Arah Bawah Pada Globe

Globe adalah model miniatur 3D dari Bumi bulat. Globe dapat menggambarkan arah bawah Bumi, menuju pusat globe, seperti pada Bumi sesungguhnya. Kaum Bumi datar gagal membedakan arah bawah pada model & pada Bumi sungguhan. Faktanya, arah bawah yang kita rasakan tidak sama dengan arah bawah yang digambarkan oleh globe, yang hanya merupakan model dari Bumi.

Timbangan Pegas vs Timbangan Neraca

Timbangan pegas mengukur massa dengan mengukur gaya gravitasi dari objek yang diukur. Karena besar gaya gravitasi tergantung pada besar dari percepatan gravitasi, maka hasilnya akan berbeda untuk lokasi yang berbeda. Itu sebabnya timbangan pegas yang membutuhkan ketelitian tinggi perlu dikalibrasi setelah dipindahkan ke lokasi yang berbeda.

Di sisi lain, timbangan neraca mengukur massa dengan membandingkan massa objek yang diukur dengan massa objek yang sebelumnya sudah diketahui. Karena kedua massa dipengaruhi dengan percepatan gravitasi yang sama, timbangan neraca tak terpengaruh oleh perubahan percepatan gravitasi.

Lanjutkan membaca “Timbangan Pegas vs Timbangan Neraca”

Yunani Kuno

Featured Video Play Icon

Bangsa Yunani kuno telah mengetahui Bumi bulat sejak setidaknya abad 3 BCE. Menurut sejarawan Otto E. Neugebauer, Bangsa Yunani kuno mengetahui hal tersebut dari perubahan drastis pada posisi dan gerakan bintang antara pemukiman Yunani pada derajat lintang berbeda.

Lanjutkan membaca “Yunani Kuno”

Pesawat Tanpa Gravitasi Dan Durasi Tanpa Beban di Dalamnya

Featured Video Play Icon

Pesawat tanpa gravitasi terbang dengan lintasan parabola, membuat lingkungan tanpa beban untuk waktu yang singkat.

Kaum Bumi datar mengklaim video astronot di angkasa dipalsukan di pesawat tanpa gravitasi. Faktanya, pesawat tanpa gravitasi hanya bisa memberikan ~25 detik lingkungan tanpa beban, dan tak bisa digunakan untuk membuat video yang lebih lama.

Referensi

Teori Ilmiah Bukan “Cuma Teori”

Kata “teori” memiliki beberapa arti yang berbeda & bisa menjadi rancu. Artinya pada konteks imiah bisa berbeda dengan arti pada percakapan sehari-hari. Kaum Bumi datar keliru menganggap sebuah “teori” itu belum terbukti. Faktanya, pada konteks ilmiah, teori umumnya telah diterima sebagai kebenaran. Sedangkan anggapan yang masih belum terbukti disebut sebagai “hipotesis.”

Lanjutkan membaca “Teori Ilmiah Bukan “Cuma Teori””

Cahaya Bulan dan Hukum Kuadrat Terbalik

Intensitas cahaya berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Cahaya Bulan bertambah 50000× jika kita mendarat di Bulan. Tapi ukuran Bulan yang terlihat juga bertambah, menyebarkan peningkatan cahaya tersebut ke daerah yang lebih luas.

Kaum Bumi datar keliru mengklaim hukum kuadrat terbalik membuat cahaya Bulan membutakan jika kita mendarat di sana. Faktanya, hukum ini berlaku untuk titik cahaya. Untuk sumber cahaya besar, perubahan ukuran sudut juga perlu diperhatikan.

Lanjutkan membaca “Cahaya Bulan dan Hukum Kuadrat Terbalik”

Sebab-Sebab Mengapa Objek di Kejauhan Tak Terlihat

Featured Video Play Icon

Ada beberapa sebab mengapa objek di kejauhan tak terlihat:

  1. Keterbatasan resolusi sudut dari pengamat
  2. Batas jarak pandang akibat kondisi atmosfer
  3. Terhalang objek lain, termasuk lengkungan Bumi

Kaum Bumi datar salah menafsirkan dan berasumsi “kapal di kejauhan tak terlihat hanya karena tertutup lengkung Bumi,” lalu keliru berkesimpulan jika kapal bisa dibuat terlihat, maka tak ada lengkung Bumi. Faktanya, bukan hanya lengkungan Bumi yang bisa menyebabkan kapal tak terlihat, tapi ada faktor lain yang dapat menyebabkan hal yang sama.

Lanjutkan membaca “Sebab-Sebab Mengapa Objek di Kejauhan Tak Terlihat”

Demonstrasi Segelas Air di Stasiun Antariksa Tiangong

Featured Video Play Icon

Astronot Tiongkok melakukan demonstrasi sains di Stasiun Antariksa Tiangong. Salah satu demonstrasi tersebut menggunakan segelas air dan bola ping-pong. Kaum Bumi datar melihat foto segelas air tersebut, lalu menggunakannya untuk mendiskreditkan perjalanan ke luar angkasa. Mereka klaim jika memang di luar angkasa, harusnya air dan gelas akan melayang.

Faktanya, gelas tersebut direkatkan ke meja, dan air tetap berada di gelas karena adhesi antara gelas dan air, bukan karena gravitasi. Permukaan air juga menggembung, tidak rata dengan gelas atau meja, seperti yang sudah dapat diprediksi dalam kondisi mikrogravitasi.

Astronot tersebut menggunakan gelas dan air tersebut untuk mendemonstrasikan gaya apung di kondisi mikrogravitasi. Mereka mendorong bola ping-pong ke dalam air, dan bola ping-pong tidak terapung seperti di Bumi. Di akhir demonstrasi, mereka melepaskan gelas dari meja dengan air dan bola ping-pong di dalamnya, dan semua terjadi seperti yang sudah dapat kita prediksikan dalam kondisi mikrogravitasi.

Lanjutkan membaca “Demonstrasi Segelas Air di Stasiun Antariksa Tiangong”

Bayangan Api

Featured Video Play Icon

Api dapat menghasilkan bayangan jika  sumber cahaya lainnya
jauh lebih terang, dan mengalami refraksi akibat perubahan temperatur; atau jika api menghasilkan asap, uap atau hasil pembakaran lainnya yang tidak tembus pandang.

Kaum Bumi datar menemukan foto api tanpa bayangan, lalu saat mereka melihat buangan roket tak memiliki bayangan, mereka gunakan sebagai “bukti” itu palsu. Faktanya, dengan kondisi tepat, api dapat menghasilkan bayangan. Roket mengeluarkan buangan yang tak tembus cahaya, yang juga diterangi sinar Matahari yang terang.

Lanjutkan membaca “Bayangan Api”

Jam Matahari

Jam matahari menunjukkan waktu dari posisi bayangan gnomon yang dihasilkan Matahari. Gnomon (tiang jam Matahari) biasanya dibuat sejajar dengan sumbu rotasi Bumi, supaya bayangan jatuh pada sudut konstan walaupun ada gerak semu tahunan Matahari.

Membuat gnomon sejajar sumbu rotasi Bumi akan membuat jam Matahari akurat sepanjang tahun. Semua ini terjadi karena Bumi bulat, berotasi, & mengorbit Matahari dengan sumbu miring.

Kaum Bumi datar keliru mengklaim bahwa jam Matahari dapat berfungsi karena Bumi datar. Faktanya, jam Matahari dirancang dengan pengetahuan bahwa Bumi itu bulat, berotasi, dan mengelilingi Matahari. Jam Matahari yang ditemukan di dunia nyata tak akan dapat berfungsi seandainya Bumi datar. Jika Bumi itu datar, maka jam Matahari akan dirancang dengan cara yang jauh berbeda.

Lanjutkan membaca “Jam Matahari”

Percepatan Gravitasi vs Gaya Gravitasi

Featured Video Play Icon

Bumi menarik benda ke bawah dengan percepatan gravitasi sama sebesar 9,8 m/s². Tetapi gaya gravitasi yang diterima oleh sebuah objek masih tergantung massanya. Objek dengan massa lebih besar memiliki gaya gravitasi (atau berat) yang lebih besar.

Kaum Bumi datar mengklaim kalau memang massa lebih besar membuat gaya gravitasi lebih besar, harusnya bola bowling dalam vakum jatuh lebih cepat daripada bulu. Faktanya, yang sama pada kedua objek adalah percepatan gravitasinya, menyebabkan kedua benda jatuh sama cepat; tetapi gaya gravitasinya berbeda.

Lanjutkan membaca “Percepatan Gravitasi vs Gaya Gravitasi”

Gerak Jatuh Bebas

Benda jatuh adalah karena gravitasi. Kaum Bumi datar menolaknya dan  keliru mengklaim benda jatuh akibat berat jenis. Untuk demonstrasi, kita dapat menanyakan soal fisika sederhana berikut ini:

“Benda padat dilepaskan pada ketinggian h di atas permukaan, berapakah kecepatannya sesaat sebelum jatuh ke permukaan?”

Kaum Bumi datar tak dapat menyelesaikan soal benda jatuh tanpa percepatan gravitasi g=9,8 m/s². Beberapa akan menyebutnya dengan istilah lain, menunjukkan ini hanya urusan “merk.” Umumnya mereka juga tak menggunakan berat jenis untuk menyelesaikannya, jika mereka dapat melakukannya.

Lanjutkan membaca “Gerak Jatuh Bebas”

Prinsip Archimedes dan Gravitasi

Prinsip Archimedes mengatakan bahwa objek yang terendam penuh atau sebagian akan mendapat gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat fluida yang terpindahkan objek tersebut. Sedangkan hukum gravitasi Newton mengatakan bahwa semua partikel saling tarik menarik dengan gaya yang berbanding lurus dengan massanya & berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.

Kaum Bumi datar memperlakukan gravitasi seakan-akan “diciptakan” untuk “mengganti” prinsip Archimedes, dan keduanya adalah teori yang bersaing dan saling bertentangan. Faktanya, kedua hal tersebut menjelaskan fenomena yang berbeda. Gravitasi tak menjelaskan apapun yang dijelaskan oleh prinsip Archimedes & juga sebaliknya. Gravitasi tidak menggantikan prinsip Archimedes; keduanya valid dan tetap digunakan saat ini.

Lanjutkan membaca “Prinsip Archimedes dan Gravitasi”

Melawan Gaya Gravitasi

Gravitasi bukan satu-satunya gaya. Ada gaya-gaya lain. Beberapa gaya dapat mempengaruhi sebuah objek. Gaya bisa melawan gravitasi, membuat gerak objek berlawanan arah gravitasi. Hal tersebut bukan bukti gravitasi tak ada.

Kaum Bumi datar menganggap adanya objek yang bergerak berlawanan dari arah gaya gravitasi sebagai ‘bukti’ gravitasi tidak ada. Faktanya, objek tersebut dipengaruhi oleh gaya lain yang lebih besar dan arahnya berlawanan dari gaya gravitasi.

Lanjutkan membaca “Melawan Gaya Gravitasi”

Titik Cahaya atau Point Source

Titik cahaya (atau point source) adalah sumber cahaya atau pantulan cahaya dengan ukuran sudut lebih kecil daripada resolusi sudut pengamat. Titik cahaya dapat terlihat sebagai titik terang jika latar belakangnya gelap; tetapi terlihat terlalu kecil bagi pengamat untuk mengenali bentuknya.

Kaum Bumi datar mengklaim ISS harusnya tak terlihat seperti pesawat yang jauh tak terlihat. Faktanya, di langit gelap, lampu pesawat bisa dilihat dari jarak 60 km, tapi tak bisa dikenali bentuknya. Baik ISS dan lampu pesawat tersebut dapat terlihat karena merupakan titik cahaya berlatar gelap. Pengamat dapat melihatnya, tetapi tak dapat mengenali bentuknya.

Lanjutkan membaca “Titik Cahaya atau Point Source”

Densitas/Berat Jenis dan Percobaan Tuas

Benda jatuh karena gravitasi. Kaum Bumi datar menolaknya & membuat asumsi benda jatuh akibat berat jenis. Kita dapat membuktikan klaim Bumi datar tersebut salah menggunakan dua beban dengan materi sama (maka, densitas yang sama pula) yang saling berlawanan dengan tuas. Kita dapat mengamati bahwa densitas bukan penyebab benda jatuh.

Lanjutkan membaca “Densitas/Berat Jenis dan Percobaan Tuas”

Mengapa Satelit Dapat Mengorbit

Gravitasi menarik benda ke Bumi. Tapi satelit tetap berada di luar angkasa karena mengorbit, atau dengan kata lain bergerak dengan kecepatan & arah yang tepat untuk mengimbangi gravitasi Bumi.

Kaum Bumi datar mengklaim satelit harusnya jatuh ke Bumi jika ada gravitasi. Faktanya, kita tak hanya meluncurkan satelit ke luar angkasa, tapi juga memberikan arah & kecepatan yang tepat sehingga tak jatuh ke Bumi atau terus menjauh.

Lanjutkan membaca “Mengapa Satelit Dapat Mengorbit”

Arah Atas dan Bawah

Arah “bawah” adalah arah sama dengan percepatan gravitasi Bumi, yaitu menuju pusat Bumi. Arah “atas” adalah sebaliknya, menjauhi pusat Bumi. Hal ini berlaku untuk semua pengamat di Bumi.

Kaum Bumi datar gemar mempertanyakan & mencemooh hal yang terjadi pada orang yang ada di “bawah” Bumi. Mereka tidak paham bahwa bagi orang di sisi Bumi yang lain, “bawah” tetaplah menuju pusat Bumi, sama seperti yang kita rasakan. Lanjutkan membaca “Arah Atas dan Bawah”

Teori-Teori Gravitasi

Gravitasi adalah fenomena alam dimana benda bermassa dan berenergi bergerak saling mendekati. Fenomena gravitasi saat ini dijelaskan oleh dua teori yang berbeda, yaitu hukum gravitasi universal Newton dan teori relativitas umum Einstein.

Kaum Bumi datar menganggap keberadaan dua penjelasan ini sebagai inkonsistensi, dan menjadikannya “bukti” adanya pengelabuan. Faktanya, kedua teori adalah penjelasan terpisah mengenai gravitasi. Versi Einstein lebih akurat tetapi jauh lebih rumit. Sebaliknya, versi Newton lebih sederhana tetapi kurang akurat. Walaupun teori Newton sudah digantikan, gravitasi Newton tetap digunakan karena hasilnya cukup akurat untuk kebanyakan kasus di Bumi.

Lanjutkan membaca “Teori-Teori Gravitasi”

Gaya Hambat

Gaya hambat adalah gaya yang arahnya berlawanan dengan gerak benda relatif terhadap fluida di sekelilingnya. Besar gaya hambat berbanding lurus dengan kerapatan fluida tersebut.

Kaum Bumi datar mengklaim karena satelit tidak aerodinamis, maka tak mungkin bisa lebih cepat daripada pesawat. Faktanya, kerapatan udara pada ketinggian satelit kecil, tak menghasilkan gaya hambat besar; maka satelit tak perlu bentuk aerodinamis.

Lanjutkan membaca “Gaya Hambat”