Asumsi Di Atas Asumsi: Rangkaian Ad-hoc Hypothesis Pada Model Bumi Datar

Model Bumi datar bisa bertahan di benak penganutnya bukanlah karena terbukti kebenarannya; melainkan karena semua kejanggalan-kejanggalan yang ditemukan ditambal dengan cara menciptakan asumsi. Dan pada gilirannya, jika ada kejanggalan pada asumsi yang dibuat tadi, akan ditambal pula dengan asumsi yang lain. Dan seterusnya…

Asumsi-asumsi yang dianggap benar dan digunakan demi menyelamatkan sebuah teori dari kehancuran tersebut dinamakan ad-hoc hypothesis.

Rangkaian-rangkaian asumsi tersebut akan terus memanjang sampai bermuara ke sebuah asumsi, atau ad-hoc hypothesis yang tidak falsifiable.

Falsifiability adalah bisa atau tidaknya sebuah asumsi dibuktikan salah, dan merupakan salah satu kriteria untuk menentukan apakah sesuatu hal masuk ke ranah sains atau bukan. Jika sesuatu hal tidak falsifiable, atau tidak dapat dibuktikan benar atau salahnya, maka itu bukan sains.

Biasanya rangkaian asumsi tersebut akan berakhir pada hal-hal seperti teori konspirasi, dalil agama, atau pembuktian yang jelas salah, namun dimanipulasi sehingga terlihat benar di mata mereka. Semuanya adalah hal-hal yang tidak falsifiable, dan dengan demikian sudah di luar lingkup sains. Hal ini tentunya juga menjadikan paham Bumi datar tak dapat dianggap sains.

Ad-hoc Hypothesis belum tentu salah

Sebuah ad-hoc hypothesis belum tentu salah. Dulu Einstein menciptakan konstanta kosmologi untuk dimasukkan ke dalam Teori Relativitas Umum. Ini hanyalah perubahan kecil, namun menjadikan seluruh hal pada teori tersebut menjadi konsisten. Puluhan tahun kemudian baru diketahui bahwa konstanta tersebut berhubungan dengan teori energi gelap.

Masalah pada model Bumi datar bukanlah pada penggunaan ad-hoc hypothesis, melainkan karena ad-hoc hypothesis diciptakan secara berulang setiap kali ditemukan kejanggalan, dan pada umumnya sama sekali tak ada usaha untuk mencoba membuktikannya. Ketimbang melakukan pembuktian, mereka akan dengan senang hati menciptakan ad-hoc hypothesis baru apabila diperlukan.

Jika model Bumi datar memiliki ad-hoc hypothesis yang sedemikian banyaknya, barangkali yang salah memang modelnya. Model lain —model Bumi Bulat— dapat menjelaskan semua hal yang berulang kali gagal dijelaskan oleh model Bumi datar tanpa perlu menciptakan rangkaian ad-hoc hypothesis.

Ironisnya, oknum-oknum pencetus Bumi datar menggunakan istilah “asumsi di atas asumsi” untuk mendeskripsikan model Bumi bulat. Padahal hal tersebut adalah pernyataan yang sangat tepat digunakan untuk menjelaskan model Bumi datar, dan hal-hal yang mereka lakukan demi menyelamatkan teori ini dari kehancuran.

Referensi