Mendeteksi Rotasi Bumi Dengan Menguras Air

Featured Video Play Icon

Efek Coriolis tak menentukan arah pusaran air di wastafel atau toilet karena jauh lebih lemah daripada faktor lain yang terlibat. Namun dengan menghilangkan faktor lain tersebut, air konsisten berputar melawan arah jarum jam jauh di Utara Khatulistiwa & searah jarum jam di Selatan Khatulistiwa. Fenomena ini membuktikan Bumi bulat & berotasi.

Kaum Bumi datar menyadari mitos pusaran air di wastafel & dianggap sebagai “bukti” tak ada efek Coriolis. Faktanya, itu hanya mitos karena efek Coriolis tertutup faktor lain. Dengan menghilangkan faktor lain, air tetap berputar akibat ada efek Coriolis akibat gerak rotasi Bumi.

Lanjutkan membaca “Mendeteksi Rotasi Bumi Dengan Menguras Air”

Demonstrasi Segelas Air di Stasiun Antariksa Tiangong

Featured Video Play Icon

Astronot Tiongkok melakukan demonstrasi sains di Stasiun Antariksa Tiangong. Salah satu demonstrasi tersebut menggunakan segelas air dan bola ping-pong. Kaum Bumi datar melihat foto segelas air tersebut, lalu menggunakannya untuk mendiskreditkan perjalanan ke luar angkasa. Mereka klaim jika memang di luar angkasa, harusnya air dan gelas akan melayang.

Faktanya, gelas tersebut direkatkan ke meja, dan air tetap berada di gelas karena adhesi antara gelas dan air, bukan karena gravitasi. Permukaan air juga menggembung, tidak rata dengan gelas atau meja, seperti yang sudah dapat diprediksi dalam kondisi mikrogravitasi.

Astronot tersebut menggunakan gelas dan air tersebut untuk mendemonstrasikan gaya apung di kondisi mikrogravitasi. Mereka mendorong bola ping-pong ke dalam air, dan bola ping-pong tidak terapung seperti di Bumi. Di akhir demonstrasi, mereka melepaskan gelas dari meja dengan air dan bola ping-pong di dalamnya, dan semua terjadi seperti yang sudah dapat kita prediksikan dalam kondisi mikrogravitasi.

Lanjutkan membaca “Demonstrasi Segelas Air di Stasiun Antariksa Tiangong”

Segelas Air

Gravitasi Bumi menyebabkan permukaan air melengkung dengan jari-jari sama dengan jari-jari Bumi. Pada gelas selebar 10 cm, gravitasi Bumi akan menyebabkan lengkungan air sebesar 0,00000002 cm, di luar faktor seperti tegangan permukaan.

Kaum Bumi datar gemar menuntut bukti Bumi bulat melalui lengkungan pada segelas air. Faktanya, apa pun wadahnya, lengkungan air tetap berjari-jari sama dengan jari-jari Bumi. Dan lengkungan pada segelas air terlalu kecil untuk diamati.

Lanjutkan membaca “Segelas Air”

Analogi Keliru Bola Tenis Basah yang Berputar

Percepatan gravitasi yang bersumber dari massa bola tenis sangat kecil dibandingkan percepatan sentrifugal dari gerak memutar bola tenis yang berputar. Akibatnya, air tak tetap berada pada bola tenis yang berputar, tidak seperti Bumi.

Bola tenis basah berputar itu bulat, berputar & diselimuti air, seperti Bumi. Tapi air menjauhi bola, tak seperti Bumi. Kaum Bumi datar menganggapnya “bukti” Bumi tak bulat. Faktanya, besar percepatan yang terlibat di kedua kasus itu berbeda.

Lanjutkan membaca “Analogi Keliru Bola Tenis Basah yang Berputar”

Eksperimen “Bedford Level” Membuktikan Lengkungan Bumi

Tahun 1870, Alfred Russel Wallace menjawab tantangan penganut Bumi datar, dan berhasil membuktikan lengkungan Bumi pada percobaan Bedford Level.

Wallace melakukan eksperimen di Kanal Bedford. Beliau memasang pita hitam di jembatan Old Bedford, dan melihatnya melalui teleskop dari jembatan Welney sejauh 6 mil. Di tengah keduanya, dipasang tiang dengan dua piringan. Baik teleskop, piringan atas, dan pita hitam dipasang pada ketinggian yang sama di atas air.

Dari pengamatan melalui teleskop terlihat bahwa kedua piringan terlihat di atas pita hitam, membuktikan bahwa lengkungan Bumi memang benar nyata.

Lanjutkan membaca “Eksperimen “Bedford Level” Membuktikan Lengkungan Bumi”

Archimedes dan Permukaan Fluida

Pada abad 3 BCE, Archimedes dari Sirakusa menulis yang saat ini kita sebut sebagai Prinsip Archimedes pada bukunya “Tentang Benda Yang Mengapung” (“On Floating Bodies”) menggunakan model Bumi Bulat.

Kaum Bumi datar memelintir Prinsip Archimedes seakan mendukung klaim Bumi itu datar. Faktanya, Archimedes dan ilmuwan Yunani lainnya saat itu memahami Bumi itu bulat. Dan beliau menyebutnya secara eksplisit dalam tulisannya. Lanjutkan membaca “Archimedes dan Permukaan Fluida”

Lengkungan Permukaan Air

Jika Bumi itu bulat, lalu mengapa permukaan air selalu datar?

Akibat gravitasi, air mencari potensial terendah, sedekat mungkin ke pusat Bumi, hingga membentuk permukaan melengkung yang pusatnya sama dengan pusat Bumi. Lebar permukaan air pada kasus sehari-hari terlalu kecil dibandingkan jari-jari Bumi. Itu sebabnya permukaan air terlihat praktis datar, tetapi tidaklah datar sempurna.

Lanjutkan membaca “Lengkungan Permukaan Air”

Percepatan Gravitasi Dalam Rumus Archimedes

Prinsip Archimedes mengatakan: “gaya apung yang berlaku pada benda yang terendam fluida sama dengan berat fluida yang terpindahkan.” Saat ini biasanya kita menggunakan rumus B = -ρgV untuk menghitung gaya apung, dengan ρ adalah kerapatan fluida, g adalah percepatan gravitasi, dan V adalah volume fluida yang terpindahkan.

Archimedes menemukan gaya apung jauh sebelum Newton menemukan gravitasi, dan kaum Bumi datar mempermasalahkan adanya g di dalam rumus gaya apung. Faktanya, gaya apung tergantung pada berat fluida, sementara itu perbedaan berat dan massa baru diketahui setelah Newton. Prinsip Archimedes tetap berlaku, hanya saja sekarang kita mengetahui lebih banyak mengenai berat. Lanjutkan membaca “Percepatan Gravitasi Dalam Rumus Archimedes”

Waterpas Pada Penerbangan

Saat dalam ketinggian jelajah, pesawat praktis terbang level, atau dengan kata lain, terbang tegak lurus dari arah gravitasi. Pesawat tersebut terbang mengikuti lengkungan Bumi dan dengan demikian akan terus menerus mengubah orientasinya. Namun bukan hanya orientasinya yang berubah, arah gravitasi pun juga akan berubah dengan perubahan yang sama. Akibatnya waterpas di dalam penerbangan tidak akan menunjukkan perubahan orientasi pesawat akibat gerak pesawat mengikuti lengkungan Bumi.

Lanjutkan membaca “Waterpas Pada Penerbangan”

Arti Istilah ‘Flat’ dan ‘Level’

Istilah ‘flat’ dan ‘level’ dalam percakapan sehari-hari dapat memiliki arti yang sama, tetapi dalam lingkup sains dan teknis, keduanya berbeda. ‘Flat’ adalah sifat permukaan yang sebidang. Sedangkan ‘level’ artinya sama tinggi, tegak lurus arah gravitasi Bumi atau sejajar dengan permukaan Bumi. Dalam Bahasa Indonesia, ‘flat’ lebih tepat diartikan ‘sebidang’. Sedangkan ‘level’ lebih tepat diartikan ‘rata’, ‘sejajar dengan permukaan Bumi’ atau ‘sama tinggi’.

Kaum Bumi datar gemar menggunakan arti tertentu dari kata ‘flat’ dan ‘level’ seakan-akan keduanya pasti memiliki arti yang sama, demi mendukung posisi mereka. Padahal dalam sains yang dimaksud dengan ‘level’ tidak sama dengan ‘flat’. Bersikeras kedua kata tersebut selalu memiliki arti yang sama adalah sesat pikir appeal to definition.

Lanjutkan membaca “Arti Istilah ‘Flat’ dan ‘Level’”

‘Eksperimen’ Bola dan Air

Gravitasi adalah gaya tarik antara benda-benda yang memiliki massa. Semakin besar massanya, maka semakin besar gayanya. Bentuk objek tidak berpengaruh pada besarnya gaya gravitasi.

Kaum Bumi datar gemar melakukan ‘eksperimen bola dan air’. Mereka menyemprotkan air ke bola, dan mengamati bahwa air tidak menempel di bola sebagaimana air berada di permukaan Bumi. Mereka kemudian menyimpulkan bahwa ‘gravitasi tidak ada’. Mereka salah. Gravitasi tidak disebabkan oleh bentuk bulat.

Lanjutkan membaca “‘Eksperimen’ Bola dan Air”

Air Mineral dalam Kemasan Botol: Alat Sederhana Untuk Mengamati Penurunan Horizon

Pada banyak penerbangan, awak pesawat biasanya membagikan alat untuk mengecek kedataran kepada semua penumpang agar kita semua dapat mengamati penurunan horizon untuk membuktikan Bumi bulat. Dan sekaligus melepas dahaga.

Alat tersebut adalah air mineral dalam kemasan botol berbahan plastik transparan. Dengan menggunakan ‘alat’ sederhana ini pada sebuah penerbangan, kita dapat membuktikan Bumi bulat.

Lanjutkan membaca “Air Mineral dalam Kemasan Botol: Alat Sederhana Untuk Mengamati Penurunan Horizon”

Bumi itu Bulat dan Sungai Mississippi Tak Pernah Mengalir Naik Sepanjang Alirannya

Sungai Mississippi tak pernah mengalir naik, atau dengan kata lain mengalir ke lokasi yang lebih jauh dari garis yang sejajar dengan permukaan laut (geoid) sepanjang alirannya.

Penganut Bumi datar mengklaim bahwa jika Bumi itu bulat, maka Sungai Mississippi akan mengalir naik untuk mengatasi lengkungan Bumi. Mereka salah.

Lanjutkan membaca “Bumi itu Bulat dan Sungai Mississippi Tak Pernah Mengalir Naik Sepanjang Alirannya”

Sama Tinggi, Lebih Tinggi dan Lebih Rendah dalam Ilmu Bumi

Posisi yang lebih tinggi adalah lebih jauh dari pusat Bumi, relatif terhadap permukaan laut. Posisi yang lebih rendah adalah lebih dekat ke pusat Bumi, relatif terhadap permukaan laut. Dua buah posisi adalah sama tinggi apabila jaraknya sama dari permukaan laut.

Kaum Bumi datar tak mampu memahami hal tersebut. Bagi mereka, ‘rata’ artinya adalah rata dalam konteks pandangan/visual. Mereka salah. Jika berhubungan dengan Bumi dan permukaan Bumi, ketinggan diukur relatif terhadap referensi, yang biasanya adalah ketinggian permukaan laut. Lanjutkan membaca “Sama Tinggi, Lebih Tinggi dan Lebih Rendah dalam Ilmu Bumi”

Terusan Suez

Terusan Suez menghubungkan antara Laut Merah dan Laut Mediterania. Tinggi dari kedua laut tersebut praktis sama, tidak ada perbedaan yang terlalu jauh. Itu sebabnya Terusan Suez tidak menggunakan pintu air.

Kaum Bumi datar mengklaim Terusan Suez dibuat dengan mengabaikan lengkungan. Menurut mereka, jika Bumi bulat, maka bagian tengah dari Terusan Suez seharusnya digali dengan kedalaman 1666 kaki. Hal tersebut hanyalah ketidakpahaman semata. Permukaan air itu ekuipotensial, memiliki ketinggian yang sama. Jarak dari pusat bumi ke permukaan air laut praktis sama. Terusan Suez tidak perlu dibuat dengan menggali 1666 kaki di tengahnya, melainkan hanya perlu digali dengan kedalaman di bawah permukaan air laut.

Lanjutkan membaca “Terusan Suez”

Bumi itu Bulat dan Sungai Amazon Tak Pernah Mengalir Naik Sepanjang Alirannya

Sungai Amazon tak pernah mengalir naik, atau dengan kata lain mengalir ke lokasi yang lebih jauh dari garis yang sejajar dengan permukaan laut (geoid) sepanjang alirannya.

Penganut Bumi datar mengklaim bahwa jika Bumi itu bulat, maka Sungai Amazon akan mengalir naik untuk mengatasi lengkungan Bumi. Mereka salah.

Lanjutkan membaca “Bumi itu Bulat dan Sungai Amazon Tak Pernah Mengalir Naik Sepanjang Alirannya”

Waterpas Memperlihatkan Adanya Penurunan Horizon dan Membuktikan Lengkungan Bumi

Karena Bumi bulat, maka horizon tak sejajar dengan pandangan lurus ke depan (eye-level atau astronomical horizon). Horizon akan terlihat menurun. Dan semakin tinggi posisi pengamat, semakin besar sudut penurunannya. Fenomena ini disebut horizon dip, dip of the horizon, atau penurunan horizon.

Penganut Bumi datar sering mengklaim tak ada penurunan horizon, dan karena itu menurut mereka Bumi datar. Selain itu mereka kerap kali memberikan contoh fenomena air di waterpas membuktikan Bumi datar. Ternyata sebaliknya, waterpas memperlihatkan adanya penurunan horizon, dan dengan demikian membuktikan adanya kelengkungan Bumi.

Lanjutkan membaca “Waterpas Memperlihatkan Adanya Penurunan Horizon dan Membuktikan Lengkungan Bumi”

Bumi itu Bulat dan Sungai Nil Tak Pernah Mengalir Naik Sepanjang Alirannya

Sungai Nil tak pernah mengalir naik, atau dengan kata lain mengalir ke lokasi yang lebih jauh dari garis yang sejajar dengan permukaan laut (geoid) sepanjang alirannya.

Penganut Bumi datar mengklaim bahwa jika Bumi itu bulat, maka Sungai Nil akan mengalir naik untuk mengatasi lengkungan Bumi. Mereka salah.

Lanjutkan membaca “Bumi itu Bulat dan Sungai Nil Tak Pernah Mengalir Naik Sepanjang Alirannya”

Ekuipotensial: Sifat Permukaan Air

Akibat gravitasi Bumi, air akan selalu mencari potensial terendah, yang dapat kita sederhanakan sebagai posisi sedekat mungkin dengan pusat gravitasi Bumi. Akibat gravitasi, permukaan air tenang akan ekuipotensial, dan praktis melengkung, dengan pusat lengkungannya adalah pusat gravitasi Bumi. Pada kondisi tersebut, seluruh titik yang ada di permukaan air semuanya memiliki potensial gravitasi yang sama.

Lanjutkan membaca “Ekuipotensial: Sifat Permukaan Air”

Jalur Transmisi Lake Pontchartrain: Bukti Lengkungan Bumi

Lake Ponchartrain adalah sebuah danau di Louisiana, Amerika Serikat. Ada sebuah jalur transmisi listrik sepanjang 25 km yang melewati danau ini. Jalur transmisi ini praktis lurus dan memiliki ketinggian yang praktis sama. Fakta tersebut menjadikan objek tersebut cocok untuk mengamati kelengkungan permukaan Bumi.

Objek tersebut pertama kali dipopulerkan oleh Soundly, yang pada Juni 2017 mengambil beberapa foto dan video tiang-tiang tersebut untuk menunjukkan kelengkungan permukaan Bumi. Saat ini, tiang-tiang tersebut dan juga objek lainnya di Danau Pontchartrain bisa dibilang adalah objek wisata lengkungan Bumi paling populer di dunia.

Lanjutkan membaca “Jalur Transmisi Lake Pontchartrain: Bukti Lengkungan Bumi”