Gerhana Matahari: Panjang Umbra vs Jarak Bumi-Bulan

Jarak Bumi-Matahari adalah 149.600.000 km dan jarak Bumi-Bulan adalah 384.400 km. Kedua nilai tersebut adalah nilai rata-rata dan nilai sebenarnya berada di sekitar nilai rata-rata tersebut. Saat terjadinya gerhana Matahari, jarak sebenarnya menentukan apakah terjadi gerhana Matahari total atau cincin.

Kaum Bumi datar menghitung geometri gerhana Matahari menggunakan angka jarak-rata-rata tersebut, dan hasilnya umbra tidak mencapai permukaan Bumi. Mereka lalu terburu-buru menyimpulkan bahwa gerhana seharusnya tidak mungkin terjadi. Faktanya, kedua angka tersebut hanyalah nilai rata-rata, bukan jarak sesungguhnya, dan jika umbra tidak mencapai permukaan Bumi pun, maka akan tetap terjadi gerhana Matahari cincin.

Lintasan orbit Bumi mengelilingi Matahari berbentuk elips dengan Matahari berada di salah satu titik fokusnya. Akibatnya jarak Bumi-Matahari berubah-ubah, dan angka 149.600.000 km hanyalah angka rata-rata jarak Bumi-Matahari. Jarak sebenarnya berkisar antara 147.100.000 dan 152.100.000.

Demikian pula untuk jarak Bumi-Bulan. Angka 384.400 km yang sering kita dengar adalah jarak rata-rata. Sedangkan nilai sesungguhnya berkisar antara 356.400 km dan 406.700 km.

Variasi jarak Bumi-Matahari dan Bumi-Bulan tersebut adalah yang menyebabkan gerhana Matahari terkadang berbentuk gerhana Matahari total, dan terkadang gerhana Matahari cincin. Jika umbra mencapai permukaan Bumi maka akan terjadi gerhana Matahari total. Jika tidak, maka terjadi gerhana Matahari cincin. Jika jarak umbra sama persis dengan jarak Bumi-Bulan, maka akan terjadi gerhana Matahari campuran atau hibrida, dimana akan terjadi gerhana Matahari total di lokasi tertentu pada lintasan gerhana, dan gerhana matahari cincin di lokasi lainnya.

Fenomena gerhana tersebut konsisten dengan pemahaman kita mengenai model Bumi bulat, dan mustahil dijelaskan seandainya Bumi datar.

Referensi