Menara Pengamat Pada Kapal

Kapal layar jaman dahulu dilengkapi dengan menara pengamat yang diletakkan di atas layar. Fungsinya adalah untuk memperjauh jangkauan pandangan yang terbatas akibat kelengkungan Bumi.

Di dek kapal dengan ketinggian 4 meter, awak kapal hanya dapat melihat kapal lain sejauh sekitar 20 km. Sedangkan di menara pengamat yang tingginya 35 m, pengamat dapat melihat kapal yang sama pada jarak 35 km. Pada suasana perang, hal ini bisa berarti menang atau kalah. Kapal yang lebih dahulu mengetahui lokasi lawannya akan lebih diuntungkan.

Lanjutkan membaca “Menara Pengamat Pada Kapal”

Arah Matahari Terbit dan Terbenam

Pada kehidupan sehari-hari, sudah menjadi pengetahuan umum bahwa Matahari terbit di Timur dan tenggelam di Barat. Hal tersebut tak terbantahkan dan telah diverifikasi melalui pengamatan selama berabad-abad.

Tetapi model Bumi datar tak mampu mengakomodasi fakta sederhana tersebut. Dan dengan demikian, tidaklah sulit untuk menyimpulkan bahwa model Bumi datar tak mewakili fakta sesungguhnya.

Mari kita anggap kita sedang berada di Makassar. Saat kita sedang mengamati Matahari terbenam, kita tahu bahwa di belahan dunia yang lain, ada lokasi yang sedang mengalami tengah hari, dan Matahari berada di atas.

Lokasi tersebut adalah Uganda, Afrika. Dengan menggunakan yang mereka klaim sebagai ‘peta Bumi datar’, kita juga tahu Uganda arahnya adalah Barat Laut dari Makassar. Hal ini bertentangan dengan fakta observasi bahwa Matahari terbenam di Barat.

Sama halnya dengan kasus Matahari terbit. Saat Matahari terbit, lokasi yang sedang mengalami tengah hari adalah Kiribati di Lautan Pasifik. Dengan menggunakan yang diklaim sebagai ‘peta Bumi datar’, posisi Kiribati adalah di Timur Laut dari Makassar. Hal ini tidak sesuai kenyataan bahwa Matahari terbit dari Timur, bukan dari Timur Laut.

Tidaklah sulit untuk membuktikan bahwa model Bumi datar tidaklah sesuai dengan fakta-fakta sederhana yang dapat kita ketahui dari observasi sehari-hari.

Referensi

Analisis dari “Gerakan Nasional Menghitung Jarak Matahari”

“Gerakan Nasional Menghitung Jarak Matahari” adalah percobaan dari penganut Bumi datar di berbagai lokasi di dunia dalam rangka menghitung jarak ke Matahari. Berdasarkan analisis kami, dari data dan analisis yang kami kumpulkan, dapat disimpulkan bahwa tak ada keraguan bahwa Bumi bulat. Ini terlepas dari kesimpulan yang mereka kemukakan.

Berikut adalah intisari analisis kami dari beberapa hasil perhitungan gerakan ini yang dapat kami temukan di Internet. Kami akan perbaharui terus pos ini apabila ada perkembangan.

Lanjutkan membaca “Analisis dari “Gerakan Nasional Menghitung Jarak Matahari””

Mencari Jarak Matahari Melalui Pengukuran Panjang Bayangan. Mungkinkah?

Hari Sabtu lalu penganut Bumi datar melakukan pengukuran sudut bayangan untuk mengukur jarak Matahari pada model Bumi datar. Percobaan dengan metoda pengambilan data yang sama telah kami bahas pada tulisan kami Eratosthenes.eu: Menentukan Bentuk Bumi Dari Pengukuran Bayangan Matahari.

Bedanya, kami mengambil data dari situs eratosthenes.eu yang telah mengkoordinasikan percobaan yang sama untuk anak-anak SD-SMP di seluruh dunia sejak tahun 2005. Data yang kami gunakan jauh lebih banyak, lebih tersebar pada lokasi yang berbeda di Bumi, dan dilakukan oleh pihak-pihak yang netral. Jadi, percobaan tersebut bukan hal baru, dan kami bisa klaim data yang kami gunakan jauh lebih representatif.

Yang baru dari penganut Bumi datar adalah bahwa mereka mencoba untuk melakukan pengukuran jarak Matahari pada model Bumi bulat menggunakan data yang sama. Pertanyaannya: mungkinkah mencari jarak ke Matahari melalui pengukuran sudut bayangan di permukaan bumi?

Lanjutkan membaca “Mencari Jarak Matahari Melalui Pengukuran Panjang Bayangan. Mungkinkah?”

Sudut Bayangan Saat Equinox

Saat equinox tanggal 20 Maret atau 22-23 September, Matahari tepat berada di atas khatulistiwa. Jika kamu berada tepat di khatulistiwa, sebuah tongkat yang tegak lurus tidak akan memiliki bayangan saat tengah hari.

Jika kamu berada di tempat lain, sudut yang dibentuk antara tongkat dan arah sinar Matahari (lihat infografis), akan sama dengan derajat lintang posisimu.

Hal ini bisa terjadi karena Bumi bentuknya bulat, dan Matahari letaknya sangat jauh.

Lanjutkan membaca “Sudut Bayangan Saat Equinox”

Eratosthenes.eu: Menentukan Bentuk Bumi Dari Pengukuran Bayangan Matahari

Tahun 205 sebelum Masehi, Eratosthenes menghitung keliling Bumi dengan cara menghitung sudut Matahari melalui bayangan sebuah tongkat. Tahun 2005 sesudah Masehi, situs eratosthenes.eu dibuat, tujuannya agar percobaan Eratosthenes dapat dilakukan kembali oleh adik-adik siswa dan siswi SD-SMP di seluruh dunia untuk keperluan pendidikan.

Jika pada tahun 205 sebelum Masehi, Eratosthenes perlu melakukan perjalanan jarak jauh dari Alexandria ke Syene, maka siswa-siswi di seluruh dunia saat ini tidak perlu melakukannya. Melalui situs eratosthenes.eu, dua sekolah di tempat yang berbeda akan dipasangkan. Sekolah tersebut akan mendapatkan data sekolah pasangannya untuk keperluan perhitungan, demikian pula sebaliknya.

Lanjutkan membaca “Eratosthenes.eu: Menentukan Bentuk Bumi Dari Pengukuran Bayangan Matahari”

Jaringan Wi-Fi Jarak Jauh dan Kelengkungan Bumi

Salah satu cara kita menikmati akses Internet adalah dengan menggunakan WiFi, biasa melalui access point yang hanya ada pada lokasi tertentu. Dengan antena khusus, sinyal WiFi dapat ditransmisikan dalam jarak yang sangat jauh, bahkan sampai ratusan km.

Lanjutkan membaca “Jaringan Wi-Fi Jarak Jauh dan Kelengkungan Bumi”

Sextant: Menentukan Lokasi Dari Posisi Benda Langit

Sebelum ada penunjuk lokasi elektronik seperti GPS, pelaut dan penjelajah menggunakan alat yang dinamakan ‘sextant’ untuk mengukur sudut benda langit. Dari data tersebut kemudian dapat ditentukan lokasi pengamat di Bumi pada saat itu.

Ini dapat terjadi hanya karena Bumi Bentuknya Bulat.

Lanjutkan membaca “Sextant: Menentukan Lokasi Dari Posisi Benda Langit”

Percobaan Eratosthenes: Pembuktian Bumi Bulat

Tahun 205 sebelum Masehi, ahli astronomi Eratosthenes berhasil menghitung diameter bumi dengan cara mengukur panjang bayangan matahari dari sebuah tiang di kota Alexandria. Pengukuran dilakukan saat matahari bisa menerangi sumur yang ada di kota Syene.

2222 tahun setelah percobaan Eratosthenes, penganut flat earth menyanggah percobaan Eratosthenes. Katanya percobaan ini bisa pula diaplikasikan dengan asumsi bumi datar.

Lanjutkan membaca “Percobaan Eratosthenes: Pembuktian Bumi Bulat”

Planet Neptunus dan Hukum Gravitasi

Tidak seperti planet lainnya yang ditemukan melalui observasi, planet Neptunus ditemukan melalui perhitungan matematis yang melibatkan Hukum Gravitasi Newton.

Lanjutkan membaca “Planet Neptunus dan Hukum Gravitasi”

Bintang Utara Polaris

Teori Bumi datar umumnya menggunakan model bintang yang (karena suatu hal yang misterius) menempel pada kubah langit Bumi, yang (karena suatu hal yang misterius) bisa berputar sehingga menyebabkan gerakan bintang di langit. Poros perputaran adalah bintang Polaris, yang tampak tidak bergerak.

Namun tahukah kamu, Polaris tidak dapat dilihat dari selatan khatulistiwa. Lebih dari itu, selatan memiliki poros bintang sendiri.

Lanjutkan membaca “Bintang Utara Polaris”

Gravitasi: Gaya vs Lengkungan Ruang Waktu

Beberapa kali penulis membuat tulisan yang menyebut “gaya gravitasi”, dan tak jarang mendapat tanggapan bahwa “gravitasi bukan gaya”. Kebanyakan tanggapan adalah red herring yang sebenarnya tak ada relevansinya dengan topik yang dibahas, dan hanya bertujuan mencari kejanggalan dari pernyataan saya sekecil apapun itu. Namun ada pula pertanyaan tentang ini yang jujur.

Tulisan ini dibuat untuk menjelaskan masalah tersebut, supaya penulis tidak perlu berulang kali memberi penjelasan.

Lanjutkan membaca “Gravitasi: Gaya vs Lengkungan Ruang Waktu”

Kelengkungan Horizon Pada Video Balon Stratosfer

Video balon stratosfer sering dijadikan ‘barang bukti’ oleh penganut Bumi datar untuk memperlihatkan bahwa ‘Bumi tidak memiliki lengkungan’.

Ironisnya, penulis telah melakukan analisis sederhana pada lebih dari dua lusin video balon stratosfer di YouTube, dan kesimpulannya adalah:  secara objektif ada lengkungan, dan sama sekali tidak sulit untuk mengamatinya, termasuk pada video ‘bukti’ yang disodorkan flatearther.

Lanjutkan membaca “Kelengkungan Horizon Pada Video Balon Stratosfer”

Hipotesis Graviton Yang Menjadi “Masalah”

Salah satu yang menjadi keberatan kaum Bumi datar mengenai Hukum Gravitasi adalah bahwa belum ditemukannya “mediating particle” untuk interaksi gravitasi.

Biasanya mereka akan memperlihatkan tabel empat interaksi dasar, dan menunjukkan bahwa pada kolom “particles mediating” pada interaksi gravitasi disebut bahwa partikel ini belum ditemukan. Yang ada hanya graviton yang masih merupakan hipotesis.

Lanjutkan membaca “Hipotesis Graviton Yang Menjadi “Masalah””

Misi Apollo dan Sabuk Van Allen

Sabuk Van Allen (Van Allen Belt) adalah sabuk radiasi yang mengelilingi Bumi. Bagi penganut Bumi datar, Van Allen Belt adalah ‘bukti’ bahwa manusia tidak pernah dan tidak bisa ke luar angkasa.

Bagi umat manusia yang lain, sabuk Van Allen adalah salah satu tantangan yang bukan tidak mungkin dapat diatasi dengan akal yang kita miliki.
Lanjutkan membaca “Misi Apollo dan Sabuk Van Allen”

“Bumi Bulat”: Permainan Semantik

Bumi itu bulat, tetapi tidak bulat sempurna. Diameter Bumi lebih panjang di khatulistiwa daripada diameter antar kutub. Bentuk ini dinamakan ‘oblate spheroid’. Perbedaan panjang diameter tidak besar, hanya 0,33% saja. Oleh karena itu masih bisa dikatakan sah saja menyebut Bumi berbentuk bulat.

Kaum Bumi bulat sering mempermasalahkan hal ini. Mereka simpulkan “Bumi tidak bisa dibilang bulat” karena fakta ini. Mereka salah. Semua benda yang sehari-hari kita sebut bulat sebenarnya juga tidak bulat sempurna.

Lanjutkan membaca ““Bumi Bulat”: Permainan Semantik”

Balon Udara dan Gaya Gravitasi

Balon udara dapat terbang karena memiliki gaya apung (buoyancy) yang memiliki arah ke atas. Jika gaya apung lebih besar daripada gaya gravitasi (berat), maka balon akan bergerak naik.

Penganut Bumi datar banyak yang tidak mengerti hal ini. Bagi mereka, fakta bahwa balon bisa terbang adalah ‘bukti’ bahwa gravitasi tidak ada, dan benda bisa naik atau turun karena berat jenis. Mereka salah.

Lanjutkan membaca “Balon Udara dan Gaya Gravitasi”

Filosofi CGI

Jika penganut Bumi datar melihat foto yang diambil dari luar angkasa, maka bisa dipastikan banyak yang akan menuduh bahwa foto tersebut adalah hasil manipulasi, atau CGI, walaupun sebenarnya mereka sama sekali belum melakukan analisis yang memadai. Hal ini terjadi karena sebagian besar menjadi pengikut Bumi datar karena “meyakini”, dan bukan karena pembuktian objektif, sehingga bukti seperti foto dari luar angkasa perlu untuk diserang bagaimana pun caranya.

Lama kelamaan hal ini dilakukan secara refleks. Istilah sehari-harinya adalah “auto-CGI”.

Lanjutkan membaca “Filosofi CGI”

Ilusi Awan Terlihat Di Belakang Matahari dan Bulan

Kadang kita melihat awan terlihat seperti di belakang Matahari dan Bulan. Tentunya ini adalah ilusi penglihatan, namun tak jarang hal ini dijadikan ‘bukti’ bahwa Matahari atau Bulan letaknya tidak tinggi, dan jauh lebih dekat daripada yang dikatakan oleh sains mainstream.

Lanjutkan membaca “Ilusi Awan Terlihat Di Belakang Matahari dan Bulan”

Arah Berputarnya Badai Tropis

Badai siklon memiliki arah yang berbeda jika terjadi di Utara khatulistiwa dan di Selatan khatulistiwa. Badai siklon yang berada di utara khatulistiwa akan berputar berlawanan arah jarum jam. Sedangkan badai siklon yang terjadi di Selatan khatulistiwa akan berputar searah jarum jam.

Hal ini terjadi karena Efek Coriolis yang disebabkan oleh bentuk Bumi yang bulat dan berputar pada porosnya.

Lanjutkan membaca “Arah Berputarnya Badai Tropis”