Thompson vs. Garcia, 2019

Thompson vs. Garcia adalah gugatan hukum tentang “kontes pembuktian lengkung Bumi” yang dibuat tergugat, seorang penganut Bumi datar. Penggugat merasa menangkan kontes & tergugat tidak membayar. Penggugat sebenarnya sudah memberi bukti lengkungan Bumi, tapi jenisnya bukan yang diminta kontes. Karena itu, hakim membebaskan tergugat.

Kontes adalah mengenai pembuktian lengkungan Bumi melalui pengamatan visual berdasarkan rumus “8 inci per mil kuadrat” dan rumus Pythagoras. Tapi itu bukan geometri & rumus yang benar untuk observasi objek di kejauhan, karena kedua rumus tak memperhitungkan tinggi pengamat & refraksi atmosfer.

Karena metodenya tidak tepat, kita tak dapat menggunakannya untuk membuktikan lengkungan Bumi. Dan mustahil untuk memenangkan kontes tersebut.

Penggugat sebenarnya sudah memberikan dua bukti yang cukup untuk membuktikan lengkungan Bumi, namun bukanlah jenis bukti yang diminta kontes tersebut. Karena itu, pengadilan membebaskan tergugat. Tapi pengadilan tak pernah membuat keputusan “Bumi itu datar” seperti yang diklaim kaum Bumi datar.

Berikut adalah peraturan kontes yang dijelaskan di dokumen legal:

… I decided to hold a $5000 contest, a challenge to anyone that could confirm in two scientifically repeatable and verifiable experiments, the supposed curvature of the earth in the rate and manner cited by the accepted formula for determining such declination.

Yang dikatakan sebagai “accepted formula” adalah rumus “8 inci per mil kuadrat”, atau rumus Pythagoras, yang memberikan hasil yang keliru.

Dengan asumsi pengamat 5 m di atas permukaan, dan objek berjarak 20 km, geometri yang keliru tersebut memberi hasil seharusnya lengkungan akan menutupi 31,4 m dari objek. Faktanya, setelah memperhitungkan tinggi pengamat & menggunakan atmosfer standar untuk refraksi, lengkungan hanya akan menutupi 8,2 m dari objek.

Jika objek memiliki tinggi 20 m, maka akan terlihat, dan kaum Bumi datar akan dengan senang hati memproklamirkan kemenangannya, karena rumus keliru yang mereka gunakan mengatakan bahwa seharusnya lengkung Bumi akan menutupi seluruh objek. Sebaliknya, dengan metode yang benar, hasilnya objek masih terlihat, konsisten dengan pengamatan.

Jika pengelola kontes bersikeras menggunakan aturan “8 inci”, maka bisa dikatakan tak akan ada yang dapat memenangkan kontes tersebut. Bukan karena Bumi datar, tapi karena aturan kontes yang tidak jujur.

Referensi