Mengamati Satelit

Kita dapat mengamati satelit dengan mata telanjang dan akan terlihat seperti bintang yang bergerak cepat. Syaratnya: satelitnya cukup besar dan/atau cukup dekat, langit cukup gelap, dan satelitnya diterangi sinar Matahari. Karena itu, waktu terbaik untuk mengamati satelit adalah beberapa jam sebelum Matahari terbit atau beberapa jam setelah Matahari terbenam.

Kaum Bumi datar mengklaim tak mungkin melihat satelit, membuktikan satelit tak ada. Faktanya kita dapat mengamati satelit bahkan dengan mata telanjang. App dan situs web seperti heavens-above.com memberi informasi waktu yang tepat untuk mengamati satelit.

Satelit tak memiliki cahaya sendiri, karena itu hanya dapat terlihat jika disinari sinar Matahari. Masalahnya, saat siang hari, satelit sulit diamati karena langit akan sangat terang. Saat yang tepat untuk mengamati adalah saat Matahari sedikit di bawah horizon, yaitu setelah terbenam dan sebelum terbit. Pada saat itu satelit mendapat sinar Matahari, tetapi langit cukup gelap untuk dapat mengamati satelit.

Rata-rata satelit berukuran jauh lebih kecil daripada pesawat terbang. Satelit umumnya berukuran tak lebih besar daripada minibus. Sedangkan ketinggiannya berlipat-lipat kali lebih jauh daripada pesawat. Semakin dekat dan semakin besar, satelit akan lebih mudah dilihat. Satelit akan terlihat seperti bintang yang bergerak cepat.

Ada kaum Bumi datar yang memberi syarat satelit harus dapat terlihat jelas seperti pesawat dengan mata telanjang sebelum mereka mengakui keberadaan satelit . Untuk itu kita ambil contoh ISS. ISS  berukuran sebesar lapangan sepakbola, tetapi jaraknya sama dengan jarak Jakarta ke Semarang.  Tentunya tidak realistis objek sebesar lapangan sepakbola dapat terlihat detailnya dengan jelas dari jarak Jakarta-Semarang dengan menggunakan mata telanjang. Dengan mata telanjang, ISS akan terlihat seperti bintik terang yang bergerak di langit.

Referensi