Sinar Matahari Praktis Sejajar, Tetapi Tidak Sejajar Sempurna

Matahari memancarkan sinarnya ke segala arah. Tetapi jarak Matahari sangat jauh, sehingga yang kita terima hampir sejajar. Dari Bumi, sudut maksimum antara dua cahaya yang datang dari Matahari adalah 0,53°. Praktis sejajar, tapi tak sejajar sempurna.

Untuk banyak keperluan, sinar Matahari dapat kita asumsikan sebagai sejajar. Tetapi untuk kasus tertentu, sudut sinar Matahari adalah faktor yang perlu diperhatikan.

Lanjutkan membaca “Sinar Matahari Praktis Sejajar, Tetapi Tidak Sejajar Sempurna”

Jarak Polaris: Mengapa Polaris Tak Terlihat Bergerak

Pada pengamatan sangat sekilas, Polaris terlihat diam di langit karena jaraknya sangat jauh dan kita tidak hidup cukup lama.

Kaum Bumi datar mengamati Polaris diam dan menjadikannya “bukti” Bumi tak bergerak. Faktanya, Polaris sekilas tak terlihat bergerak sebagaimana halnya pegunungan di kejauhan tak terlihat bergerak jika kita bergeser sejauh satu sentimeter.

Lanjutkan membaca “Jarak Polaris: Mengapa Polaris Tak Terlihat Bergerak”

Perspektif Paksa

Matahari dan Bulan terlihat berukuran sama di langit, tetapi tidak berukuran sama. Keduanya hanya terlihat sama karena Matahari 400× lebih besar, tapi juga 400× lebih jauh. Untuk menjelaskannya, kita gunakan perspektif paksa pada foto.

Kaum Bumi datar bersikeras Matahari & Bulan berukuran sama hanya karena terlihat berukuran sama. Dengan “logika” yang sama, adik di atas memiliki tinggi sama dengan menara Eiffel.

Lanjutkan membaca “Perspektif Paksa”

Pengukuran Langsung dan Tak Langsung

Pengukuran bisa dilakukan langsung, misalnya seperti mengukur panjang menggunakan penggaris atau meteran; atau tak langsung, seperti mengukur jarak dengan membuat suara, mendengarkannya, lalu mengukur rentang waktu suara diterima kembali setelah dipantulkan objek.

Kaum Bumi datar gemar mendiskreditkan hasil ukur —seperti jarak Matahari— dengan menunjukkan bahwa itu cuma hasil kalkulasi, bukan pengukuran langsung. Faktanya, banyak alat ukur yang kita gunakan melakukan pengukuran secara tak langsung. Alat-alat ukur ini mengukur besaran yang berbeda, lalu menggunakan perhitungan demi mendapatkan hasil ukur yang diinginkan.

Lanjutkan membaca “Pengukuran Langsung dan Tak Langsung”

Eksperimen Berat dan Tekanan Udara

Featured Video Play Icon

Dengan menggunakan timbangan digital yang presisi dan ponsel yang memiliki sensor tekanan, kita dapat dengan mudah mengukur perbedaan berat benda dan tekanan udara pada lokasi-lokasi yang berbeda.

Kaum Bumi datar mengklaim benda jatuh akibat massa jenis yang lebih besar daripada udara di sekelilingnya. Tetapi eksperimen justru menunjukkan bahwa benda lebih ringan di lokasi yang lebih tinggi, yang kerapatan udaranya lebih rendah. Hal tersebut bertentangan dengan klaim mereka.

Lanjutkan membaca “Eksperimen Berat dan Tekanan Udara”

Kerangka Acuan

Kerangka acuan adalah sebuah sistem koordinat dan titik acuan sistem koordinat tersebut diletakkan. Kecepatan atau laju adalah relatif terhadap sebuah kerangka acuan. Dua buah kecepatan bisa saja relatif terhadap dua buah kerangka acuan yang berbeda, dan tak dapat dibandingkan secara langsung.

Kaum Bumi datar sering membandingkan dua buah besaran kecepatan seperti pesawat yang bergerak dengan kecepatan 900 km/jam dan permukaan Bumi dekat khatulistiwa yang bergerak 1674 km/jam. Mereka akan menyimpulkan pesawat seharusnya tak dapat mengejar permukaan Bumi dan tak akan dapat mendarat jika Bumi berotasi. Mereka salah. Kedua kecepatan tersebut relatif terhadap kerangka acuan yang berbeda, dan tak dapat dibandingkan langsung.

Lanjutkan membaca “Kerangka Acuan”

Skala Untuk Penggambaran Matahari, Bumi, Bulan dan Benda Langit Lainnya

Diagram Matahari, Bumi, dan Bulan, atau benda-benda langit lainnya jarang dibuat sesuai skala karena ukurannya yang terlalu kecil dibandingkan dengan jarak antara benda-benda tersebut yang sangat jauh.

Kaum Bumi datar menganggap bahwa diagram benda langit tidak digambarkan sesuai skala sebenarnya sebagai sebuah pengelabuan. Faktanya, mustahil untuk membuat diagram benda langit yang sesuai skala pada media fisik, dan tetap menjelaskan apa yang ingin dijelaskan.

Lanjutkan membaca “Skala Untuk Penggambaran Matahari, Bumi, Bulan dan Benda Langit Lainnya”

Negative Parallax

Featured Video Play Icon

Stellar parallax adalah gerak semu sebuah bintang relatif terhadap bintang lain yang jaraknya lebih jauh akibat gerak Bumi mengelilingi Matahari. Negative parallax, atau gerak bintang ke arah yang salah, terjadi akibat galat pengukuran yang memberikan hasil bintang yang jauh sebagai bintang yang dekat, dan sebaliknya.

Stellar parallax adalah bukti Bumi mengelilingi Matahari. Kaum Bumi datar menggunakan negative parallax untuk menolaknya. Faktanya, hal tersebut hanyalah ketidakpastian statistik.

Lanjutkan membaca “Negative Parallax”

Mitos Cahaya Bulan yang Dingin

Featured Video Play Icon

Kaum Bumi datar mengklaim sinar Bulan itu dingin dan memiliki efek mendinginkan objek yang terkena sinar Bulan. Hal tersebut hanyalah mitos dari abad 19 yang diperkuat confirmation bias dari “eksperimen” yang dilakukan kaum Bumi datar di jaman sekarang.

Kaum Bumi datar melakukan “eksperimen” dan bersikeras bahwa cahaya Bulan memiliki efek mendinginkan objek adalah akibat mereka gagal untuk mengontrol faktor eksternal yang dapat mempengaruhi pengukuran mereka, atau bahkan sengaja menambahkan faktor tersebut agar mempengaruhi hasilnya. Mereka juga tidak memperhitungkan galat pengukuran, yaitu variasi dari pengukuran yang berbeda-beda, dan hanya memilih-milih hasil yang sesuai keinginan mereka, dengan mengabaikan hasil lainnya.

Lanjutkan membaca “Mitos Cahaya Bulan yang Dingin”

Presesi Sumbu Rotasi Bumi / Axial Precession

Featured Video Play Icon

Bumi mengalami presesi sumbu rotasi. Sumbu rotasi Bumi bergeser lambat dengan siklus 25772 tahun. Akibatnya, bintang yang kita sebut sebagai bintang kutub akan selalu berganti dari satu bintang ke bintang lainnya.

Berlawanan dengan klaim dari kaum Bumi datar, akibat presesi sumbu rotasi Bumi, Polaris pernah tidak berfungsi sebagai Bintang Utara, dan tidak akan selalu menjadi Bintang Utara. Dalam 20 abad ke depan, Gamma Cephei akan menjadi Bintang Utara.

Lanjutkan membaca “Presesi Sumbu Rotasi Bumi / Axial Precession”

Stellar Aberration / Aberasi Cahaya Bintang

Featured Video Play Icon

Stellar aberration (aberasi cahaya bintang) adalah pergeseran posisi bintang yang teramati mengelilingi posisi yang sebenarnya akibat dari gerakan Bumi mengelilingi Matahari. Stellar aberration terjadi karena cahaya memiliki kecepatan dan membutuhkan waktu untuk mencapai pengamat.

Stellar aberration pertama kali diamati tahun 1727 oleh James Bradley, dan merupakan bukti langsung pertama dari heliosentrisme, bahwa Bumi bergerak mengelilingi Matahari.

Lanjutkan membaca “Stellar Aberration / Aberasi Cahaya Bintang”

Stellar Parallax

Featured Video Play Icon

Stellar parallax adalah gerak bintang yang terlihat relatif terhadap bintang lain yang lebih jauh, yang disebabkan oleh pergeseran posisi Bumi akibat gerak mengorbit mengelilingi Matahari. Stellar parallax sangat kecil dan sulit diamati. Pengamatan stellar parallax baru dapat dilakukan setelah abad ke-19.

Kaum Bumi datar mengklaim stellar parallax tak berhasil diamati dan mereka gunakan sebagai “bukti” Bumi tidak bergerak. Faktanya, stellar parallax telah berhasil diukur pertama kali tahun 1838, dan saat ini digunakan sebagai dasar pengukuran jarak bintang.

Lanjutkan membaca “Stellar Parallax”

Gerak Diri Bintang (Proper Motion)

Featured Video Play Icon

Bintang memiliki gerakan sendiri, istilahnya adalah ‘gerak diri’ atau ‘proper motion’. Bintang akan terlihat bergeser relatif terhadap bintang-bintang lainnya di langit. Karena jarak bintang dengan kita sangat jauh, maka kita perlu melakukan pengamatan selama bertahun-tahun untuk dapat melihat gerakan ini.

Penganut Bumi datar umumnya berasumsi bahwa bintang tidak memiliki gerakan selain dari gerak melingkar mengelilingi sumbu astronomi utara. Tetapi ini adalah asumsi yang keliru. Bintang juga memiliki gerakan masing-masing.

Lanjutkan membaca “Gerak Diri Bintang (Proper Motion)”

Metode Al-Biruni Untuk Mengukur Jari-Jari Bumi

Pada abad 11, Al-Biruni berhasil menghitung jari-jari Bumi dengan cara mengukur penurunan horizon dari puncak sebuah gunung.

Pada abad 21, kita semua dapat dengan mudah melakukan pengukuran dan perhitungan yang sama, tanpa perlu susah payah menggunakan alat ukur khusus. Kita dapat lakukan hanya menggunakan smartphone saat bepergian menggunakan pesawat.

Lanjutkan membaca “Metode Al-Biruni Untuk Mengukur Jari-Jari Bumi”

Diagram AutoCAD Berdasarkan Teorema Pythagoras dari Kaum Bumi Datar

Ada sebuah diagram lengkungan Bumi yang legendaris, yang dibuat oleh kaum Bumi datar menggunakan aplikasi AutoCAD berdasarkan teorema Pythagoras, dan dilengkapi dengan slogan “dengan presisi 15 digit”™. Diagram tersebut sebenarnya tidak salah, tetapi tidak memperhitungkan ketinggian pengamat dan refraksi atmosfer, sehingga tak dapat digunakan untuk menghitung tinggi objek di kejauhan yang terhalang lengkungan Bumi.

Perhitungan pada diagram tersebut akan menghasilkan angka tertutup lengkungan Bumi yang jauh lebih besar daripada seharusnya. Ketika objek di kejauhan terlihat, sementara berdasarkan diagram seharusnya tertutup, kaum Bumi datar akan keliru menarik kesimpulan bahwa “Bumi datar.”

Lanjutkan membaca “Diagram AutoCAD Berdasarkan Teorema Pythagoras dari Kaum Bumi Datar”

Leveling

Leveling (kadang disebut dengan waterpasing) adalah proses mengukur beda ketinggian antara satu titik relatif terhadap titik yang lain. Lengkungan Bumi dan refraksi atmosfer akan mempengaruhi hasil dari leveling. Ada beberapa teknik dan rumus yang dapat digunakan untuk memperbaiki kesalahan pengukuran akibat adanya lengkungan Bumi dan refraksi atmosfer.

Kaum Bumi datar berasumsi pengerjaan konstruksi seperti jalan, rel kereta dan jembatan dibuat tanpa memperhatikan lengkungan Bumi. Mereka salah. Prosedur pengerjaan leveling yang dilakukan pada pengerjaan konstruksi tersebut dilakukan untuk meminimalkan kesalahan pengukuran akibat lengkungan Bumi.

Lanjutkan membaca “Leveling”

Seismometer

Seismometer adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur gerak permukaan, seperti yang disebabkan oleh gempa bumi, letusan gunung berapi, dan ledakan.

Seismometer sangat sensitif, tetapi tak dapat mendeteksi gerak Bumi. Kaum Bumi datar menggunakan fakta ini sebagai ‘bukti’ Bumi diam. Mereka salah. Sebuah seismometer dipasang di permukaan Bumi dan telah bergerak dengan kecepatan yang sama dengan permukaan Bumi itu sendiri. Seismometer hanya dapat mendeteksi gerak jika ada perubahan kecepatan —atau percepatan— memberikan gaya ke seismometer tersebut.

Lanjutkan membaca “Seismometer”

Galat Pengukuran

Galat pengukuran (atau error pengukuran) adalah selisih antara besaran yang terukur dan nilai yang sebenarnya. Galat pengukuran bukanlah sebuah kesalahan. Variabilitas merupakan bagian yang tak dapat dihilangkan dari sebuah proses pengukuran.

Kaum Bumi datar gemar menunjukkan rentang dari sebuah nilai, galat dari hasil pengukuran, hasil berbeda dari pengukuran yang berbeda, serta membesar-besarkan penggunaan kata ‘sekitar’, ‘kira-kira’, dan ‘kurang lebih’; lalu mereka menjadikannya sebagai “bukti” sains tidak mengetahui hasilnya dengan pasti. Mereka salah. Semua proses pengukuran memiliki galat, yang tidak dapat dihilangkan.

Lanjutkan membaca “Galat Pengukuran”

Ukuran Bulan yang Terlihat Oleh Kita

Ukuran Bulan yang kita lihat selalu konstan dalam satu hari. Fakta ini hanya dapat terjadi jika Bulan praktis berada dalam jarak yang sama sepanjang hari.

Pada model Bumi datar, jarak ke Bulan selalu berubah dalam satu hari. Ukuran Bulan yang terlihat konstan adalah bukti Bumi tidak datar, dan jarak Bulan relatif sangat jauh dari apa yang dijelaskan pada konsep Bumi datar.

Lanjutkan membaca “Ukuran Bulan yang Terlihat Oleh Kita”

Perhitungan Tertutupnya Objek Akibat Lengkungan Bumi

Besar terhalangnya objek yang berjarak jauh akibat tertutup lengkungan Bumi tergantung dari faktor-faktor:

  1. Jarak objek.
  2. Tinggi pengamat.
  3. Tinggi objek.
  4. Refraksi atmosfer.

Kaum Bumi datar sering menggunakan terlihatnya objek yang berjarak jauh untuk membuktikan lengkungan Bumi tak ada. Sering mereka tidak memperhitungkan faktor ketinggian pengamat dan refraksi atmosfer, atau melakukan kesalahan yang lain, seperti kesalahan konversi satuan, kesalahan pengukuran jarak, dsb. Setelah semua faktor diperhitungkan dan kesalahan diperbaiki, segalanya akan konsisten dengan fakta bahwa Bumi bulat.

Lanjutkan membaca “Perhitungan Tertutupnya Objek Akibat Lengkungan Bumi”