Transit Bulan Yang Diambil Kamera EPIC di Satelit DSCOVR

Featured Video Play Icon

DSCOVR adalah wahana antariksa yang berada di titik Lagrangian L1 di antara Bumi dan Matahari. Wahana ini membawa kamera EPIC yang terus menerus mengambil citra Bumi dalam 10 panjang gelombang, mulai dari 317 nm sampai 780 nm secara bergiliran.

Kaum Bumi datar keliru menggunakan warna di pinggiran citra Bulan sebagai bukti bahwa foto EPIC tersebut palsu. Faktanya, foto yang diambil EPIC adalah gabungan dari tiga foto berwarna hijau, merah, dan biru, yang diambil secara berurutan dalam rentang waktu satu menit. Dalam waktu satu menit tersebut, Bulan sudah sedikit bergeser, akibatnya citra Bulan tidak lagi selaras pada ketiga foto tersebut. Hal ini yang menyebabkan ketidaksempurnaan setelah ketiga komponen warna digabungkan ke dalam satu foto.

Untuk contoh di ilustrasi, kami menggunakan berkas raw dalam format HDF5 epic_1a_20150716213604_03.h5 dari NASA. Dalam berkas tersebut terdapat tiga komponen warna, yaitu panjang gelombang 551 nm (warna hijau), 680 nm (warna merah), dan 443 nm (warna biru). Masing-masing komponen memiliki metadata yang memberi berbagai informasi, termasuk waktu pengambilan citra tersebut. Dari data ini diketahui bahwa ketiga gambar diambil dalam rentang waktu 27 detik. Jadi ada selisih waktu 54 detik antara pengambilan gambar yang pertama (warna hijau), dan yang terakhir (warna biru).

Karena posisi Bulan sudah bergeser dalam waktu 54 detik tersebut, maka Bulan tidak berada di tempat yang sama saat diambil dalam masing-masing warna tersebut. Dan ketika ketiga warna digabungkan menjadi citra full color, akan terjadi color fringing pada bagian foto yang menampilkan Bulan.

Proses

NASA menyediakan data raw dari EPIC dalam format HDF5. Data ini tersedia dalam dua level, Level 1a adalah data mentah yang belum diproses sama sekali, dan level 1b adalah data yang sudah dirapihkan, termasuk meluruskan dan masking. Saat Bulan melintasi Bumi, hanya data level 1a yang tersedia karena algoritma otomatis yang dilakukan NASA tak dapat melakukan penyelarasan (aligning) fenomena tersebut terjadi.

Kami menggunakan epic_1a_20150716213604_03.h5 untuk ilustrasi ini. Untuk mengkonversi data menjadi data citra, dilakukan dengan script Python. Untuk penyelarasan (aligning) dilakukan dengan Hugin. Dan untuk penggabungan, dilakukan dengan Gimp.

Referensi