Albert Michelson dalam Buku “Michelson & the Speed of Light”

Tahun 1881, Albert A. Michelson membuat percobaan untuk membuktikan hipotesis aether. Aether adalah materi yang dulu diperkirakan memenuhi luar angkasa, yang membuat cahaya dapat merambat di ruang hampa. Percobaan Michelson tidak berhasil membuktikan keberadaan aether.

Tahun 1960, Bernard Jaffe menulis biografi Michelson dalam buku “Michelson & the Speed of Light.” Kaum Bumi datar mengutip satu kalimat dalam buku tersebut di luar konteksnya, dan memilintirnya seakan-akan Michelson membuktikan Bumi tidak bergerak.

Paragraf yang sering dikutip oleh oknum-oknum Bumi datar adalah:

The data were almost unbelievable. The so-called ether wind had had no effect whatever on the velocity of light whether the beam was traveling with the “wind” or across it. There was only one other possible conclusion to draw —that the earth was at rest.

Terjemahan Bahasa Indonesia:

Data tersebut nyaris tak dapat dipercaya. Yang kita sebut sebagai angin ether ternyata tidak memiliki efek terhadap kecepatan cahaya jika cahaya merambat searah atau tegak lurus dengan “angin” tersebut. Hanya ada satu kesimpulan yang dapat diambil —bahwa Bumi itu diam.

Mereka dengan sengaja mengabaikan konteks dari paragraf tersebut, seperti yang ada pada paragraf selanjutnya:

Observations are observations; facts are facts. Reluctant as he was to do so, Michelson had to report what he had found. He recorded his findings in the August 1881 (5) issue of the American Journal of Science under the title “The Relative Motion of the Earth and the Luminiferous Ether.” His conclusion was short and unmistakable. “The hypothesis of a stationary ether is erroneous,” he wrote.

Terjemahan Bahasa Indonesia:

Observasi adalah observasi; fakta adalah fakta. Michelson enggan menerimanya, tetapi berkewajiban melaporkan penemuannya. Beliau menulis penemuannya di edisi Agustus 1881 (5) dari American Journal of Science dengan judul “Gerak Relatif Bumi dan Ether Cahaya.” Kesimpulannya singkat dan jelas. “Hipotesis ether diam itu keliru,” tulisnya.

Referensi