Siklus Saros dan Deret Saros

Featured Video Play Icon

Saros adalah siklus 18 tahun, 11 hari dan 8 jam antara beberapa gerhana. Gerhana bersiklus sama dikelompokkan ke dalam sebuah deret Saros yang diberi nomor untuk mengidentifikasikannya.

Kaum Bumi datar mengklaim penggunaan istilah Saros yang berasal dari peradaban Babilonia merupakan “bukti” bahwa gerhana diprediksi menggunakan teknologi kuno jaman Babilonia. Faktanya, siklus Saros saat ini digunakan untuk mengelompokkan gerhana yang mirip. Contohnya, gerhana 26 Desember 2019 adalah anggota ke-46 Saros Matahari 132 dari total 71 gerhana.

Istilah Saros pertama kali digunakan untuk keperluan gerhana oleh Edmond Halley pada tahun 1691. Bangsa Babilonia tak pernah menggunakan istilah Saros untuk urusan gerhana. Sedangkan sistem penomoran deret Saros dibuat oleh G. van den Bergh pada tahun 1955.

Sebuah Deret Saros saling tumpang tindih dengan Deret Saros lainnya. Dalam satu tahun dapat terjadi dua sampai lima kali gerhana Matahari, yang berasal dari Deret Saros yang berbeda. Dalam suatu saat, ada sekitar 40 Deret Saros yang masih berjalan. Setelah sebuah Deret Saros berakhir, akan dimulai sebuah Deret Saros baru untuk menggantikannya.

Prediksi waktu terjadinya gerhana dapat dilakukan secara kasar melalui siklus tersebut. Namun saat ini kita dapat memprediksi waktu dan lokasi terjadinya gerhana dengan tepat. Bahkan kontur Bulan pun diperhitungkan untuk memprediksi gerhana. Fenomena yang dapat diamati saat gerhana seperti Baily’s Bead dan Corona pun dapat diprediksi bentuknya. Hal ini tak dapat diprediksi hanya dari siklusnya saja.

Menggunakan siklus Saros untuk menggolongkan gerhana sebenarnya tak jauh berbeda dengan misalnya bagaimana kita memberi nomor pada tahun. Artikel ini ditulis pada tahun 2021, beberapa hari setelah terjadi gerhana Bulan Saros 121 yang ke-56.

Referensi