Alat Peraga

Alat peraga digunakan oleh pengajar untuk membantu siswa untuk memahami sebuah topik. Model gerhana adalah contoh dari alat peraga. Alat peraga tersebut digunakan bukan sebagai bukti terjadinya gerhana, tetapi untuk membantu siswa untuk memahami.

Kaum Bumi datar seringkali keliru dan mengira alat peraga digunakan sebagai pembuktian, lalu menuntut hal yang sama sebagai “bukti” fakta alam tertentu. Faktanya, fenomena alam dipelajari melalui observasi terhadap fakta alam itu sendiri. Alat peraga hanyalah alat bantu pengajaran.

Dalam kesempatan lain, kaum Bumi datar akan mencoba untuk mendiskreditkan konsep ilmiah dengan menunjukkan perbedaan dari alat peraga dengan fenomena aslinya. Mereka menuntut “bukti yang lebih baik” yang “memperbaiki masalah” yang mereka tunjukkan, dan bahkan membuatnya sendiri. Namun hal-hal tersebut bukan pengganti dari observasi terhadap fenomena alam yang sesungguhnya.

Pada beberapa kasus, seperti gravitasi, tidaklah mungkin membuat model miniatur untuk memperagakannya. Kaum Bumi datar menganggap tidak adanya alat peraga sebagai “tidak ada bukti gravitasi”.

Dari pengamatan kami terhadap perilaku kaum Bumi datar, sepertinya tuntutan mereka mengenai model skala dan analogi bersumber dari kesalahpahaman mengenai fungsi dari alat peraga di sekolah. Sebagian besar dari mereka pernah sekolah, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk menerapkan pengetahuan yang mereka dapatkan di dunia nyata, atau mencari pengetahuan itu sendiri dari observasi dan eksperimen ilmiah. Dikombinasikan dengan emosi yang mereka miliki, hasilnya ada perilaku yang sering kita amati dilakukan oleh kaum Bumi datar tersebut.