Kaum Bumi datar menolak gravitasi, dan dengan berbagai alasan menolak eksperimen Cavendish, salah satu eksperimen penting mengenai gravitasi.
Lanjutkan membaca “Dalih Kaum Bumi Datar Mengenai Eksperimen Cavendish”
Kaum Bumi datar menolak gravitasi, dan dengan berbagai alasan menolak eksperimen Cavendish, salah satu eksperimen penting mengenai gravitasi.
Lanjutkan membaca “Dalih Kaum Bumi Datar Mengenai Eksperimen Cavendish”
Timbangan pegas mengukur massa dengan mengukur gaya gravitasi dari objek yang diukur. Karena besar gaya gravitasi tergantung pada besar dari percepatan gravitasi, maka hasilnya akan berbeda untuk lokasi yang berbeda. Itu sebabnya timbangan pegas yang membutuhkan ketelitian tinggi perlu dikalibrasi setelah dipindahkan ke lokasi yang berbeda.
Di sisi lain, timbangan neraca mengukur massa dengan membandingkan massa objek yang diukur dengan massa objek yang sebelumnya sudah diketahui. Karena kedua massa dipengaruhi dengan percepatan gravitasi yang sama, timbangan neraca tak terpengaruh oleh perubahan percepatan gravitasi.
Pasang terjadi akibat perbedaan kekuatan dan arah dari gravitasi Matahari dan Bulan yang diterima oleh lokasi-lokasi yang berbeda di Bumi.
Banyak misinformasi Bumi datar berasal dari asumsi keliru bahwa pasang terjadi akibat kekuatan gravitasi Bulan yang diterima lokasi tertentu di Bumi. Faktanya, pasang terjadi akibat perubahan kekuatan dan arah dari gravitasi Bulan dan Matahari secara berangsur-angsur terhadap seluruh Bumi.
Pesawat tanpa gravitasi terbang dengan lintasan parabola, membuat lingkungan tanpa beban untuk waktu yang singkat.
Kaum Bumi datar mengklaim video astronot di angkasa dipalsukan di pesawat tanpa gravitasi. Faktanya, pesawat tanpa gravitasi hanya bisa memberikan ~25 detik lingkungan tanpa beban, dan tak bisa digunakan untuk membuat video yang lebih lama.
Bumi menarik benda ke bawah dengan percepatan gravitasi sama sebesar 9,8 m/s². Tetapi gaya gravitasi yang diterima oleh sebuah objek masih tergantung massanya. Objek dengan massa lebih besar memiliki gaya gravitasi (atau berat) yang lebih besar.
Kaum Bumi datar mengklaim kalau memang massa lebih besar membuat gaya gravitasi lebih besar, harusnya bola bowling dalam vakum jatuh lebih cepat daripada bulu. Faktanya, yang sama pada kedua objek adalah percepatan gravitasinya, menyebabkan kedua benda jatuh sama cepat; tetapi gaya gravitasinya berbeda.
Benda jatuh adalah karena gravitasi. Kaum Bumi datar menolaknya dan keliru mengklaim benda jatuh akibat berat jenis. Untuk demonstrasi, kita dapat menanyakan soal fisika sederhana berikut ini:
“Benda padat dilepaskan pada ketinggian h di atas permukaan, berapakah kecepatannya sesaat sebelum jatuh ke permukaan?”
Kaum Bumi datar tak dapat menyelesaikan soal benda jatuh tanpa percepatan gravitasi g=9,8 m/s². Beberapa akan menyebutnya dengan istilah lain, menunjukkan ini hanya urusan “merk.” Umumnya mereka juga tak menggunakan berat jenis untuk menyelesaikannya, jika mereka dapat melakukannya.
Jupiter memiliki empat satelit (Io, Europa, Ganymede, dan Callisto) yang mudah diamati dengan binokular/teleskop. Ini adalah objek pertama yang diketahui mengorbit benda lain, membuktikan objek bisa mengorbit planet selain Bumi.
Kaum Bumi datar menuntut bukti benda mengorbit benda lain. Mereka hanya perlu menggunakan teleskop untuk mengamati Jupiter. Bulannya memiliki periode orbit singkat (1,8-17 hari), dan tak sulit untuk mengamati gerak mengorbitnya.
Lanjutkan membaca “Satelit-Satelit Galileo: Bukti Benda Mengorbit Benda Lain”
Prinsip Archimedes mengatakan bahwa objek yang terendam penuh atau sebagian akan mendapat gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat fluida yang terpindahkan objek tersebut. Sedangkan hukum gravitasi Newton mengatakan bahwa semua partikel saling tarik menarik dengan gaya yang berbanding lurus dengan massanya & berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
Kaum Bumi datar memperlakukan gravitasi seakan-akan “diciptakan” untuk “mengganti” prinsip Archimedes, dan keduanya adalah teori yang bersaing dan saling bertentangan. Faktanya, kedua hal tersebut menjelaskan fenomena yang berbeda. Gravitasi tak menjelaskan apapun yang dijelaskan oleh prinsip Archimedes & juga sebaliknya. Gravitasi tidak menggantikan prinsip Archimedes; keduanya valid dan tetap digunakan saat ini.
Gravitasi bukan satu-satunya gaya. Ada gaya-gaya lain. Beberapa gaya dapat mempengaruhi sebuah objek. Gaya bisa melawan gravitasi, membuat gerak objek berlawanan arah gravitasi. Hal tersebut bukan bukti gravitasi tak ada.
Kaum Bumi datar menganggap adanya objek yang bergerak berlawanan dari arah gaya gravitasi sebagai ‘bukti’ gravitasi tidak ada. Faktanya, objek tersebut dipengaruhi oleh gaya lain yang lebih besar dan arahnya berlawanan dari gaya gravitasi.
Eksperimen Cavendish adalah yang pertama kali mengukur gravitasi di laboratorium. Eksperimen ini telah diulang berkali-kali selama lebih lebih dari dua abad dengan hasil yang konsisten. Juga terdapat banyak eksperimen lain yang menguatkan hasil dari eksperimen Cavendish.
Kaum Bumi datar keliru mengklaim eksperimen Cavendish tak pernah berhasil diulang. Mereka terfokus pada eksperimen aslinya untuk mendiskreditkannya. Faktanya, terdapat sangat banyak pengulangan eksperimen Cavendish. Dan untuk mendiskreditkannya, mereka perlu membahas semua pengulangannya.
Jika gravitasi adalah tarik menarik antar massa, mengapa dua massa yang digantung tak saling terlihat tarik menarik? Karena terdapat massa yang sangat besar (Bumi) di bawah kedua massa, yang menarik dengan gaya yang jauh lebih besar.
Eksperimen Schiehallion menggunakan gunung sebagai salah satu massa. dan berhasil mengukur efeknya yang disebut sebagai defleksi vertikal.
Eksperimen Cavendish dirancang agar gaya tarik vertikal dari Bumi tak berpengaruh, sehingga kita dapat mengamati tarik menarik horizontal antara massa.
Benda jatuh karena gravitasi. Kaum Bumi datar menolaknya & membuat asumsi benda jatuh akibat berat jenis. Kita dapat membuktikan klaim Bumi datar tersebut salah menggunakan dua beban dengan materi sama (maka, densitas yang sama pula) yang saling berlawanan dengan tuas. Kita dapat mengamati bahwa densitas bukan penyebab benda jatuh.
Gravitasi Bumi menyebabkan permukaan air melengkung dengan jari-jari sama dengan jari-jari Bumi. Pada gelas selebar 10 cm, gravitasi Bumi akan menyebabkan lengkungan air sebesar 0,00000002 cm, di luar faktor seperti tegangan permukaan.
Kaum Bumi datar gemar menuntut bukti Bumi bulat melalui lengkungan pada segelas air. Faktanya, apa pun wadahnya, lengkungan air tetap berjari-jari sama dengan jari-jari Bumi. Dan lengkungan pada segelas air terlalu kecil untuk diamati.
Gravitasi menarik benda ke Bumi. Tapi satelit tetap berada di luar angkasa karena mengorbit, atau dengan kata lain bergerak dengan kecepatan & arah yang tepat untuk mengimbangi gravitasi Bumi.
Kaum Bumi datar mengklaim satelit harusnya jatuh ke Bumi jika ada gravitasi. Faktanya, kita tak hanya meluncurkan satelit ke luar angkasa, tapi juga memberikan arah & kecepatan yang tepat sehingga tak jatuh ke Bumi atau terus menjauh.
Percepatan gravitasi yang bersumber dari massa bola tenis sangat kecil dibandingkan percepatan sentrifugal dari gerak memutar bola tenis yang berputar. Akibatnya, air tak tetap berada pada bola tenis yang berputar, tidak seperti Bumi.
Bola tenis basah berputar itu bulat, berputar & diselimuti air, seperti Bumi. Tapi air menjauhi bola, tak seperti Bumi. Kaum Bumi datar menganggapnya “bukti” Bumi tak bulat. Faktanya, besar percepatan yang terlibat di kedua kasus itu berbeda.
Lanjutkan membaca “Analogi Keliru Bola Tenis Basah yang Berputar”
Arah “bawah” adalah arah sama dengan percepatan gravitasi Bumi, yaitu menuju pusat Bumi. Arah “atas” adalah sebaliknya, menjauhi pusat Bumi. Hal ini berlaku untuk semua pengamat di Bumi.
Kaum Bumi datar gemar mempertanyakan & mencemooh hal yang terjadi pada orang yang ada di “bawah” Bumi. Mereka tidak paham bahwa bagi orang di sisi Bumi yang lain, “bawah” tetaplah menuju pusat Bumi, sama seperti yang kita rasakan. Lanjutkan membaca “Arah Atas dan Bawah”
Gravitasi adalah fenomena alam dimana benda bermassa dan berenergi bergerak saling mendekati. Fenomena gravitasi saat ini dijelaskan oleh dua teori yang berbeda, yaitu hukum gravitasi universal Newton dan teori relativitas umum Einstein.
Kaum Bumi datar menganggap keberadaan dua penjelasan ini sebagai inkonsistensi, dan menjadikannya “bukti” adanya pengelabuan. Faktanya, kedua teori adalah penjelasan terpisah mengenai gravitasi. Versi Einstein lebih akurat tetapi jauh lebih rumit. Sebaliknya, versi Newton lebih sederhana tetapi kurang akurat. Walaupun teori Newton sudah digantikan, gravitasi Newton tetap digunakan karena hasilnya cukup akurat untuk kebanyakan kasus di Bumi.
Isaac Newton merumuskan hukum universal gravitasi, yang dapat menjelaskan gerak semua benda langit yang diketahui saat itu. Beliau juga menunjukkan bahwa hukum yang sama adalah yang menyebabkan benda sehari-hari jatuh ke Bumi.
Newton tak tahu penyebab gravitasi dan menolak untuk berspekulasi. Kaum Bumi datar menggunakannya demi mendiskreditkan Newton. Faktanya, hanya karena tak tahu penyebab gravitasi, bukan berarti penjelasannya mengenai hukum gravitasi itu salah.
Jika Bumi itu bulat, lalu mengapa permukaan air selalu datar?
Akibat gravitasi, air mencari potensial terendah, sedekat mungkin ke pusat Bumi, hingga membentuk permukaan melengkung yang pusatnya sama dengan pusat Bumi. Lebar permukaan air pada kasus sehari-hari terlalu kecil dibandingkan jari-jari Bumi. Itu sebabnya permukaan air terlihat praktis datar, tetapi tidaklah datar sempurna.
Dengan menggunakan timbangan digital yang presisi dan ponsel yang memiliki sensor tekanan, kita dapat dengan mudah mengukur perbedaan berat benda dan tekanan udara pada lokasi-lokasi yang berbeda.
Kaum Bumi datar mengklaim benda jatuh akibat massa jenis yang lebih besar daripada udara di sekelilingnya. Tetapi eksperimen justru menunjukkan bahwa benda lebih ringan di lokasi yang lebih tinggi, yang kerapatan udaranya lebih rendah. Hal tersebut bertentangan dengan klaim mereka.