Tak Melakukan Belum Tentu Tak Mampu

Kaum Bumi datar gemar mengartikan “tak melakukan” sebagai “tak mampu.” Jika mereka melihat ada hal yang membuktikan Bumi bulat tapi tidak dilakukan, mereka akan keliru mengklaim “pasti tak mungkin untuk melakukannya karena Bumi itu datar.” Hal ini adalah salah satu dari sekian banyak cacat logika yang umum kita lihat di komunitas penganut Bumi datar.

Ada hal-hal yang dapat kita lakukan, tapi tak kita lakukan dengan berbagai alasan. Dengan kata lain, “kita mampu untuk melakukan, tapi memilih untuk tak melakukan hal tersebut.” Tak melakukan sesuatu tersebut bukan berarti hal tersebut mustahil dilakukan.

Lanjutkan membaca “Tak Melakukan Belum Tentu Tak Mampu”

Tuduhan Kultus Individu

Kaum Bumi datar gemar menuduh sains menerima ide karena kultus individu kepada orang yang menyampaikan ide tersebut. Faktanya, sains menerima ide karena kebenaran dari ide itu sendiri, bukan siapa pengusungnya.

Newton adalah salah satu ilmuwan paling berpengaruh. Tapi kita tak punya masalah mengatakan bahwa sebagian dari idenya keliru dan tidak ilmiah.

Lanjutkan membaca “Tuduhan Kultus Individu”

Cacat Logika Argumen ke Masa Depan

Cacat logika argumen ke masa depan terjadi jika seseorang mengklaim pendapatnya benar berdasarkan asumsi keliru bahwa buktinya masih dalam pengerjaan, dan suatu saat akan terbukti benar.

Kaum Bumi datar kadang mengakui bahwa mereka tak dapat membuktikan Bumi datar, tetapi mereka tetap percaya Bumi datar karena mereka pikir suatu saat akan terbukti. Faktanya, bumi sudah terbukti berbentuk bulat. Tak akan ada “riset” yang bisa membuktikan Bumi datar.

Lanjutkan membaca “Cacat Logika Argumen ke Masa Depan”

Kontekstualisme: Bagaimana Kita Bisa Menyanggah Bumi Datar Dengan Cara Yang Wajar

Kontekstualisme adalah memperlakukan kebenaran informasi tergantung dari konteksnya. Kaum Bumi datar gemar menggunakan konteks dimana jika ada peluang sekecil apapun kita salah, maka kita tidak tahu sama sekali. Tetapi jika kita memakai konteks tersebut di situasi sehari-hari, kita tak lagi berfungsi seperti manusia normal.

Untuk menghindari argumentasi tak wajar, kita dapat menggeser ke konteks yang berlaku di situasi normal. Jika mereka bertanya “Mengapa kamu yakin <sesuatu> jika tak membuktikan sendiri?” kita dapat menjawabnya “Sama seperti kamu yakin Korea Utara itu ada.” Pada konteks normal, kita tahu Korea Utara itu ada walaupun sebagian besar dari kita tak pernah membuktikannya sendiri.

Lanjutkan membaca “Kontekstualisme: Bagaimana Kita Bisa Menyanggah Bumi Datar Dengan Cara Yang Wajar”

Saling Menghargai

Terkadang ada kaum Bumi datar yang dengan nada sopan secara baik-baik menuntut masyarakat umum, komunitas ilmiah dan para profesional untuk memperlakukan mereka dengan baik-baik dan serius. Mereka menuntut agar kita semua menghargai mereka, karena menurut mereka hanya dengan saling menghargai, kita dapat mengetahui bentuk Bumi yang sesungguhnya.

Faktanya, sikap tersebut adalah hal yang selama ini kita harapkan bersama. Namun rasa hormat berlaku dua arah. Jika mereka menuntut untuk dihormati, mereka pun juga harus menghormati. Saat penganut Bumi datar mulai menghargai pihak lain, saat itu pula mereka tidak lagi dapat mempertahankan kepercayaan Bumi datarnya. Fitnah, berburuk sangka, dan sifat suudzon adalah satu paket dengan konsep Bumi datar, dan tak mungkin dapat dipisahkan.

Lanjutkan membaca “Saling Menghargai”

Keseimbangan Palsu / False Balance

Cacat logika keseimbangan palsu terjadi jika seorang jurnalis menyajikan pendapat yang berlawanan dengan perlakuan yang sama, walaupun pendapat tersebut tidak didukung bukti. Hal ini dapat menyebarkan misinformasi karena memberi kesan seakan-akan hal yang tak didukung bukti tersebut layak untuk dipertimbangkan.

Kaum Bumi datar mengeluh bahwa media massa tak memberi mereka perlakuan yang sama seperti yang diberikan kepada ilmuwan. Faktanya, menyajikan kedua pihak tersebut dengan perlakuan yang sama tidak menggambarkan situasi yang sebenarnya, dan hanya akan menyebarkan misinformasi.

Lanjutkan membaca “Keseimbangan Palsu / False Balance”

Sesat Pikir Penyebab Tunggal (Single Cause Fallacy)

Sesat pikir penyebab tunggal (fallacy of the single cause) terjadi saat seseorang menganggap hanya ada satu penyebab dari suatu kejadian, sedangkan hal tersebut terjadi akibat adanya beberapa penyebab sekaligus.

Jika dikatakan “A menyebabkan B,” jarang bahwa B disebabkan hanya karena A, tetapi biasanya ada hal lain yang bersama-sama A menyebabkan B yang tak disebut secara eksplisit. Menyimpulkan hanya A yang menyebabkan B tanpa pemikiran lebih lanjut adalah sesat pikir penyebab tunggal.

Lanjutkan membaca “Sesat Pikir Penyebab Tunggal (Single Cause Fallacy)”

Argumen Regres dan Regres Tanpa Akhir

Kaum Bumi datar gemar menggunakan argumen regres. Mereka akan terus menanyakan “apa yang menyebabkannya?” untuk semua pernyataan yang kita sampaikan dengan niat untuk mengubah diskusi menjadi regres tanpa akhir. Saat mencapai pertanyaan yang tidak ada jawabannya, dengan keliru mereka akan mengklaim pernyataan awalnya salah.

Faktanya, kita dapat mengetahui sesuatu ada atau terjadi walaupun kita tidak tahu penyebabnya. Jika kita terus bertanya “apa sebabnya” untuk hal apapun, pada akhirnya kita akan menemui pertanyaan yang tidak atau belum dapat dijawab. Tetapi bukan berarti kita tak mengetahui hal tersebut ada atau terjadi.

Lanjutkan membaca “Argumen Regres dan Regres Tanpa Akhir”

Sesat Logika “Argument from Incredulity”

Argument from Incredulity terjadi jika seseorang menolak sebuah fakta hanya karena yang bersangkutan tidak mengerti bagaimana hal tersebut dapat terjadi. Ini adalah sebuah sesat logika (fallacy) yang banyak terjadi di kalangan penganut paham Bumi datar.

Lanjutkan membaca “Sesat Logika “Argument from Incredulity””

Hipotesis Keliru Mengenai Pengamatan Objek di Kejauhan

Kaum Bumi datar gemar mengamati kenampakan objek di kejauhan, tetapi observasi tersebut tidak akan dapat membuktikan Bumi itu datar.

Pengamatan mengenai kenampakan objek di kejauhan paling jauh hanya dapat membuktikan Bumi tidak bulat dengan jari-jari 6371 km. Bumi datar hanya satu dari kemungkinan lain yang sangat banyak. Bisa saja Bumi tetap bulat, tetapi ukurannya jauh lebih besar.

Lanjutkan membaca “Hipotesis Keliru Mengenai Pengamatan Objek di Kejauhan”

Konspirasi Elit Global

Apabila kaum Bumi datar merasa tidak dapat mempertahankan pendapatnya, beberapa dari mereka akan berdalih bahwa model Bumi datar memang belum sempurna, tapi yang yang terpenting adalah menyelamatkan dunia dari “elit global.”

Kenyataannya, “elit global” hanyalah drama fiktif yang merupakan salah satu dari sekian banyak asumsi di atas asumsi yang mereka ciptakan untuk menutupi lubang-lubang besar menganga yang ada dalam konsep Bumi datar.

Lanjutkan membaca “Konspirasi Elit Global”

Sesat Pikir Reifikasi

Kita sering menyederhanakan hal yang rumit menjadi model yang lebih sederhana dengan cara mengabaikan hal-hal yang tidak penting, agar dapat memfokuskan kepada hal-hal yang penting. Model lebih mudah dipahami dan memudahkan kita untuk bekerja, tetapi itu tetaplah model, dan tidak memiliki semua sifat dari hal aslinya.

Kaum Bumi datar sering melakukan sesat pikir reifikasi dengan memperlakukan model seperti hal aslinya. Mereka mencari-cari “kesalahan” pada model yang berbeda dari hal aslinya, lalu mereka gunakan untuk mendiskreditkan hal aslinya. Faktanya, model bukan hal aslinya, dan tak dapat dengan sempurna mewakili hal aslinya.

Lanjutkan membaca “Sesat Pikir Reifikasi”

Topik NASA dalam Argumentasi Bumi Datar dan Bumi Bulat

Manusia mengetahui Bumi itu bulat sejak abad 3 SM, jauh sebelum manusia bisa ke luar angkasa dan NASA didirikan. Untuk mempertahankan kepercayaan Bumi datar, kaum Bumi datar perlu memfitnah NASA. Namun untuk mengetahui Bumi itu bulat, sama sekali tak membutuhkan campur tangan NASA.

Lanjutkan membaca “Topik NASA dalam Argumentasi Bumi Datar dan Bumi Bulat”

Appeal to Ridicule: Jurus Mencemooh Dalam Konsep Bumi Datar

Appeal to ridicule adalah sesat pikir (fallacy) yang dilakukan dengan cara memperlakukan pendapat pihak lain seakan konyol, lucu atau bodoh, dan dengan demikian tidak layak untuk dipertimbangkan. Lawan bicara dan pendapatnya diperlakukan sebagai objek lelucon.

Bumi datar tak memiliki landasan ilmiah, sehingga kaum Bumi datar sering menggunakan appeal to ridicule. Sebaliknya, argumentasi ilmiah yang sesungguhnya dilakukan tanpa mengolok-olok argumentasi pihak lain.

Lanjutkan membaca “Appeal to Ridicule: Jurus Mencemooh Dalam Konsep Bumi Datar”

Lompat ke Kesimpulan / Jumping to Conclusions

Bias kognitif melompat ke kesimpulan (Bahasa Inggris: jumping to conclusions) terjadi jika seseorang gagal membedakan mana hasil observasi dan mana yang direka dari observasi tersebut (inference). Atau dengan kata lain, “jika seseorang gagal membedakan yang diamati dan yang disimpulkan darinya.”

Banyak “fakta” Bumi datar yang bersumber dari jumping to conclusions. Mereka menarik kesimpulan tanpa fakta yang lengkap demi mencapai kesimpulan yang tak berdasar.

Lanjutkan membaca “Lompat ke Kesimpulan / Jumping to Conclusions”

Analisis Aksiologi

Bentuk Bumi yang benar dapat pula kita ketahui melalui sudut pandang aksiologi. Jika sebuah bentuk Bumi terbentuk memiliki banyak penerapannya di kehidupan sehari-hari, tetapi bentuk Bumi yang lain sama sekali tak memiliki penerapan, maka kita dapat simpulkan bentuk Bumi yang benar adalah yang memiliki banyak penerapan tersebut.

Tidak ada satu pun teknologi yang tergantung dari ‘pengetahuan’ bahwa Bumi datar. Sebaliknya, ada sangat banyak teknologi yang kita gunakan sehari-hari yang tergantung dari pemahaman bahwa Bumi ini berbentuk bulat. Dengan demikian, kita dapat menarik kesimpulan bahwa Bumi itu bulat.

Lanjutkan membaca “Analisis Aksiologi”

Sesat Pikir ‘Appeal to Definition’

Sesat pikir atau fallacy ‘appeal to definition’ adalah menggunakan sebuah definisi dari sebuah istilah untuk mendukung pendapat, seakan istilah tersebut tak dapat memiliki arti yang lain, atau bahkan arti yang berlawanan. Kaum Bumi datar gemar menggunakan sesat pikir ini, sebagai contoh, pada istilah ‘teori’.

Masalah komunikasi dapat terjadi apabila sebuah istilah salah diartikan oleh pihak yang menerima informasi. Kesalahan tersebut seharusnya dapat dengan mudah diklarifikasi. Pembawa informasi seharusnya dapat dengan mudah menginformasikan arti yang sebenarnya dia maksud. Sesat pikir ‘appeal to definition’ terjadi apabila klarifikasi tersebut ditolak, dan penerima informasi bersikeras untuk menggunakan arti istilah yang salah, yang bukan dimaksud oleh pembawa informasi, untuk mendukung pendapatnya.

Lanjutkan membaca “Sesat Pikir ‘Appeal to Definition’”

Ad Fidentia

Sesat pikir (fallacy) ad-fidentia terjadi jika seseorang menyerang lawannya karena yang bersangkutan dianggap tidak percaya diri, bukan karena isi dari argumennya itu sendiri.

Metode ilmiah adalah metode empiris untuk mendapatkan pengetahuan, yang merupakan proses yang iteratif, dilakukan berulang kali, dimana informasi terus menerus direvisi. Kaum Bumi datar sering mempertanyakan lawannya apakah mereka 100% yakin mengenai klaimnya. Jika kita “mengakui” bahwa ada kemungkinan klaim kita salah, dan dapat direvisi di masa yang akan datang, mereka akan menyalahgunakan hal tersebut untuk “membuktikan” kita salah.

Lanjutkan membaca “Ad Fidentia”

Red Herring

Red herring adalah jurus argumentasi yang merupakan sesat pikir. Pelaku menyampaikan topik yang tidak relevan dengan tujuan mengalihkan pembicaraan dari topik utama, dengan tujuan untuk ‘memenangkan’ argumentasi dengan menyampaikan topik yang diprediksi lebih mudah ‘dimenangkan’.

Kaum Bumi datar sering melakukan red herring secara berulang-ulang karena klaim mereka tidak mungkin untuk dipertahankan. Contohnya, mereka akan menghindari argumentasi yang berhubungan dengan pengamatan langsung, dan mengalihkan pembicaraan ke argumentasi yang tergantung pada pernyataan dari pihak ketiga. Untuk ‘memenangkan’ argumentasi, mereka hanya perlu menggunakan sifat berburuk sangka mereka dan memfitnah pihak ketiga tersebut, dan menambahkan mereka ke dalam daftar ‘antek elit global’.

Lanjutkan membaca “Red Herring”

Sesat Pikir “Notable Effort”

Sesat pikir atau fallacy “notable effort” terjadi jika besarnya usaha dijadikan alasan untuk menerima kesimpulan, padahal besarnya usaha tidak ada hubungannya dengan benar atau salah dari kesimpulan tersebut.

Kaum Bumi datar gemar menunjukkan usaha yang mereka lakukan untuk ‘membuktikan’ Bumi datar dan bahwa tak ada usaha yang sama dari ‘kaum Bumi bulat.’ Lalu mereka menggunakannya untuk menyimpulkan Bumi datar. Ini adalah sesat logika karena besarnya usaha tak ada hubungannya dengan kebenaran. Usaha lebih sedikit bukan berarti kesimpulannya salah dan usaha yang lebih besar bukan berarti kesimpulannya benar.

Lanjutkan membaca “Sesat Pikir “Notable Effort””