Analisis Terhadap “Jurnal Ilmiah” Pengukuran Jarak Matahari FE101

Ini adalah hasil analisis dari sesuatu yang mereka namakan sebagai “Jurnal Ilmiah” yang banyak beredar di kalangan penganut Bumi datar.

Jurnal “Ilmiah” yang dimaksud adalah Laporan Gerakan Nasional FE101

Selanjutnya adalah analisis kami.

Metoda Pengukuran Jarak Matahari Pada Model Bumi Bulat

Diimplikasikan bahwa jarak Matahari diukur oleh Aristarchus. Sebenarnya Aritharcus memang mengukur jarak Matahari, tetapi perhitungan modern pertama mengenai jarak Matahari dilakukan oleh ahli astronomi pada abad 18 melalui peristiwa Venus transit.

Angka jarak dari Bumi ke Matahari yang digunakan saat ini bukan berasal dari Aristarchus, tetapi berasal dari perhitungan modern.

Pengukuran yang dilakukan oleh Eratosthenes adalah untuk menghitung keliling Bumi, bukan jarak ke Matahari. Bahkan tak ada ilmuwan yang pernah menghitung jarak ke Matahari menggunakan metode ini dan berhasil. Perhitungan jarak ke Matahari pada jaman Yunani kuno dilakukan oleh Aristarchus, yaitu dengan menggunakan metode yang dijelaskannya di karyanya On the Sizes and Distances. Aristarchus menghitung jarak Matahari melalui pengamatan posisi Bulan dan Matahari.

Korelasi Jarak Dari Pontianak dengan Panjang Bayangan dan Sudut Pengamatan

Ini praktis sama dengan analisis kami sebelumnya, di bagian “Perbandingan Sudut Pengamatan Dibandingkan Jarak oleh Prof Soegianto Soelistiono”. Kesimpulan kami adalah bahwa hasil pengamatan konsisten dengan model Bumi bulat.

Grafik jarak vs panjang bayangan, sama seperti gambar 2.2 pada “jurnal”. Kami tambahkan garis hasil simulasi untuk menunjukkan bagaimana yang seharusnya terjadi apabila Bumi berbentuk bulat.

Grafik yang sama untuk gambar 2.3. Garis adalah simulasi apa yang akan terjadi pada Bumi bulat.

Ada beberapa perbedaan dari versi yang kami dapatkan sebelum hal yang mereka sebut “Jurnal Ilmiah” ini terbit. Untuk itu silakan baca analisis kami sebelumnya. Namun hal tersebut tidak mengubah kesimpulan yang dapat sama-sama kita tarik: hasil pengamatan rekan-rekan FE101 konsisten dengan model Bumi bulat.

Korelasi antara Jarak dari Pontianak dengan Ketinggian Matahari Model Bumi Datar

Berikut adalah gambar 2.3 dari “Jurnal Ilmiah”:

Karena sesuatu hal, grafik tersebut tidak sama dengan hasil perhitungan kami. Berikut adalah grafik hasil perhitungan kami disertai garis yang merupakan simulasi apa yang terjadi apabila perhitungan ketinggian Matahari model Bumi datar dilakukan pada Bumi bulat.

Data di jarak yang dekat Pontianak terlalu sensitif untuk dapat kita ambil kesimpulan. Namun data lainnya yang jauh dari Pontianak konsisten dengan model Bumi bulat.

Karena sesuatu hal, untuk keperluan regresi linear, team FE101 tidak menggunakan seluruh data point pada grafik tersebut. Mereka mereka hanya menggunakan data pengamat yang jaraknya di bawah 1526 km dari Pontianak dan itupun tidak semuanya. Jika hal tersebut dilakukan memang hasilnya akan kelihatan rata.

Padahal kuncinya adalah pengamatan pada posisi yang jauh dari dari Pontianak, yang akan menghasilkan hasil perhitungan ketinggian Matahari yang rendah. Mereka hanya memiliki sedikit data seperti itu, dan itu pun tidak mereka gunakan.

Apabila kita ekstrapolasi, maka seharusnya akan seperti ini:

Bumi memiliki keliling sekitar 40000 km. 10000 km adalah seperempatnya. Apabila pengamatan dilakukan pada lokasi yang jaraknya 10000 km, maka posisi Matahari akan berada di horizon, misalnya jika pengamat berada di kutub, atau sedang menyaksikan Matahari terbit/terbenam. Hal ini menunjukkan rumus kami sudah benar.

Rumus yang digunakan oleh team FE101 untuk menghitung jarak Matahari adalah sebagai berikut:

(jarak ke Pontianak + panjang bayangan) × panjang tiang / panjang bayangan

Apabila team FE101 bersikukuh bahwa jarak ke Matahari di model Bumi datar selalu konstan berapapun jarak dari Pontianak, maka, dengan menggunakan rumus yang mereka gunakan, Matahari tidak mungkin terbit atau terbenam.

Bukti: saat Matahari terbenam, sudut adalah 0°, dan panjang tiang dibagi panjang bayangan akan nol (tan 0° = 0). Jika itu dimasukkan ke rumus di atas, maka ketinggian Matahari adalah nol.

‘Kreativitas’ apapun yang dilakukan, termasuk di antaranya melakukan ‘filtering’ data yang digunakan sampai sejauh 1526,97 km, tak akan dapat menyembunyikan fakta bahwa model yang digunakan salah.

Untuk menambal lubang ini, mau tidak mau harus diciptakan ad-hoc hypothesis baru, diluar dari sekian banyak ad-hoc hypothesis lainnya pada model Bumi datar yang sudah tak terhitung jumlahnya.

Alternatifnya, mereka dapat mulai menggunakan model Bumi bulat, dan segala sesuatunya akan konsisten dan masuk akal. Hanya saja kami tidak yakin mereka akan melakukannya. “Jurnal Ilmiah” ini mungkin bukan yang terakhir. Sepertinya kita akan menemui atraksi-atraksi lainnya yang serupa di masa yang akan datang.

Perhitungan Jarak Matahari Model Bumi Bulat

Kami tak dapat mendapatkan angka sesuai rumus yang mereka berikan. Untuk itu kami menggunakan perhitungan versi kami sebagai berikut:

Kami mendapatkan hasil perhitungan jarak Matahari versi Bumi bulat sebagai berikut:

  • Rata-rata 43568.04941 km
  • Standard deviasi: 242184.4648 km

Terlepas dari segala macam perhitungan mereka dan apa kesimpulan mereka, dari hasil yang didapatkan ini sudah bisa bahwa percobaan ini tak dapat mengukur jarak Matahari. Pengukuran yang dilakukan tidak memiliki presisi dan resolusi yang cukup.

Sinar Crepuscular

Setelah repot-repot melakukan segala macam perhitungan, kesimpulan disandarkan pada sebuah gambar. Gambar di akhir “Jurnal Ilmiah” adalah sinar crepuscular. Sinar-sinar tersebut terlihat memiliki sudut, namun pada kenyatannya praktis sejajar. Terlihat tidak sejajar hanya karena ilusi perspektif.

Hal ini sudah pernah kami bahas sebelumnya:

Sedangkan mengenai kesejajaran sinar Matahari, hal ini juga pernah kami bahas:

Kesimpulan

Tidak banyak yang dapat kami simpulkan selain bahwa data-data yang mereka miliki konsisten dengan model Bumi bulat, dan tidak konsisten dengan model Bumi datar; terlepas dari apa kesimpulan mereka.

Data mentah dan perhitungan.

Analisis Lainnya