Pesawat Melakukan Koreksi Terhadap Efek Coriolis

Pesawat perlu mengkoreksi efek Coriolis. Pesawat terus menerus melakukan penyesuaian terhadap gaya-gaya yang mempengaruhi pesawat menjauhi rutenya, termasuk efek Coriolis.

Kaum Bumi datar mengklaim efek Coriolis tak terlihat mempengaruhi pesawat, lalu mereka gunakan sebagai “bukti” Bumi diam. Faktanya efek Coriolis mempengaruhi pesawat dan pesawat melakukan penyesuaian terhadap efek tersebut, namun efek tersebut sangat kecil.

Di utara Khatulistiwa, efek Coriolis sedikit demi sedikit mendorong pesawat untuk menjauhi rutenya ke kanan, dan ke arah kiri di selatan Khatulistiwa. Untuk melawan efek ini, pesawat perlu memiringkan badannya ke arah yang berlawanan. Bagi pesawat dengan kecepatan 900 km/jam di derajat lintang 45°, sudut kemiringan pesawat yang diperlukan hanyalah 0,15°.

Sudut kemiringan pesawat yang diperlukan untuk melawan efek Coriolis ini sangatlah kecil. Pilot dan sistem autopilot secara otomatis menerapkannya saat mereka terus menerus melakukan koreksi terhadap penyimpangan arah.

Sudut kemiringan tersebut mengurangi gaya angkat dan harus diimbangi dengan tambahan gaya dorong. Untuk pesawat Airbus A320, tambahan gaya dorong yang diperlukan adalah sebesar 0.00021%, yang tak begitu berpengaruh pada konsumsi BBM.

Beberapa instrumen pesawat cukup sensitif untuk mendeteksi sudut kemiringan untuk melakukan kompensasi terhadap efek Coriolis tersebut. Sudut kemiringan aktualnya berubah-ubah akibat fluktuasi gerak udara di luar pesawat, namun nilai rata-ratanya akan sama dengan nilai hasil perhitungan kompensasi terhadap efek Coriolis.

Referensi