FotoForensics & Error Level Analysis (ELA)

Situs analisis foto seperti FotoForensics.com menggunakan Error Level Analysis (ELA) untuk mendeteksi perbedaan error pada seluruh bagian foto yang disimpan dengan kompresi lossy seperti JPEG. Algoritma ELA mempermudah kita untuk mengetahui apakah sebuah foto adalah hasil manipulasi. Dari hasil analisis ELA, daerah dan tepian yang mirip pada gambar aslinya akan terlihat mirip pula. Jika tidak, ada kemungkinan foto tersebut hasil modifikasi.

Kaum Bumi datar sering menggunakan ELA sebagai ‘bukti’ sebuah foto itu palsu. Hal tersebut terjadi karena mereka tak memahami bagaimana cara ELA bekerja. Umumnya mereka mengira foto asli akan memiliki ELA yang seragam. Dengan ‘logika’ yang sama yang mereka gunakan, maka semua foto bisa kita simpulkan ‘palsu’.

Jika sebuah gambar disimpan dalam format JPEG, maka akan terjadi penurunan kualitas. ELA mendeteksi error yang terjadi akibat penurunan kualitas tersebut. Jika sebuah gambar JPEG ditempelkan ke gambar JPEG lain, kemudian disimpan sebagai JPEG, maka akan terjadi perbedaan tingkat kompresi yang terjadi. Hal ini adalah yang dideteksi oleh algoritma ELA.

Pada analisis ELA, daerah perbatasan seharusnya memiliki kemiripan. Perbatasan dengan kontras tinggi harusnya terlihat mirip dengan perbatasan dengan kontras rendah. Tekstur yang sama seharusnya memiliki hasil ELA yang mirip. Dan pada deerah dengan warna yang sama, seharusnya memiliki hasil ELA yang mirip.

ELA hanyalah sebuah alat. ELA tidak memberi tahu apakah sebuah foto hasil manipulasi. Untuk menyimpulkan apakah sebuah foto adalah hasil modifikasi diperlukan pengetahuan untuk menggunakan alat tersebut. ELA juga hanya mendeteksi tingkat error pada kompresi JPEG, dan tidak dapat mendeteksi jika seluruh proses tidak melibatkan penyimpanan ke format JPEG.

Topik forensik citra digital adalah topik yang rumit, dan tak sesederhana yang dibayangkan oleh kaum Bumi datar.

Referensi