Geometri dari Fenomena Bulan Purnama

Banyak dari kita mengalami masalah kognisi spasial, dan kesulitan untuk membayangkan bagaimana misalnya Bulan purnama dapat terlihat sepanjang malam. Pemikirannya adalah Bulan purnama terjadi karena Matahari-Bumi-Bulan hampir lurus, maka Bulan purnama seharusnya hanya terlihat di tengah malam.

Kaum Bumi datar yang mengalami masalah tersebut mengambil langkah lebih jauh dan menganggap hal tersebut sebagai “bukti” bahwa kejadian Bulan purnama tak dapat dijelaskan pada Bumi bulat. Faktanya, fenomena Bulan purnama dapat dengan mudah dijelaskan pada model Bumi bulat.

Lanjutkan membaca “Geometri dari Fenomena Bulan Purnama”

Metode Al-Biruni Untuk Mengukur Jari-Jari Bumi

Pada abad 11, Al-Biruni berhasil menghitung jari-jari Bumi dengan cara mengukur penurunan horizon dari puncak sebuah gunung.

Pada abad 21, kita semua dapat dengan mudah melakukan pengukuran dan perhitungan yang sama, tanpa perlu susah payah menggunakan alat ukur khusus. Kita dapat lakukan hanya menggunakan smartphone saat bepergian menggunakan pesawat.

Lanjutkan membaca “Metode Al-Biruni Untuk Mengukur Jari-Jari Bumi”

Geometri dari Kejadian Bulan Sabit

Banyak di antara kita yang mengalami kesulitan untuk membayangkan bagaimana misalnya Bulan sabit dapat terlihat di malam hari, padahal posisi Bulan berada lebih dekat dari Matahari daripada Bumi, dan posisi kita saat malam hari membelakangi Matahari. Menurut mereka, seharusnya pada malam hari kita tak dapat melihat Bulan.

Kaum Bumi datar yang mengalami kesulitan visualisasi seperti itu mengambil langkah lebih jauh dan menganggap hal tersebut sebagai ‘bukti’ bahwa fenomena alam tersebut tidak mungkin dijelaskan oleh ilmu pengetahuan. Faktanya, fenomena terlihatnya Bulan sabit saat malam hari dapat dengan mudah dijelaskan pada model Bumi bulat.

Lanjutkan membaca “Geometri dari Kejadian Bulan Sabit”

Keterlihatan Bulan dari Dua Lokasi yang Berlawanan di Bumi

Beberapa kaum Bumi datar kebingungan bahwa dua pengamat pada lokasi yang berlawanan di Bumi dapat mengamati Bulan pada waktu yang sama, lalu mereka menganggap hal tersebut sebagai ‘bukti’ Bumi datar. Hal tersebut hanyalah masalah kognisi spasial di sisi mereka.

Pengamat di permukaan Bumi memiliki pandangan vertikal 180°ke langit, dan dapat mengamati objek yang berada dekat horizon, dan bukan hanya objek yang berada di atas saja. Dua pengamat yang berada di sisi Bumi yang berlawanan tidak memiliki masalah mengamati Bulan di waktu yang sama.

Lanjutkan membaca “Keterlihatan Bulan dari Dua Lokasi yang Berlawanan di Bumi”