Mengapa Sulit Menemukan MH370 Walaupun Ada Satelit

Jika ada banyak satelit menyediakan layanan navigasi dan citra Bumi, lalu mengapa sulit untuk mencari lokasi MH370 yang hilang?

Navigasi satelit (termasuk GPS) itu bersifat pasif. Satelit mengirim sinyal, yang kemudian diproses oleh penerima di MH370 untuk menentukan lokasi dirinya sendiri. Satelitnya sendiri tak menerima sinyal apapun dari MH370, dan tak dapat mengetahui lokasinya.

Pesawat penumpang memang mengirimkan lokasinya melalui pemancar ADS-B. Tapi saat penerbangan MH370, hanya ada stasiun penerima ADS-B di darat, dan belum ada penerima ADS-B berbasis satelit. Jika pesawat berada di tengah lautan, tak akan ada yang dapat menerima sinyal ADS-B dari pesawat tersebut.

Satelit citra mengorbit Bumi berkali-kali dalam sehari, dan terus menerus mengambil foto permukaan di bawahnya. Satelit ini kembali ke lokasi yang sama setelah beberapa hari, dan tak akan dapat melihat MH370, kecuali jika kebetulan.

Referensi

Crowdsourcing Lokasi Pada Telepon Seluler

Selain navigasi satelit, ponsel juga dapat menggunakan data lokasi stasiun seluler dan access point WiFi hasil dari crowdsourcing. Ponsel saling bekerja sama mengumpulkan data lokasi stasiun seluler dan access point WiFi. Jika navigasi satelit tidak tersedia, maka ponsel dapat menggunakan database tersebut untuk menentukan lokasinya.

Beberapa dokumentasi menjelaskan cara ponsel yang tak memiliki fitur GPS untuk menentukan lokasinya, dan kaum Bumi datar menggunakannya sebagai “bukti” bahwa GPS tidak menggunakan satelit. Faktanya, ada beberapa jenis layanan lokasi di ponsel, bukan hanya GPS. Dan yang dijelaskan dokumentasi tersebut adalah layanan lokasi melalui crowdsourcing data lokasi stasiun seluler dan access point WiFi.

Lanjutkan membaca “Crowdsourcing Lokasi Pada Telepon Seluler”

Lalu Lintas Terkini di Google Maps dan Kemacetan Palsu oleh Simon Weckert

Fitur lalu lintas terkini di Google Maps bekerja melalui crowdsourcing. Lalu lintas jalan raya diketahui dengan cara merangkum informasi yang dikirim oleh ponsel dari banyak pengguna.

Pada bulan Februari 2020, seniman Simon Weckert berhasil mengelabui sistem Google Maps untuk memalsukan kemacetan. Dia melakukannya dengan menarik sekeranjang ponsel aktif dan berjalan di tengah jalan. Sistem Google Maps mengira ada banyak mobil yang bergerak lambat di jalan tersebut dan membuat kesimpulan salah bahwa di jalan tersebut sedang terjadi kemacetan. Hasilnya, selama Simon melakukan operasi tersebut, jalan yang kosong terlihat merah pekat di Google Maps, seakan-akan ada kemacetan di jalan tersebut.

Kaum Bumi datar mengklaim hal tersebut membuktikan satelit tidak ada; kemungkinan akibat sebelumnya mereka tidak paham cara kerjanya dan mengira kemacetan diketahui langsung melalui foto satelit. Faktanya, sistem navigasi satelit, seperti GPS, juga terlibat di sistem crowdsourcing ini.

Lanjutkan membaca “Lalu Lintas Terkini di Google Maps dan Kemacetan Palsu oleh Simon Weckert”