Tak Melakukan Belum Tentu Tak Mampu

Kaum Bumi datar gemar mengartikan “tak melakukan” sebagai “tak mampu.” Jika mereka melihat ada hal yang membuktikan Bumi bulat tapi tidak dilakukan, mereka akan keliru mengklaim “pasti tak mungkin untuk melakukannya karena Bumi itu datar.” Hal ini adalah salah satu dari sekian banyak cacat logika yang umum kita lihat di komunitas penganut Bumi datar.

Ada hal-hal yang dapat kita lakukan, tapi tak kita lakukan dengan berbagai alasan. Dengan kata lain, “kita mampu untuk melakukan, tapi memilih untuk tak melakukan hal tersebut.” Tak melakukan sesuatu tersebut bukan berarti hal tersebut mustahil dilakukan.

Beberapa contoh:

  • “Tak ada rute penerbangan melintasi Antarktika, maka mustahil untuk melintasi Antarktika”
  • “Manusia tak pergi ke Bulan setelah Apollo, maka tidak mungkin manusia pergi ke Bulan.”
  • “Kita tak melakukan perekaman peluncuran roket ke luar angkasa dari wahana antariksa lain, maka tidak mungkin roket ke luar angkasa.”

Premis dasarnya adalah “jika kita tidak mampu melakukan X, maka kita tidak melakukan X”. Premis tersebut valid, tetapi oleh kaum Bumi datar diinterpretasikan menjadi “Jika kita tidak melakukan X, maka kita tidak mampu melakukannya” yang tidak valid. Hal ini adalah cacat logika affirming the consequent.

Derivasi yang valid dari premis tersebut adalah kontrapositif atau modus tollens: “Jika kita melakukan X, maka kita mampu melakukan X”.

Tentu saja, apabila hal yang kaum Bumi datar pikir tidak pernah dilakukan, tetapi ternyata kita bisa menunjukkan hal tersebut pernah dilakukan, mereka hanya akan mencari-cari hal-hal lain yang menurut mereka tidak pernah dilakukan. Dan sama seperti sebelumnya, mereka gunakan sebagai “bukti” hal tersebut mustahil dilakukan. Perilaku tersebut disebut “menggeser tiang gawang” atau “moving the goalposts”.

Referensi