Densitas Udara vs Berat Benda

Pada lokasi yang rendah, kerapatan udara lebih tinggi, dan berat benda lebih besar. Sebaliknya, pada lokasi yang tinggi, kerapatan udara lebih rendah, dan berat benda lebih kecil.

Kaum Bumi datar menolak gravitasi, lalu menciptakan “penjelasan” bahwa benda jatuh adalah karena massa jenisnya lebih besar daripada udara. Tetapi jika hal tersebut benar, maka benda seharusnya lebih berat di lokasi tinggi yang memiliki kerapatan udara lebih rendah, dan lebih ringan di lokasi rendah yang kerapatan udaranya lebih tinggi. Karena yang terjadi adalah sebaliknya, hal tersebut membuktikan bahwa klaim kaum Bumi datar tersebut keliru.

Lanjutkan membaca “Densitas Udara vs Berat Benda”

Telur dan Air Garam

Telur umumnya akan tenggelam dalam air tawar, tetapi jika air digarami, telur akan mengambang. Hal tersebut terjadi karena setelah digarami, densitas air bertambah. Tetapi antara densitas dan tenggelam atau mengambang bukanlah hubungan sebab akibat langsung.

Kaum Bumi datar mengklaim fenomena tersebut merupakan “bukti” benda jatuh ke bawah akibat densitas, dan mereka gunakan hal tersebut sebagai “bukti” gravitasi tidak ada. Faktanya, perbedaan massa jenis air berpengaruh pada besar gaya apung yang diterima oleh telur. Jika gaya apung lebih besar daripada berat telur, maka telur akan mengambang, dan sebaliknya.

Lanjutkan membaca “Telur dan Air Garam”

Gaya Apung

Gaya apung adalah gaya mengarah ke atas yang dikerjakan fluida yang arahnya melawan berat dari benda yang terendam. Gaya apung terjadi karena fluida memiliki gradasi tekanan. Gradasi tekanan hanya dapat terjadi jika fluida dipengaruhi oleh percepatan, seperti percepatan gravitasi Bumi.

Kaum Bumi datar sering menggunakan gaya apung sebagai “penjelasan” mengapa benda jatuh ke bawah. Mereka salah. Tanpa adanya percepatan gravitasi Bumi, gaya apung tak akan terjadi.

Lanjutkan membaca “Gaya Apung”