarik cairan yang lebih rapat dengan lebih kuat, menggeser cairan yang lebih renggang ke atas.

Kaum Bumi datar mengklaim density tower membuktikan gravitasi tidak ada. Faktanya, density tower tak bisa terbentuk tanpa ada percepatan yang mempengaruhi cairan-cairan tersebut, seperti percepatan gravitasi Bumi.

Lanjutkan membaca “Density Tower”

Asumsi-Asumsi Ciptaan Kaum Bumi Datar Untuk Menggantikan Gravitasi

Kaum Bumi datar menolak gravitasi karena tidak mendukung konsep Bumi datar. Untuk menjelaskan fenomena-fenomena yang dijelaskan oleh gravitasi, mereka menciptakan banyak “fakta alternatif” dari gravitasi.

Kaum Bumi datar hanya sepakat dalam satu hal, yaitu bahwa Bumi datar. Namun karena Bumi datar dipercaya bukan berdasarkan fakta, mereka tidak dapat sepakat untuk hal yang lain. Aliran atau mazhab Bumi datar yang berbeda memiliki penjelasan alternatif yang berbeda pula, yang semuanya tak dapat menjelaskan fenomena alam dengan memadai.

Lanjutkan membaca “Asumsi-Asumsi Ciptaan Kaum Bumi Datar Untuk Menggantikan Gravitasi”

Telur dan Air Garam

Telur umumnya akan tenggelam dalam air tawar, tetapi jika air digarami, telur akan mengambang. Hal tersebut terjadi karena setelah digarami, densitas air bertambah. Tetapi antara densitas dan tenggelam atau mengambang bukanlah hubungan sebab akibat langsung.

Kaum Bumi datar mengklaim fenomena tersebut merupakan “bukti” benda jatuh ke bawah akibat densitas, dan mereka gunakan hal tersebut sebagai “bukti” gravitasi tidak ada. Faktanya, perbedaan massa jenis air berpengaruh pada besar gaya apung yang diterima oleh telur. Jika gaya apung lebih besar daripada berat telur, maka telur akan mengambang, dan sebaliknya.

Lanjutkan membaca “Telur dan Air Garam”

Gaya Apung

Gaya apung adalah gaya mengarah ke atas yang dikerjakan fluida yang arahnya melawan berat dari benda yang terendam. Gaya apung terjadi karena fluida memiliki gradasi tekanan. Gradasi tekanan hanya dapat terjadi jika fluida dipengaruhi oleh percepatan, seperti percepatan gravitasi Bumi.

Kaum Bumi datar sering menggunakan gaya apung sebagai “penjelasan” mengapa benda jatuh ke bawah. Mereka salah. Tanpa adanya percepatan gravitasi Bumi, gaya apung tak akan terjadi.

Lanjutkan membaca “Gaya Apung”

Balon Udara dan Gaya Gravitasi

Balon udara dapat terbang karena memiliki gaya apung (buoyancy) yang memiliki arah ke atas. Jika gaya apung lebih besar daripada gaya gravitasi (berat), maka balon akan bergerak naik.

Penganut Bumi datar banyak yang tidak mengerti hal ini. Bagi mereka, fakta bahwa balon bisa terbang adalah ‘bukti’ bahwa gravitasi tidak ada, dan benda bisa naik atau turun karena berat jenis. Mereka salah.

Lanjutkan membaca “Balon Udara dan Gaya Gravitasi”